11

1K 61 0
                                    

Previously on The Ugly Truth...

Anna kini mulai lebih fokus pada pelajaran. Terlebih, sebentar lagi hampir Ujian Kenaikan Kelas. Anna harus fokus pada pelajaran, bukannya malah mikirin soal percintaan anak remaja yang nggak jelas begini.

----------------------------------------------------------------------

Biasakan ngevote dulu ya :)
please, jangan jadi silent readers dan silahkan tinggalkan vomment
happy reading all!

----------------------------------------------------------------------

Anna's P.O.V

Aku udah mulai menjauh sama Kafka. Nope. Ngga cuma Kafka doang, Gaby juga. Kenapa? Bukannya aku benci sama mereka, tapi aku cuma butuh waktu untuk jauh dari mereka sebentar. Biar aku juga cepet ngelupain tentang ini. Itung-itung, konsentrasi sama pelajaran dululah.

Ngga tau kenapa, semenjak aku mulai ngejauhin Kafka dan Gaby, aku makin deket sama Matthew. Makin lama Matthew jadu kayak kakak aku sendiri.

My second brother. Lol.

Gila, enak begete kalo punya kakak cowo dua yak. Hahahaha. Jayus sekalih. Oke lupakan.

Jadi gini, saking kita deket banget, sekarang banyak anak yang ngira kalau aku sama Matthew itu udah pacaran. Itu bener-bener gosip ya, sodara-sodara. Jangan ada yang gampang percaya gosip nggak jelas kayak gitu.

Eh... tapi, keren juga kalau aku jadi pacarnya Matthew kan? Hahahaha numpang eksis dikit bolehlah.

Aduh, mikir apaan sih aku. Kenapa malah jadi bahas pacar Matthew.

Baidewey eniwey ada baswey, Kafka kayaknya bener-bener udah nggak peduli aku deket sama siapa. Dia udah bener-bener punya dunia baru. Dunianya sendiri. Mulai dari jalan bareng Gaby, sampai bikin heboh kelas gara-gara gengnya dia bareng Linvia dan kawan-kawan tercintanya. Hah? Tercinta?....nggak tercinta juga sih, tapi terbenci. Nggak nyambung? Banget. Oh aja sih.

Fyi aja sih ya, hari ini aku bertekad untuk cari perhatian. Khususnya buat Kafka. Ya, kali-kali caper dikit masa ngga boleh.

***

Bel tanda pulang sekolah udah berbunyi. Semua orang yang mendengarnya pasti bersorak-sorai gembira. Termasuk guru-guru. Walaupun guru-guru itu gayanya jaim, tapi jangan salah sangka. Mereka juga seneng loh kalo denger bunyi bel.

Aku dengan terburu-buru keluar dari sekolah. Hari ini, aku capek banget. Mulai dari tugas, ulangan dan sebagai-bagainya.

Tapi, sebelum aku sempat melangkahkan kakiku keluar kelas, tiba-tiba kurasakan sebuah tangan mencengkram pergelangan tangan kiriku. Aku kaget dan langsung menoleh. Kudapati seekor Matthew sambil menatapku dengan cengirannya.

"Apa lo." Jawabku dengan datar.

"Maapin dong, Na. Hehe," kata Matthew dengan muka bersalah.

Oke, jadi gini. Tadi siang, dikasih tau kalau siang ini bakalan ada pertandingan basket antar angkatan. Aku pengen banget nonton. Apalagi salah satu anggota team basket angkatanku Calvin. Kan dia sekelas, jadi banyak anak kelas aku yang jadi suporter.

Sayangnya, aku bingung mau ngajak nonton basket sama siapa. Sedangkan sekarang, aku nggak begitu deket lagi sama Gaby. Kalo aku masih deket, pasti dia langsung seneng banget deh diajak nonton basket.

Akhirnya, aku ngajak Matthew. Tapi baru aja aku ngomong dikit, langsung ditolak mentah-mentah. Jadi ya gini, aku pura-pura ngambek sama dia sekarang.

The Ugly TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang