Reala : drama

15.9K 1.4K 29
                                    




Terhitung sudah hampir 6 jam lamanya Arsha menutup mata, dan saat dia membuka matanya hal pertama yang Arsha lihat adalah Frans yang tertidur di samping ranjangnya.

Dan juga Selena yang tertidur pulas di sofa, terlihat gadis itu agak kedinginan.

Arsha diam saja meski dia sudah bangun 15 menit yang lalu, Agaknya dia takut gerakan kecil mampu membangunkan Frans.

Jika ditanya bagaimana perasaannya tentang situasi saat ini, jujur saja Arsha bingung. Bukankah mereka tidak peduli padanya? Pada Arshalio. Arsha masih ingat saat dirinya dirawat dulu dan hanya ada Yuno yang menjenguk dan menjaganya.

Sekarang Selena dan Frans? Yang benar saja.

Arsha tidak tahu pasti karakter dari Selena , apakah Selena antagonis atau hanya figuran sepertinya. Setelah keluar dari rumah sakit saat pertama kali berada di dunia ini, Arsha memang berencana untuk menjauhi mereka demi kelangsungan hidup.

Menjauhi Selena yang berpotensi menjadi malaikat mautnya.

Arsha hanya berpatokan pada cerita Yuno yang mengatakan keluarganya selalu menyakitinya saat dia melukai Selena.

Jadi selama hampir 3 Minggu lamanya, Arsha menjauhi mereka. Dan tampaknya hal itu berpengaruh pada alur cerita.

"Kenapa gue gak m*ti aja sih" gumam Arsha pelan.

Pernyataan ngawur itu sontak membangunkan Frans, karena nyatanya Frans tidak tidur melainkan hanya menutup mata saja.

Meski Arsha sudah bangun dari tadi, Frans tidak menyadari itu karena Arsha tidak bergerak sama sekali.

Muka pria itu nampak menggelap dengan aura hitam yang menguat darinya, Arsha menelan ludah saat melihat Frans yang menatapnya intens.

"Bicara apa?"

Jari-jari besar Frans menyentuh rambutnya, menyingkirkan beberapa helai rambut yang hampir mengenai matanya.

Frans menatap datar, tapi pikirannya berkecamuk saat melihat Arsha di depannya. Kapan terakhir kali dia menyentuh putranya? Menyentuh dengan kasih sayang.

Tangan besarnya ini terbiasa digunakan untuk memukul wajah Arsha, perasaan aneh mulai bergejolak di hati pria paruh baya itu. 
Seakan-akan ada suara yang menertawakan dirinya yang begitu simpatik pada putranya sendiri.

Putra yang dulunya selalu dia sakiti.

Arsha melihat wajah datar Frans, dirinya kikuk saat melihat tatapan itu.

Ini beneran Frans atau hantu? Ya Tuhan selametin gue

Frans merasa bersalah saat melihat muka Arsha yang terlihat ketakutan, sebegitu menyeramkan dirinya? Sampai putranya seperti ini.

"Jaga bicaramu Arsha, kau tidak akan m*ti, mengerti?"

Arsha tersenyum simpul saat mendengar itu, tidak percaya rasanya saat Frans mengatakan dia tidak akan mxti.

"Bukankah anda yang selalu meminta agar saya cepat meninggal?"

"Saya ingat anda memintanya beberapa kali. tuan?"

Bagai sambaran petir, kata-kata Arsha menusuk hatinya. Menusuk kedua kakinya saat ini, Frans bahkan merasa otaknya kosong.






"Jangan panggil saya Ayah, dasar pembxnuh! M*ti saja kau!"

" Cepatlah m*ti Arsha"

"M*tilah kau anak sialan"

...







Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang