Reala : plot twist

4.9K 365 27
                                    


















Semenjak pulang dari rumah sakit satu jam yang lalu Arsha kini berubah menjadi lebih pendiam, saat ditanya kenapa maka dia akan menggelengkan kepalanya, tanda dirinya tidak ingin menjawab.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.26 , Arsha memutuskan untuk pergi ke luar markas, mau kemana? yang pasti Arsha hanya ingin sendirian saja.

Botol kecil itu masih Arsha genggam, apakah dia egois? Dirinya sangat ingin sahabatnya kembali, tapi disaat yang bersamaan dirinya juga ingin Samuel selamat dan kembali berkumpul dengan keluarganya.

"Manusia emang egois, gue juga" gumam Arsha dengan tatapan sedih.

Cermin di depannya menampilkan wajah sayu Arsha, matanya memerah dan pipinya selalu basah. Tidak mau peduli lagi Arsha membuka lemari dan mengambil satu setel pakaian, sebenarnya pakaian itu dibeli oleh Kaisar untuknya.

Padahal bisa saja Arsha meminjam milik Daniel atau siapapun.

Arsha pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, membasahi kepalanya yang sedang panas seolah habis terbakar. Acara mandi itu menghabiskan waktu sekitar 20 menit lamanya dengan Arsha yang keluar dalam keadaan lebih baik.

Handuk bertengger di atas kepalanya, diusaknya handuk itu untuk mengeringkan rambut. Tampilan wajahnya memang sedikit lebih baik, tapi hatinya masihlah gusar dengan pilihannya.

Arsha merasa dirinya sudah salah.

"Arrgh! Sialan!"

Dilemparnya handuk yang dia pegang ke sembarang arah dengan disertai umpatan. Rasa frustasi dan tertekan melingkupi perasaannya, Arsha akui jika dirinya tidak sebaik yang orang pikirkan tetapi jika sudah melibatkan kehidupan seseorang, Arsha tidak bisa seenaknya.

Tok! Tok!

"Arsha?!"

Ah!! Selena! Tidak bisakah mereka meninggalkan Arsha sendirian, dia benar-benar ingin sendiri saja saat ini.

Tanpa permisi, Selena masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Dia memungut handuk yang berada di dekat kakinya, tersenyum pada Arsha yang masih enggan melirik ke arahnya.

"Arsha. Kakak gak tau apa masalahnya, tapi kalau kamu mau cerita silahkan. Kakak selalu siap dengerin kamu" ujar Selena yang beranjak menuju rak berisikan banyak handuk bersih, dia mengambil handuk baru dari salah satu rak.

Arsha berdecih mendengar ucapan Selena, Kakak apanya?!

"Gue cuma mau sendiri!" Ucap Arsha dengan ketusnya.

Selena berjalan mendekati Arsha dan duduk di sampingnya, membantu mengeringkan rambut Arsha yang masih setengah basah. Sesekali Selena mengambil kesempatan untuk mengelus kepala Arsha sama seperti yang Abang-abangnya lakukan, kenapa Arsha nya menjadi sedih seperti ini?

"Tentang apa? Masalah kamu tentang apa Arsha?"

Arsha diam, enggan memberi jawaban. Namun, hal itu tidak membuat Selena menyerah untuk terus bertanya.

"Kalau aja kamu mau membagi sedikit aja dari masalah itu, mungkin Kakak bisa bantu. Jangan terlalu takut menceritakan sesuatu Arsha, kamu bisa percaya sama Kakak" ujar Selena.

Arsha mendelik sinis, dirinya menoleh ke arah Selena yang kini sedang menatapnya.

"Percaya? Dengan lo? Cih! Bisa-bisa gue mati muda karena ngelakuin hal bodoh itu" ucap Arsha dengan kalimat sarkasmenya.

"Why you can't bealive me Arsha?" Tanya Selena.

"Karena lo abu-abu, gue gak ngerti lo itu jahat atau baik. Atau malah keduanya, gimana gue bisa percaya dengan lo?"

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang