Arnold menatap marah, bisa-bisanya cucunya ini menyentuh alkohol padahal usianya belum cukup dewasa.
"Arsha minta maaf Opa" Sesal Arsha menciut di depan Arnold.
Dirinya sudah seperti maling yang tertangkap basah, bahkan tatapan Arnold seperti akan mengulitinya hidup-hidup. Menghela nafas lelah Arnold memijit pangkal hidungnya, "Kamu meminum wine cuma karena penasaran, begitu?"
Arsha mengangguk, "Uhm."
Jawaban dari Arsha malah membuat Arnold pusing sejadinya, tak menyangka cucunya sudah menjadi berandalan kecil.
Frans yang duduk disebelah putranya juga menatap tajam, Hey apa-apaan putranya ini yang dengan polos mengangguk membenarkan pertanyaan Arnold yang begitu nyeleneh, penasaran huh?
"Hmm, hukuman apa yang pantas untuk bocah nakal sepertimu ya?" Tanya Arnold sembari mengusap dagunya, tapi sebuah suara membuatnya tambah pusing lagi.
"Hey biarkan saja dia, apa salahnya mencicipi wine diusia dini? Baby hanya penasaran saja kan.."
Shit! Siapa yang berani mengatakan hal seperti itu?!
Melirik dengan kesal, Frans mengeraskan rahangnya "Ibu, dia masih anak-anak mana bisa Ibu mengatakan hal seperti itu, jangan membela Arsha!" Kesal Frans.
Mistia Atraja, merupakan istri Arnold alias Ibu dari Frans. Di belakang wanita itu ada Selena dan juga Aslan yang membantu membawa beberapa paper bag yang berisi belanjaan Mistia katanya itu adalah oleh-oleh untuk cucunya.
Mendengus kesal, Frans memalingkan wajah saat melihat Ibunya yang tidak memberikan respon.
"Aghh! anjing!"
Mereka sontak menoleh karena mendengar Arsha mengumpat, sebenarnya Arsha hanya terkejut karena tiba-tiba di dudukkan ke atas pangkuan Aslan.
Arsha menutup mulutnya dengan cepat "M-maaf", ucapnya dengan menundukkan kepala.
Aslan tertawa kecil lalu mencium pipi Arsha yang agak panas, " It's okay... "
Sepasang tangan besar melingkar di pinggang Arsha seolah-olah menguncinya di tempat, bahkan Arsha bisa merasakan hembusan napas Aslan di tengkuknya.
Posisi ini terlalu intim apalagi mereka tengah berada di depan Kakek dan Nenek dari Arshalio, rasanya Arsha ingin menenggelamkan diri di lautan karena saking malunya Arsha bergerak mencoba untuk melepaskan diri.
Arnold dan Mistia yang tepat berada di depan mereka hanya menonton tanpa terganggu dengan ulah Aslan, mereka sekalian ingin melihat sejauh apa perubahan dari keluarganya Frans untuk Arsha.
Apakah mereka benar-benar berubah dan bersikap baik pada Arsha?
Dan sepertinya mereka sudah mendapat jawabannya, bahkan ini lebih dari yang mereka duga.
"Ughh! don't move Baby..." Bisik Aslan tepat di telinga Arsha.
Seketika Arsha menegang mendengar bisikan Aslan, bukan tanpa alasan tapi karena gerakannya tadi sepertinya Arsha menyenggol sesuatu yang seharusnya tidak dia ganggu.
Dia menyenggol kepemilikan Aslan, omg! Arsha ingin segera menghilang dari bumi saja.
"Cih" Frans berdecak kesal melihat interaksi kedua putranya.
Hal itu disalah artikan oleh Arsha yang mengira bahwa Frans kesal dengan kelakuan mereka yang tidak sopan, Frans sendiri sebenarnya merasa cemburu dengan Aslan.
Bisa-bisanya Aslan menunjukkan kemesraannya dengan Arsha di depannya seperti itu, mau menantang?!
Dia cemburu dengan tindakan Aslan barusan, detak jantungnya bahkan memompa lebih cepat karena kekesalannya. Dengan tatapan tajam dirinya pergi tanpa mengatakan apapun, membuat senyuman terbit di wajah Aslan karena merasa menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reala : Who? | REVISI |
Fantasy|November ini akan ada revisi besar-besaran,cerita di setiap bab-nya akan dirombak baik alur maupun tokohnya | Arsha meninggal dunia di usianya yang ke 18 tahun, namun ia malah hidup kembali dalam sebuah cerita novel. "hah?" Publish : Mei 2023 Endin...