Hello!
Thanks for ur votes and comments.
Hope y'all enjoy this chapter as I do! :)----------------------------
Third Person's P.O.V
Anna memasuki kamarnya dan langsung menjatuhkan badannya ke atas Queen Sized Bed-nya.
"Argh," suara Anna terdengar di kamarnya yang tidak begitu luas.
"Les mulu tiap hari. Mentang-mentang udah kelas 9. Padahal UN juga masih lama," keluhnya.
Anna memejamkan matanya sejenak, berusaha menetralkan emosinya karena lelah. Namun, baru beberapa menit ia memejamkan matanya, sudah ada saja yang mengganggunya, yaitu notification chat. Dari Kafka.
Kafka Rajendra: Gimana? Udah dapet jawabannya kan?
Arianna Hestia: Emang sekarang udah waktunya ya?
Iyalah, dodol banget lu. Masa lupa.
Kafka Rajendra: Hahahaha iya dong. Apa nih jawabannya? Bikin penasaran aja deh.
Anjas, gue lupa mikirin jawabannya!
Arianna Hestia: Hmmm....
Kafka Rajendra: Apa? Jangan bikin penasaran kayak gini dong :(
Arianna Hestia: Hmm, emang maunya jawabannya apa?
Kafka Rajendra: Yang pasti diterima ;)
Yaudahlah, it's now or never #ngomongapaini
Arianna Hestia: Situ udah tau, ngapain pake acaranya nanya lagi?
Kafka Rajendra: Jadi diterima nih? :o
Arianna Hestia: Ya, kurang-lebih seperti itulah...
Kafka Rajendra: YES
Arianna Hestia: HA?
Kafka Rajendra: Kamu udah makan? Udah malem loh...
kamu
Arianna Hestia: Belom, aku dipanggil mama disuruh makan sama belajar lagi kayaknya. Dadah
Dan Anna pun mematikan Handphonenya.
******
Anna's P.O.V
Terserah kalian mau bilang gue cabe kek, apa kek. Bodo amat. Lagian pas itu nggak ada yang tau gue jadian sama Matthew. Palingan nambah satu biji kucrit jelek, Oliver. Lagipula dia kakak gue. So, what?
Emang sih, gue sendiri ngerasa nggak enak. Apalagi sama Matthew. Anyway, gue paling nggak suka kalo hubungan gue sama seseorang bocor. Alias kesebar. Yang jelas, tiap kali hal kayak gitu terjadi, pasti tuh orang langsung gua jauhin. Hehe. Aneh? Ya, mungkin.
Omong-omong hubungan, gue jadi inget Kafka. Sekarang kita udah hampir 3 minggu. Cepet, ya? Dan dalam 3 minggu itu, udah banyak kejadian yang terjadi. Mulai dari minggu pertama, gue pergi ke rumah Kafka buat belajar gitar dan ngerjain PR. Bahkan gue sempet ketemu mamanya yang baik dan cantik banget.
Tapi sebenernya, seminggu yang lalu, lebih tepatnya dua minggu setelah gue dan Kafka jadian, gue sempet kesel banget. Tau kenapa? Karena anak kelas lain udah banyak yang tau tentang hubungan gue sama Kafka. Entah kenapa, kesel aja gitu dengernya.
Kafka juga ngerti keadaan gue. Dia malahan minta maaf. Katanya, semua ini salah dia. Dia sendiri yang nyebarin ke salah satu "mantan" sahabatnya-Fio. Fyi, Fio itu terkenal comel banget. Mulut macemnya ember bocor kesana-kesini. Ditambah sikapnya yang sok-kenal-sok-deket. Bukan maksudnya negatif, tapi Kafka udah percaya sama Fio, kalo dia nggak bakal bocor. And now, what? Semua anak di sekolahan tau, bahkan beberapa guru juga mulai tau.
![](https://img.wattpad.com/cover/35053522-288-k988921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly Truth
Novela JuvenilSebenernya, happy ending itu ada beneran gak sih? Apa karma benar - benar nyata? Apa kehidupan yang di novel - novel itu beneran ada? Yang selalu berakhir bahagia tanpa masalah? Yang dapat menjalani hidupnya tanpa beban? Jujur aja, gue belom tau gim...