23

578 34 3
                                    

Gue menoleh ke belakang gue. Ada seorang cewek, kulitnya coklat gitu dan rambutnya kribo. Wow, hudehek is dis.

Dia ngeliatin gue gitu. Nope, lebih mirip ke pelotot -an ke arah rambut gue(?). Gue pelototin balik aja. Tapi anehnya, dia tetep ngeliatin gue. Mulai risih, yaudah gue sindir aja, "Apa lo liat-liat gue!" Terus langsung gue tinggalin.

Bener-bener ya, mood gue hari ini berubah banget apalagi dengan tambahan kejadian sama kak Goldy tadi. Kamvret.

Gue baris di paling depan karena gue mau adu pelotot-pelototan sama Kak Goldy yang dari tadi masih melototin gue dari balik gerbang besi aula biru.

Namun sayangnya, kontes adu pelototan itu terganggu sama suara cempreng dari sebelah gue. Bodo amat, siapa yang ada di sebelah gue, gue bentak aja, "Lo gandeng banget anjir!"

"Yaudah sih, selow kali bang," jawabnya.

Eh, gue kenal nih kayaknya. Ih inimah suara cemprengnya si Calvin.

"Lo tuh ya, dari dulu apa-apa dianggap enteng mulu!" bentak gue.

"Ehhh, awas-awas, Mar. Ada anjing rabies..." ujar Calvin sambil cekikikan ke arah gue.

Plis ya, jangan bikin gue makin kesel disaat gue udah kesel.

Gue teriakin aja, "sialan lo, Cal!" Lalu gue injak kakinya. Lumayan kenceng sih kalo menurut gue.

"Tai. Sakit banget!" Umpat Calvin lalu mengelus-elus kakinya.

HA. Rasain tuh pelampiasan gue.

Gue ketawa evil dalam hati melihat reaksi Calvin.

Baru beberapa detik gue bahagia tiba-tiba palanya si Goldy itu nongol.

"Baris yang rapih terus masuk ke dalem aula."

Gue dan yang lainnya pun berjalan masuk ke arah aula. Dan kalian tau apa yang ada di dalamnya?
Well, semua orang udah duduk manis sambil ngeliatin sekumpulan anak tengil nan telat. Yep, me.

Dan nggak cuman temen-temn seangkatan gue doang, tapi ada Pak Subroto--guru kesiswaan di sekolahan gue yang terkenal galaknya minta ampun. Oh, no. This is not good.

"Kamu kenapa telat?" Tanya Pak Subroto kepada salah satu anak yang terlambat yang berdiri paling ujung.

"Bangun kesiangan, pak," jawabnya dengan pelan yang dihadiahi dengan anggukan serta pelototan Pak Subroto.

Gak lama kemudian, sampailah si Pak Subroto di depan gue sambil mengeluarkan pertanyaan yang sama, "Kamu kenapa telat?"

"Macet, pak."

Pak Subroto pun berlalu dari hadapan gue.

****

Sebulan kemudian.... (author's P.O.V)

"Na, maen ToD yok!" Ajak Sisca--teman sekelas Anna yang baru.

"Males," jawab Anna sambil masih memfokuskan perhatiannya pada sebuah novel yang dibacanya--berjudul Ayahku (bukan) Pembohong karya milik Tere Liye.

"Ayolah, Na, sekali aja yaaaa," bujuk Sisca sambil menggoyang-goyangkan lengan Anna.

"Males."

Sekali lagi Anna masih memberikan jawaban yang sama kepada Sisca dengan respon yang sama juga.

"Anna ya, cuma gue ajak main ToD aja nggak mau. Ngga asik deh lo," ujar Sisca sambil memanyunkan bibirnya.

Anna lalu menoleh dan menatap Sisca.

"Yaudah, ayo mulai."

Seketika wajah Sisca langsung kegirangan mendengar jawaban dari Anna.

"Oke, mulai yaaaa," jawab Sisca lalu mereka pun memulai permainan ToD yang disingkat dari Truth or Dare atau Jujur Berani/Juber. Kalian tau kan?

Baru memulai permainan dan Anna langsung kalah.

Kan, gue emang gak berbakat maen beginian, udah tau sebenernya gue mah, batin Anna.

"Truth or Dare?" Tanya Sisca langsung.

"Dare."

Lalu mata Sisca berkeliling memandangi sekitarnya. Tiba-tiba matanya berhenti di suatu titik dan muncullah seringaiannya.

"Kenalan sama tuh cowok," ujar Sisca sambil menunjuk seorang anak cowok di kelas seberang. Lebih tepatnya kelas XI IPA-2, which mean itu adalah kelasnya kakak kelas.

Kelas Anna--X IPA-1--memang terletak berdekatan dengan kelas XI IPA-1 sampai XI IPA-3. Apalagi kelas XI IPA-2 yang terletak persis di depan kelas Anna. Ngebingungin banget ya?

Back to story

Anna menatap si cowok itu dengan mata melotot.

Itukan Kemal, batin Anna.

"Nggak mau, yang lain aja dong," pinta Anna kepada Sisca.

"No way."

Anna lalu menghembuskan napasnya lalu berkata, "Oke, tapi nanti aja pas pulang sekolah."

****

"Yes, udah pulang sekolah loh, Na," ujar Sisca sambil menepuk-nepuk pundak Anna.

"Eh anjir anjir, itu tuh si kakak kelas itu. Buruan gih sono kenalan," lanjut Sisca dengan histeris.

"Eh kampret, ini gue bilangnya begimana?" Tanya Anna dengan bingung.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendorong Anna sehingga berdiri tepat di depan si kakak kelas alias Kemal.

"Kak, ada yang mau kenalan nih," teriak Sisca sambil cengar-cengir bersama teman-temannya yang lain.

Kemal pun menoleh lalu menautkan alisnya sambil berkata, "Siapa?"

Serentak semua teman Anna yang ada disitu langsung menunjuk Anna. Sedangkan Anna hanya bisa tersenyum kikuk.

"Ehehe, kak Kemal, kan?"

-----------------------------------------------------

Woho, new update everyone!
Duh, kalian pasti udah mulai bosen ya wkwk maapin ya...

Makasih buat yang udah ngebaca, ngevote dan ngecomment cerita yang super gaje ini.

Oh iya, itu yang di mulmed anggap aja Anna sama Kemal(?) Ya kurang lebih kondisinya seperti itulah hehehehe

Keep giving votes and comments yaap! :)

Kecup basah,
Abandonednutella

The Ugly TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang