Reala : Baju kuning

15.7K 1.4K 32
                                    




Sama seperti hari-hari sebelumnya setelah Arsha keluar dari rumah sakit, dia selalu menjauhi keluarga Atraja. Terutama Kaisar dan Selena yang seakan menjadi ancaman terbesarnya.

Asrha berada di kamarnya, matanya fokus melihat keluar jendela. Diluar sana ada sebuah taman keluarga, Arga dan Selena berada disana dengan kain berwarna abu-abu yang dijadikan sebagai karpet.

Berbagai macam jenis makanan ringan berada di tengah-tengah Mereka berdua, Arga dan Selena tampak menikmati kebersamaan mereka.

Tertawa, berbincang dan berbagai satu sama lain. Arsha pernah merasakan hal itu, bersama teman. Ah ralat! Sahabat terbaiknya, Jodi dan Tara yang selalu membantunya dalam suka dan duka.

Sahabat yang menerimanya tanpa melihat latar belakang Arsha yang kacau.

Tanpa sadar sebutir air mata luruh melalui pipinya.

Arsha menangis.

Maratapi nasibnya.

Arsha menjauhi jendela kamarnya dan pergi menuju kamar mandi, dia tidak boleh cengeng.

Saat ini dia bukan lagi Arsha, dia Arshalio.

Jika dunia yang dia tempati sekarang tidak adil, maka Arsha akan membuatnya adil. Untuk dirinya sendiri, untuk hidup Arsha dan untuk hidup Arshalio.

Kalau ternyata dirinya juga akan mati setelahnya, tak apa-apa. Toh juga di kehidupan sebelumnya dia sudah mati tertabrak truk.

Arsha tidak takut.

Didepannya ada cermin yang cukup besar, dapat Arsha lihat wajah Arshalio yang memiliki kulit putih pucat, matanya yang besar dengan bulu mata yang lumayan panjang.

Pipinya juga semakin berisi, mungkin karena Arsha makan terlalu banyak. Dan bibir plum yang cukup tebal.

"Ternyata lo tipe cipxkable ya Arshalio"

"Muka lo ganteng Sha, tapi lo pendek"

Arsha puas melihat wajah barunya ini, dia keluar dari kamar mandi tapi Arsha dibuat kaget karena kehadiran Kakak kedua Arshalio, Aslan Atraja.

mau cari masalah apa nih orang

Arsha membiarkan saja Aslan yang duduk di kasurnya, dia gak peduli.

Tanpa menghiraukan atensi Aslan yang sangat tampan, Arsha menuju kearah lemarinya dan memilih baju yang pas untuk dipakai keluar.

Rencananya Arsha akan pergi berkeliling untuk mengenal lingkungan hidupnya yang baru.

Arsha menarik keluar baju berwarna kuning, baginya warna kuning bisa membangkitkan gairah keceriaan. Karena Arsha tadi bersedih galau gelisah merana, dirinya akan memakai baju warna kuning ini.

Dilepasnya langsung baju yang saat ini melekat ditubuhnya, melupakan Aslan yang masih duduk anteng di atas kasur. Mata tajamnya melihat gerak-gerik Arsha, saat anak itu membuka bajunya mata Aslan masih memperhatikan Arsha.

Punggung sempit yang memiliki kulit putih pucat, dan tanda lahir terlihat jelas di punggungnya.

Saat Arsha berbalik badan, matanya bertatapan langsung dengan mata milik Aslan. Arsha mengangkat sebelah alisnya, meniru gaya siswa yang ditemuinya di lift sekolah beberapa hari yang lalu.

Tapi cara itu nampaknya kurang efisien untuk seorang Aslan, karena laki-laki itu cuma diam saja memperhatikan Arsha.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, Arsha berniat pergi. Dia mengambil kunci motor yang tergantung dan bergegas menuju pintu keluar.

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang