12

891 49 3
                                    


Previously on The Ugly Truth...

Seketika, tawaku pun meledak. Matthew masih sangat kaget untuk mencerna apa yang barusan terjadi pada wajahnya. Dia cuma cengo dilengapi dengan ekspresi super duper triple tololnya.

----------------------------------------------------------------------

Biasakan ngevote dulu ya :)
please, jangan jadi silent readers
Silahkan tinggalkan vomment
happy reading all!

----------------------------------------------------------------------

Anna's P.O.V

Minggu depan udah UKK a.k.a hal yang menentukan lo naik kelas apa engga; dan hal yang sangat amat mengesankannya itu jeng-jeng-jeng-jeng......Gue belom siap sama sekali. Bhak!

Kurang hebat apa lagi kan? Hihihi.

Ya, sebenernya nggak sama sekali juga sih. Tapi gitu deh, intinya gue belom begitu ngerti dengan materi yang akan diujiankan nanti. Kalau lo tanya kenapa, ya jawabannya udah pasti karna pikiran gue terbelah-belah kemana-mana ok. Terbelah kemana? Gua yakin, lo pasti udah tau jawabannya apa kan.

Dan lo pada tau gak sih. Gue. Nanti. Pas. UKK. Sebangku. Sama. Siapa. Oh. My. God. Sama. Matthew Woy! Hahahaha

Gue bisa jamin, kelas bakalan jadi lebih rane seperti biasanya. Kenapa? Karena gue duduk bareng Matthew. Belom lagi, kalau acara contek-mencontek gue dengan Matthew berhasil. HA! What a beautiful day banget dah.

Jujur aja, akhir-akhir ini gue usah jarang mikirin Kafka. Iya sih, beberapa kali masih keinget. Tapi mau nggak mau gue harus nyoba ngelupain dia dan fokus sama UKK kan? Toh, dianya juga udah nggak peduli sama gue. Jadi buat apa gue berharap benyak dari dia.

****

Hari ini merupakan hari pertama UKK. Gue masuk ke dalam kelas yang masih kosong itu. Terlihat beberapa anak seperti Gava-yang memang rajin datang pagi, sudah duduk manis di mejanya masing-masing. Ada yang sedang melanjutkan bobok cantiknya. Ada yang sibuk belajar, entah karena terlalu rajin atau mungkin lupa belajar. Ada yang sibuk main handphone. Ada yang cuman bengong ngeliatin anak-anak lainnya, yaitu....gue.

Gue akhirnya mengeluarkan buku cetak IPS gue dan mulai membacanya ulang.

Nggak lama kemudian Matthew datang dan langsung duduk di sebelah gue.

"WOY, NA! GUA TADI MALEM BELOM BELAJAR ANJIR!" Teriak Matthew yang sukses membuat semua anak yang telah berada di kelas menoleh ke arah kita berdua. Tapi emang gua bingung juga sih. Ngapain Matthew tereak-tereak macem toa gitu padahal gue sendiri ada disebelahnya. Aneh.

"Gandeng, woy!" Teriak Gava dari tempatnya.

"bodo." Kata Matthew mengacuhkannya.

Lima menit

Sepuluh menit

Lima belas menit

Dua puluh menit

Gue dan Matthew malah asik becandaan dari tadi. Padahal Matthew emang belom belajar. Dan informasi aja, Kafka juga udah dateng daritadi. Dia tempat duduknya dua baris tepat di belakang gue.

Walaupun lumayan jauh sih, tapi gue ngerasa kayak daritadi ada yang merhatiin gerak-gerik gue. Tapi ya bodo amat deh.

5 menit lagi bel berbunyi dan gue masih asik ketawa-ketiwi gak jelas thanks to Matthew. Matthew daritadi nggak berenti-berenti ngelawak. Mulai dari bikin ekspresi konyol di mukanya sampe mengatakan berbagai macam lelucon yang sangat lucu.

The Ugly TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang