"Haish, malu-maluin banget sumpah! Najong banget! Najong najong najong!!!" umpat Anna terus menerus.
"Yeh, udeh ah, lagian palingan Kemalnya juga udah lupa. Ngapain sih masih mikirin itu mulu," ujar Sisca menenangkan Anna yang sedari tadi histeris akibat kejadian itu.
***Flashback***
"Duluan ya kak," kata Anna pada Kemal sambal hendak berlari kecil kearah kelasnya.
Tapi, tiba-tiba...
"Eh, tunggu!" Panggil Kemal.
Anna hendak memutar tubuhnya dan segera menoleh ke belakang. Namun sayangnya, saat Anna sedang menoleh...
BRUKK!!!
"Aww," Anna meringis saat ia jatuh karena menginjak tali sepatunya yang terlepas itu.
Kemal sempat tertawa pelan dibuatnya. Walaupun begitu, Kemal tetap berjalan kearah Anna dengan santai lalu berdiri persis di depan Anna sambal memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Tadinya gue mau ngasih tau kalau tali sepatu lo lepas. Eh, lo-nya malah udah keburu jatuh," Kemal lalu sempat mengulang kejadian beberapa detik lalu yang berhasil membuatnya tersenyum menahan tawa.
Anna mendongak sedikit saat ia mendengar suara Kemal. Ia pikir, Kemal datang untuk membantunya berdiri dan ternyata cuman ingin mengejek.
"Muka lo merah, HAHAHA," tawa Kemal terdengar keras. Bahkan mungkin beberapa kelas yang dekat dari lokasi ini dapat mendengarnya. Tanpa pikir panjang, Anna langsung memegang pipinya dan langsung merasakan rasa hangat di tangannya. Bukan, bukan hangat, tetapi panas! Kelakuan Anna membuat Kemal tertawa lagi. Suara tawanya yang kencang itu terdengar sangat renyah di telinga Anna. "Lain kali kalau jalan liat-liat dulu dan gak perlu terburu-buru," lanjut Kemal sedetik setelah tawanya hilang lalu pergi meninggalkan Anna yang masih terduduk di lantai dengan manisnya.
Kampret, gue pikir mau nolongin, umpat Anna.
***Flashback End***
Kejadian pagi itu terus menerus tereka ulang di kepala Anna. Mengingat kejadiannya pun bahkan membuat pipinya menjadi merah tanpa ia sadari.
"Heh, pipi lo merah tuh," kata-kata Sisca langsung menyadarkannya dari alam lamunannya. Sontak Anna menyentuh pipinya (lagi).
"Ih malu banget! Mau ditaro mana muka gua, Sis!" Rengek Anna dengan manja ke Sisca yang duduk di sebelahnya sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Sisca mendengus melihat tingkah temannya ini, "Sono gih, lo ke toilet dulu aja. Berantakan banget tuh rambut, daripada nanti Kak Kemal lewat depan kelas terus gak sengaja ngeliat lo terus dia geli ngeliat rambut lu yang berantakan bak medusa kan," cerocos Sisca panjang-lebar.
Anna bergegas keluar kelas setelah mendapat ijin dari guru yang mengajar. Namun beberapa langkah setelah ia keluar dari kelas, matanya langsung menatap sepasang mata yang sedari tadi tidak dapat dilupankannya.
Yap, Kemal juga baru saja keluar dari kelasnya.
Secara tiba-tiba, kalimat terakhir yang keluar dari mulut Sisca tadi terngiang-ngiang di telinganya. Tanpa sadar, Anna pun menyentuh rambutnya lalu merapihkannya sambil masih menatap Kemal dengan senyuman kikuk.
Apa gue balik ke kelas lagi aja ya? Tapi entar pasti malah dicurigain sama guru, batin Anna.
Anna akhirnya melanjutkan jalannya ke arah toilet. Sepanjang perjalanan ke toilet, ia merasa kalau dibelakangnya ada orang yang berjalan. Apa mungkin orang itu Kemal?
Saat sampai depan toilet ia langsung masuk ke dalamnya untuk bercermin. Yap, itulah yang dilakukannya ketika bingung.
Anna berada di dalam toilet cukup lama dengan hanya menatap bayangannya dari cermin. Ketika ia memutuskan untuk keluar, betapa terkejutnya. Ada seorang laki-laki keluar dari toilet pria, bersamaan dengan Anna. Dan parahnya lagi, laki-laki itu adalah Kemal.
Dalam hati, sebenarnya Anna benar-benar ingin menyapa Kemal tapi entah kenapa ia nggak berani melakukannya. Anna sempat menoleh sekilas saat hendak memasuki kelasnya kembali. Dan saat ia menoleh, dilihatnya Kemal memberi senyuman tipis dan...eh dia cool banget?
****
Anna's P.O.V
"LO YAKIN?!?!?" Teriak Sisca tepat di telinga gue.
"GAK TAU!" bales gue dengan teriak juga. Hampir seisi kelas menoleh ke arah gue dan Sisca sekarang.
"Lo yakin.....suka sama dia?" Tanya Sisca lagi dengan suara yang lebih pelan.
"Gak tau, tapi tiap gue ketemu dia tuh pasti jantung gua gak bisa diem, kenapa ya?"
"Tapi Kemal kan anaknya begitu, Na."
"Begitu gimana?" Tanya gue.
"Ya gitu, dingin dan mungkin kuper? Hehe"
Hmmm. Jujur, gue sendiri juga belom yakin kalo gue suka sama dia.
"Iya sih, tapi mungkin gue sekarang cuma sebatas suka, ya you know lah, sebatas fans gitu sepertinya," lanjut gue sambil menerawang ke luar kelas memandang Kemal yang sedang mengerjakan salah satu tugasnya dengan begitu serius.
"Yaudah, gini deh, gue sering baca tuh ya, katanya naksir orang itu paling lama cuma 4 bulan. Dan kalau dalam kurun waktu 4 bula, lo masih suka sama Kemal, berarti lo jatuh cinta," jelas Sisca panjang lebar.
"Dih, kata siapa."
"Kata psikolog gitu deh, kan suka ada tuh di sosial media, ah masa lo gak tau sih, kudet amat mba," cerocos Sisca.
"Gak percaya deh gue..." kata gue dengan asal dan langsung dibalas dengan toyoran tangan Sisca di jidat gue.
"Lo gak percaya? Oke, gue taruhan, pasti lo itu jatuh cinta sama dia, liat aja 4 bulan lagi."
"Oke, kita liat 4 bulan lagi, siapa takut."
###########################
hohohoho, makasih ya buat yang setia ngikutin cerita ugly truth yang absurd ini.
Makasih buat vote dan commentnyah yaaaa :*
Oh iya, untuk sider (silent reader) please tunjukan wujud kalian yah dengan cara ngecomment atau ngevote hihihiMaaf banget yah, update ugly truth sekarang jadi lama hehe please kalian jangan bosan dan harus sabar yah nungguin update-annya :(
Maaf banget kalau cerita ini gaje dan update nya lama, okayyy?
Segitu dulu yaaaa,
Xoxo,
Abandonednutella
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ugly Truth
Teen FictionSebenernya, happy ending itu ada beneran gak sih? Apa karma benar - benar nyata? Apa kehidupan yang di novel - novel itu beneran ada? Yang selalu berakhir bahagia tanpa masalah? Yang dapat menjalani hidupnya tanpa beban? Jujur aja, gue belom tau gim...