Reala : pohon asam

5.5K 470 3
                                    













Semenjak pertemuannya dengan Veronica, Arsha menjadi banyak merenung.

Dia bahkan tidak fokus saat guru menerangkan di depan sana, kalau saja Mahen tidak menyenggol lengannya pastinya Arsha akan dihukum karena tidak memperhatikan.

"Pssst! Arsha" lagi-lagi Mahen menyikut lengan Arsha.

"Hm?"

"Jangan bengong" peringat Mahen entah keberapa kalinya.

Dan Arsha hanya mengangguk.

"Baik anak-anak kalian silahkan buat kelompok 4 orang dan kerjakan paket halaman 107 bagian A" ucap Bu Hanna sembari matanya melihat buku yang berada di tangannya.

"Kalian cari tumbuhan yang ada di gambar itu lalu tulis nama dan manfaatnya, cari minimal 6 jenis. Tanamannya harus yang masih hidup ya"

Brams, siswa yang paling petakilan dikelas mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Bu! Jadi kita kerkomnya di luar kelas dong?"

"Ya betul" jawab Bu Hanna.

Sontak para murid bersorak kegirangan, bahkan ada yang bertepuk tangan dengan heboh.

Mahen juga ikut bertepuk tangan karena senang, sementara Arsha masih hanyut dalam pikirannya sendiri.

"Eits! Tapi kalian gak boleh ribut dan ganggu kelas lainnya, mengerti?"

"Mengerti Bu" kompak para murid.

"Yasudah kalian cari kelompoknya dan kerjakan sama-sama, kalau ada yang bisa selesai hari ini juga ibu akan beri hadiah"

Setelah itu mereka mulai mencari kelompok masing-masing, ada yang sangat rusuh dan ada yang sangat santai.

"Pokoknya kita harus selesai hari ini, biar dapet hadiah"

"Kali ini mesti dapet nilai bagus, bonusnya dapet hadiah ye kaan"

"Yoi! Ayo kita keluar!"

Satu kelompok sudah mulai keluar kelas dengan membawa buku serta pulpen, adapun kelompok lainnya ikut menyusul dengan berlari.

Pastinya mereka adalah golongan murid yang ambisius.

Sementara kelas masih ricuh memilih dan memperebutkan beberapa orang.

"Pliss jangan tarik-tarik gue! Gue gak pinter elah ngapain rebutin gue?!!"

"Tapi kamu ganteng Hao!"

Siswa keturunan China yang bernama Hao itu mencoba untuk melepaskan diri dari dua perempuan bar-bar yang sedang memperebutkan nya.

"Dia sama aku!"

"Aku!"

"Gak! Lepasin iih!"

Mereka terus-menerus menarik Hao ke kanan dan kiri, membuat laki-laki itu jengah.

"Kalo masih tarik-tarik! Gue blokir wasaf kalian!" Ancamnya kemudian.

"Iih jangan dong! Entar aku nelpon kamu gimana?"

"Jangan ya, yaudah nih kita lepas"

"Gitu kek dari tadi" ucap Hao sedikit merenggangkan lengan kanan dan kirinya.

Hao menjauh dari kedua perempuan itu dan melihat-lihat keadaan sekitar, dia menuju ke meja Sindy.

"Woi dah ada kelompok belum?"

Entah dengan siapa Hao berbicara, namun matanya sedang memperhatikan tiga murid yang sangat-sangat tenang.

Mahen lantas bersuara mewakili dua temannya, "udah ada, cuma kurang satu nih"

Reala : Who? | REVISI |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang