Reala : incident

4.6K 359 11
                                    








Pertandingan sebenarnya baru saja dimulai.

Samuel dan Gibran adalah saudara sepupu, bayangkan saja mereka akan bertarung habis-habisan di arena.

Enam bulan lalu mereka juga sempat bertanding, dan keduanya mengalami cedera yang cukup parah. Gibran berhasil mematahkan lengan kiri Samuel dan begitupun dengan Samuel yang berhasil mematahkan kaki kiri Gibran.

Mungkin mereka akan kembali mematahkan beberapa bagian tubuh lawannya.

"How are you Bro?" Tanya Gibran yang sedang menepuk lengan kiri Samuel.

Samuel bersmirk dan memperhatikan penampilan Gibran dari atas sampai bawah, "Seperti yang lo liat sekarang, gue jauh lebih baik untuk ngelawan lo"

"Wow santai Sam, gue mungkin bisa patahin kedua tangan lo"

"Cih! Coba aja, memangnya lo udah seberapa kuat buat ngalahin gue hah?"

"Kenapa? Lo takut?" Gibran mengangkat dagunya dengan angkuh, menatap wajah Samuel dengan remeh.

"Gue gak pernah takut, bahkan untuk pecundang seperti lo Gibran Alfares"

Gibran tertawa cukup keras, dia menutupi sebagian wajahnya dengan telapak tangan. "Hahaha! Gue pecundang? Gak salah lo?!"

"Bukannya itu elo Samuel Bagaskara"

Samuel menatap dengan remeh "Tentu bukan, gue selalu jadi pemenang"

"Hahhh brengsek, kita buktiin aja sekarang gue atau lo yang pecundang disni" ucapnya dengan suara dingin.

Jari telunjuknya menekan-nekan dada Samuel dengan emosi, memperingatkannya untuk tidak bermain-main dengan seorang Gibran.

Samuel dengan cepat menghempas tangan Gibran, dan menepuk-nepuk jaketnya seolah dirinya telah disentuh oleh sesuatu yang menjijikkan.

"Siap-siap buat masuk rumah sakit lagi Gibran"

"Lo juga Sam, hati-hati" ucap Gibran dengan senyumnya.

Mereka berdua berjabat tangan dan mulai mengambil jarak, menunggu aba-aba untuk memulai pertandingan.

Keduanya sama-sama merenggangkan ototnya dan saling melempar tatapan membunuh.

"Mereka saudara?" Tanya Arsha pada Kaisar.

"Ya"

"Kenapa berantem?"

"Mereka memilih untuk melakukan itu"

Arsha yang mendengar itu dibuat tidak habis pikir lagi dengan orang-orang ini.

"Aneh" gumamnya.

Ting!

Bunyi lonceng menggema nyaring, mampu membuat siapa saja berdebar kencang karena saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga.

Pertandingan dimulai dengan Samuel yang lebih dahulu melayangkan tendangan bebas, namun Gibran dengan gesit menghindar bahkan langsung membalas dengan menendang Samuel di bagian perutnya.

Samuel yang mendapat serangan itu dibuat mundur beberapa langkah, dia memegang perutnya yang terasa nyeri dan menepuk-nepuknya.

Gibran tersenyum senang karena berhasil menyerang Samuel.

"Cih! Baru dimulai lo udah kesakitan gitu, mending nyerah aja!"

Samuel berdecih mendengar ucapan Gibran, "BACOT!"

Dan Samuel dengan gerakan cepat melayangkan tinju disusul dengan tendangan samping yang berhasil membuat Gibran terluka.

Tidak mau bertele-tele lagi, Samuel terus menghajar Gibran dengan pukulan-pukulan keras. Gibran tentu tidak mau tinggal diam, balas memukul Samuel dengan tinjunya yang juga sangat keras.

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang