Reala : Cil

11.8K 1.1K 17
                                    








Arsha ingin beranjak pergi, saat atensinya menemukan manusia lain yang muncul dari arah pintu masuk mansion.

Mereka adalah teman-teman Kaisar yang beberapa waktu lalu menjenguk saat dia di rumah sakit. Namun sebuah lengan melingkar di perutnya, membawanya kembali duduk di pangkuan Kaisar.

Arsha mendengus sebal "Gue mau ke atas, lepas"

Kaisar tidak mendengarkan ucapan Arsha barusan, dia melingkarkan lagi sebelah tangannya. Mengunci Arsha dengan kedua tangan besarnya.

"Lepasin! Lepas gak!" Arsha memberontak kecil, tubuhnya belum benar-benar bertenanga setelah sadar dari pingsannya .

Melirik Kaisar dengan tatapan nyalang, namun hanya dibalas dengan tatapan datar.

Arsha mendumel kesal saat Kaisar tidak juga melepaskannya, oh! Ayolah dirinya hanya ingin menghindari teman-teman Kaisar yang 11 12 dengan laki-laki yang menjabat sebagai anak ketiga seorang Frans Atraja, siapa lagi kalau bukan Kaisar sendiri.

Dingin dan irit bicara, wajah tampan mereka selalu dibaluti dengan ekspresi datar. Sekalinya ada yang tidak terlalu kaku, malah adanya yang seperti Aiden si cerewet.

Arsha melirik Kaisar yang berada di belakang tubuhnya, wajahnya masih datar seperti triplek, benar-benar menyia-nyiakan visual yang dibuat penulis. Makanya manusia jenis Kaisar ini sulit mendapat jodoh, itu sih yang Arsha pikirkan.

Tidak tahu saja si Arsha kalau banyak gadis yang mengantri untuk jadi pendamping Kaisar, ya Kaisar nya aja yang gak tertarik.

"Yow! Bro!" Dimas mengangkat tangannya, memberi salam kepada Kaisar dengan gaya yang keren.

Teman-temannya yang lain langsung duduk setelah menyapa Kaisar si pemilik rumah.

"Gue gak disapa gitu!"

Arsha tidak terima, mereka tidak menyapa atau meliriknya sedikitpun, seakan dirinya manusia tidak terlihat.

Wajahnya tertekuk kesal namun terlihat menggemaskan.

Tidak tahu saja dirinya kalau anggota Amazon saat ini sedang menahan diri agar tidak membawa kabur Arsha. Mereka masih menahan, Karena ada tatapan mengerikan di belakang tubuh Arsha yang lebih kecil dari Kaisar.

Ya, Kaisar menatap mereka seakan-akan mengatakan "Sentuh dia? Habis kalian".

Mereka tentu masih sadar kalau nyawa itu cuma satu.

"Ekhm!"

Zeo berdehem kecil agar suasana tidak terlalu canggung, "Arsha dah baikan?"

Arsha yang ditanyai mengangguk sebagai jawaban, Teman-temannya yang lain seakan memuji Zeo karena berani mengajak bicara anak itu meski ada pawangnya yang mengeluarkan aura tidak bersahabat.

"Kalian mau minum apa?" Tanya Arsha polos.

"biar bibi yang buat" sambungnya lagi.

"Emmm terserah deh, air putih juga gak apa-apa"

Arsha mengangguk mengerti "Bibi!! Yuhuu!!" Teriak Arsha yang masih berada di pangkuan Kaisar.

"Jangan teriak baby" Bisik Kaisar tepat di telinga Arsha.

Rasa geli menyebar ke seluruh tubuhnya, Arsha hanya mengangguk.

"Bibi tolong buatin minuman apa aja, buat mereka"

Maid itu tersenyum"baik, Lalu Tuan muda Arsha ingin minuman apa?"

Dengan polosnya Arsha menjawab "Bir ada?".

"Arsha!"

Kaisar menggeram kesal, "Buatkan dia susu", setelah mendengar permintaan Kaisar Maid itupun pergi untuk membuat pesanan anak-anak muda itu.

"Sepertinya kau harus dihukum, hmm?" Lagi-lagi Kaisar berbisik dengan suara rendah di telinga Arsha, membuat Arsha merasakan geli.

Menutup wajah itu dengan satu tangannya yang tidak dipasang jarum infus, jari-jarinya menutup wajah Kaisar meski tidak sepenuhnya "Geli tau".

Kaiser hanya terkekeh kecil, meski dirinya sempat terkejut dengan permintaan Arsha pada Maid barusan. Apakah Arsha terlalu bebas di luar sana, sehingga bisa mengenal minuman beralkohol itu.

Atau, apakah mereka yang sedari awal tidak memperhatikan Arsha, mencampakkannya tanpa pengawasan orang dewasa.

"Duh! Dunia serasa milik berdua" celetuk seseorang dari arah pintu mansion, disana ada si cerewet Aiden dan Sangka yang baru datang.

"Cil cil kok bisa pingsan sih, gue panik tau" ucap Aiden yang berbicara dan langsung duduk di samping Arsha dan Kaisar.

Aiden ini punya mental paling kuat buat berhadapan sama manusia jenis Kaisar, soalnya dia rada gak peduli dan gak nyadar situasi.

"Gak tau lah" ketus Arsha.

"Buset dah, galak amat"










.

.

.










"Cil"

"Cil!"

"Oi cil"

Arsha mendelik tidak suka ke arah Aiden. sejak kedatangannya tadi, Aiden selalu memanggilnya cil.

"Nama gue Arsha ya bego"

Aiden melotot saat bocah di depannya mengatainya dengan santai "Wah gue laporin ke Kaisar ah~"

"Huh! Laporin aja, gak takut. Wlee~" dengan gerakan cepat, Arsha berlari ke ruang keluarga yang sekarang sudah kosong, dia akan menonton televisi sepuasnya.

Geng Amazon berpindah ke taman belakang yang lebih luas, karena ada banyak orang yang berdatangan membuat ruang keluarga yang sangat luas itu tidak muat untuk mereka semua.

Para Maid dan Bodyguard yang melihat Arsha berlarian dengan menarik tiang infus di tangannya, mereka ketar-ketir karena takut Arsha terjatuh.

Sementara itu seorang pemuda yang tengah di khawatiran itu malah berlarian dengan kencang sembari tertawa-tawa saat Maid atau Bodyguard yang hendak menangkapnya meleset.

Aiden yang berjalan dari arah dapur dan ingin menuju ke taman belakang, dibuat terkejut karena Arsha yang seperti menikmati keadaan saat ini.

Padahal orang-orang yang ingin menangkapnya terlihat cemas sekali.

"WOI CIL BERENTI!" Aiden berteriak keras, namun Arsha tidak berhenti dan malah berlari mundur sembari mengejek Aiden dan yang lainnya.

"ARSHA!"

"YAK! Tangkep dia!" Teriak Aiden lagi, tapi tangannya menunjuk-nunjuk sesuatu.

Saat hendak berbalik badan, Arsha terkejut karena tubuhnya melayang, Tubuhnya di angkat ala karung beras.

"Mulai nakal"

Suara Selena mengalun di telinganya, Arsha hanya cengengesan mendengarnya. Gadis itu mengangkat Arsha dengan enteng, membuat Arsha mengernyit heran.

Seberapa kuat gadis ini?

"Sepertinya kau harus bersama Bang Aslan agar menurut, benar begitu baby?"

Oh no! Jangan biarkan Arsha bersama manusia kutub itu!

"AAAA! NGGAK!"



























Tbc.

cilll








💗

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang