Reala : cemburu?

5K 414 3
                                    









"Ini kamar gue bareng anak-anak lain, pake aja sesuka lo"

Arsha melihat sekelilingnya, kamar bernuansa gelap dengan tema musikus, banyak sekali dekorasi tentang seni musik bahkan poster band terkenal.

Empat kasur yang saling berhadapan tertata rapi, tempatnya sangat mempuni untuk diisi oleh empat orang sekaligus, bahkan jika Arsha menebak kamar ini bisa ditempati sepuluh orang.

Oke itu cukup berlebihan sih.

"Lo anak musik ya?" Tanya Arsha refleks.

"Ngga lah gue anak balap, roommate gue anak band semua jadi ni kamar begini dah"

Arsha mengangguk saja.

"Mandi dulu sana"

Daniel melempar sebuah handuk berwarna coklat ke arah Arsha dan ditangkap dengan baik oleh si empu, Arsha mengucapkan terimakasih lalu pergi ke kamar mandi yang ada di pojok belakang kamar.

Lalu Arsha memulai ritual mandinya.

Melepas satu persatu pakaian seragamnya, Arsha melihat dirinya sendiri di depan cermin.

Tubuh Arshalio sangat bagus, Arsha mengakui itu.

Dirabanya luka lebam yang beberapa waktu lalu berwarna merah keunguan, kini mulai memudar meski masih bisa dilihat dengan jelas luka itu belum menghilang.

Mungkin butuh 1 atau 2 minggu lagi untuk lukanya benar-benar memudar.

Arsha tidak mau peduli lagi, dia mulai menyalakan shower tanpa mengatur suhu airnya dan membiarkan dirinya dibasahi oleh air dingin.

Kepalanya sedikit panas.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 15 menit lebih, Arsha keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar.

Dengan ragu-ragu Arsha membuka pintu kamar mandi dan tidak menemukan siapapun, dilihatnya tumpukan baju yang diletakkan di atas kasur dengan sobekan kertas diatasnya.

'punya Bang Kaisar'

Hanya berisi catatan singkat.

Mengendikkan bahu acuh Arsha mulai memakai pakaian itu, kaos hitam dan celana training.

Dan pakaian yang katanya milik Kaisar itu malah kebesaran di tubuhnya, karena memang itu bukan ukuran Arsha.

Tapi masih bisa dipakai olehnya.

"Not good, but not bad"

Krieet!

"Udah selesai?" Tanya Daniel yang baru saja masuk.

Laki-laki itu menarik tangan Arsha untuk dibawa ke meja makan karena sudah waktunya makan malam.

Tak lupa Daniel kembali mengoceh tentang banyak hal yang mungkin tidak sepenuhnya dimengerti oleh Arsha.

"Udah mandi si bocil, sini" Aiden menepuk kursi di sampingnya beberapa kali, meminta Arsha duduk.

Arsha tentu dengan senang hati menerima ajakan Aiden, duduk manis sambil menarik Daniel untuk duduk disampingnya, tersenyum manis ke arah Aiden yang juga menatapnya.

Aiden mengusap rambut Arsha yang masih basah dengan lembut, lagi-lagi dirinya dibuat luluh oleh seorang Arsha.

Mengabaikan tatapan tidak suka dari seseorang, Aiden mulai mengambil beberapa makanan untuk Arsha. Hanya beberapa makanan yang dipesan oleh ketua Amazon, Sangka.

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang