BAB 15: Ruang Siksa Keserakahan

325 14 0
                                    

Kembali kepada wastu adalah seorang pelayan yang pakaiannya dipenuhi darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali kepada wastu adalah seorang pelayan yang pakaiannya dipenuhi darah. Meski begitu, meski bajunya terlihat kotor karena corak darah beserta pasir, tidak ada sedikit pun luka yang nampak berbekas di tubuh cantiknya.

Dia yang mendatangi wastu dalam keadaan memprihatinkan sontak menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Adapun sosok gadis yang pertama kali menyambut kedatangannya adalah seorang pelayan berambut hitam.

"Lalatina? Bukankah kau seharusnya mendatangi Tanah Suci? Ti-tidak, pakaianmu, dipenuhi darah! Apa yang sebenarnya terjadi? Di mana Nona Renata?"

Gadis pelayan yang barusan tengah menyirami pekarangan mendadak kelimpungan, panik tak terkendali ketika melihat darah sebegitu merah di bawah mentari pagi. Menanggapinya, si pelayan berambut perak hanya menyampaikan satu kalimat pinta.

"Tolong, bawa aku kepada Raja."

_________________________


Seorang gadis dibopong kasar dalam keadaan tangan serta kakinya yang diikat. Segera setelah dirinya sampai di suatu ruangan yang 10 kali lebih pengap dari penjara, gadis itu didudukkan di atas kursi kayu dan ikatannya dibuat bercabang sehingga menyatu dengan kursi rapuh

Baiklah, sekarang adalah saatnya sesi interogasi.

Gadis itu nampak sudah mengetahuinya. Nasib malang yang harus dirinya terima kali ini adalah siksa perih bersama kalimat tanya tanpa henti. Dengan kata lain, sesi interogasi.

Beberapa bawahan bermantel hitam nampak sibuk dengan pekerjaan mereka. Mengangkut orang kedua yang dijaga ketat dalam keadaan terikat. Sayangnya, sebuah lilin sebagai penerangan masih belum cukup bagi Renata untuk bisa memandangi semuanya. Dia pun hanya bisa mengerjapkan matanya dan mencoba mengira-ngira, siapakah sosok kedua yang diikat itu?

Informasi sekilas yang bisa Rena simpulkan dalam sekali lihat, orang kedua yang dibawa masuk ke ruangan ini adalah laki-laki. Rambutnya pirang, menunduk muram, posturnya familier. Laki-laki pirang itu dibawa dalam keadaan telanjang dada dengan banyak luka sayat serta luka bakar menghiasi tubuhnya.

Orang kedua yang malang itu didudukkan tepat di depan Rena, saling berhadapan dengan harapan saling tatap. Membuka matanya meski berat, laki-laki itu melihat ke hadapan dan mendapati fakta mengejutkan tentang nasibnya. Pun dengan Renata yang akhirnya sadar, tentang siapa laki-laki di hadapannya.

"Pangeran?"

"Re-Renata?"

Bibirnya kering, wajahnya penuh dengan lumpur bercampur darah, sementara badannya dipenuhi luka sayat yang begitu menyiksa. Mata laki-laki itu membelalak lebar ketika melihat seseorang di hadapannya. Mendapati istrinya, Renata, dalam keadaan tubuhnya yang dibelenggu ikatan membuat dia marah besar hingga teriakannya menggema.

"KEPARAAAAAAAAAT! AKU TUNDUK KEPADA KALIAN AGAR GADIS INI BISA BEBAS! KENAPA KALIAN MALAH MENANGKAPNYA!"

"Pa-Pangeran? Tu-tunggu. Apa yang--"

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang