⚠️ WARNING ⚠️
Bab ini mengandung unsur-unsur adegan vulgar, kalimat vulgar, serta kedewasaan. Pastikan kamu cukup umur dan bijaklah dalam memilih hiburan."Maukah kau mengandung dan melahirkan anakku?"
Anehnya, saat ini, Arthur menanyakan hal semacam itu. Kepada Renata yang justru masih mencurigai dirinya sendiri dalam keadaan 'mandul'. Jantungnya mendadak tegang, berdegup kencang berkeringat dingin.
Jika mereka ingin habis-habisan malam ini, berhubungan dengan niat memiliki anak, kemandulan Renata mungkin akan terungkap.
"Tidak. Bukankah Ursama waktu itu sudah mengangkat kutukan mandul yang ada pada diriku?" Renata membatin, bertanya pada dirinya sendiri.
Perkataan dari sosok agung seharusnya adalah mutlak. Mana mungkin Renata meragukannya. Kebimbangan gadis itu perlahan hilang. Dia menoleh, menatap wajah Arthur yang saat ini masih melihat ke arah lantai.
Jari-jari lentiknya ia arahkan untuk mengusap pipi Arthur, menarik wajah laki-laki itu agar menatap mata Renata. "Aku milikmu, Arthur. Malam ini, atau sampai kapan pun, aku tetap akan menjadi milikmu."
Memulai duluan, Renata menempelkan bibirnya kepada bibir laki-laki itu. Merasakan tekstur bibir yang tegas, tetapi masih cukup kaku untuk bermain-main. Rasanya seperti Renata yang mengambil alih, berbeda dengan kehidupannya yang lalu ketika Arthur sangat ahli dalam melakukan hal semacam ini.
Sementara Renata merasakan bibir Arthur, tangannya meraba-raba baju tidur dan membuka kancing pakaian Arthur. Memperlihatkan tubuh bagian atasnya yang bidang dan kekar kotak-kotak. Tangannya yang lentik mengusap dada laki-laki itu.
"Re-Renata, apakah ini tidak masalah?" tanya Arthur ragu, tetapi Renata bisa melihat bahwa sesuatu sedang meledak-ledak di dalam laki-laki itu.
Menanggapi Arthur, Renata pun mendekatkan bibirnya ke telinga laki-laki itu. Kemudian berbisik, "Aku mencintaimu, Arthur."
Mendengar kalimat yang lebih terasa seperti sihir, perasaan Arthur meledak, tumpah ruah. Laki-laki itu langsung menangkap bahu Renata, membaringkannya telentang di atas ranjang mewah. Sementara gadis itu menghadap ke atas, Arthur menatap matanya ke arah bawah.
"Akhirnya kau bersemangat?" tanya Renata menggoda, sambil sekali lagi mengusap pipi Arthur dengan lembut.
Arthur tidak menanggapinya dan langsung menerjang bibir Renata dengan tergesa-gesa. Sementara Arthur sibuk bermain-main dengan lidahnya, Renata mengalungkan tangannya di kepala Arthur, sedikit menjambak rambut pirangnya untuk menyesuaikan napas.
"Tu-tunggu. Arthur. A-aku tidak bisa bernapas."
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi," jawab Arthur tak peduli, melepas seluruh kemeja tidurnya dan sekali lagi menerjang bibir Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan Hidup
FantasyAku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan Hidup [ARTHURA] Ini adalah kisah tentang Renata yang diberkati dengan pengulangan setelah kematiannya di usia 30 tahun. Renata menyadari bahwa satu keping puzzle telah hilang di kehidupannya y...