BAB 22: Keserakahan yang Menggali di Dalam Tanah

103 13 0
                                    

"Kami sungguh terkejut, kalian sungguh mengejutkan, karena itu kami dikejutkan. Tidak kami sangka kalau kalian mampu menemukan markas penelitian yang keberadaannya ini dirahasiakan~. Sungguh diri kami benar-benar dikejutkan."

"Maaf karena kami telah menemukan dan meluluhlantakkan tempat yang kalian anggap sebagai rahasia. Hal ini kami lakukan karena kalian telah menculik sosok yang berharga bagi kami semua."

"Tidak~, kalian tidak perlu memikirkan soal itu sampai meminta maaf~. Lagi pula, diriku sama sekali tidak peduli dengan nasib tempat ini~. Tugasku dan keinginanku hanyalah menggali. Lebih banyak menggali dan terus menggali, benar-benar menggali sampai semuanya berhasil diriku ketahui~. Jika tempat ini dihancurkan ... maka diriku hanya harus mencari tempat penggalian yang lain~. Selain itu~, dirimu sepertinya adalah pengguna Sihir Yin yang cukup terampil~. Boleh kudengar namamu?"

"Maafkan saya, tetapi, memberitahukan nama kepada sosok yang tidak saya kenal, itu sama sekali tidak bisa dibenarkan. Tugas saya di sini adalah untuk menyelamatkan Pangeran, sosok yang berharga bagi kami semua."

Pada punggung laki-laki yang barusan bicara adalah sosok Pangeran Pirang dalam keadaan pingsan. Laki-laki yang menggendongnya berpakaian serba hitam, mengenakan kacamata bulat dan sarung tangan hitam yang kelihatannya gagah.

"Omonganmu boleh juga~. Sayangnya~, apakah dirimu baru saja berpikir kalau diriku akan membiarkanmu lolos dengan mudahnya? Diriku sama sekali tidak peduli dengan berapa banyak bawahan yang mati. Namun, menjaga benih pahlawan adalah tugasku dan diriku punya tanggung jawab atas itu~."

Di hadapan laki-laki berkacamata bulat adalah sosok laki-laki lusuh berambut cokelat. Rambut gondrongnya menutupi sebagian wajah sampai mata kiri laki-laki itu tidaklah terlihat. Menanggapinya, laki-laki yang tengah menggendong Pangeran memberi jawaban perkasa.

"Tentu saja, saya tidak mengira kalau Tuan akan membiarkan saya lolos dengan mudahnya. Ah, tidak juga. Lagi pula sejak awal, ini adalah kesempatan yang langka ketika saya bisa menemukan seorang pendosa seperti kalian."

"Apakah maksudmu?"

Membaringkan sosok pirang yang tengah pingsan, laki-laki serba hitam itu kemudian berdiri tegak. Dia lantas menjawab, "Di hadapanku saat ini ada seorang pendosa yang telah melakukan kekerasan pada Pangeran. Mana mungkin aku pergi begitu saja tanpa memberi pelajaran kepadanya?"

"Menarik~. Benar-benar menarik, sungguh menarik~. Pelajaran apa yang akan diriku terima hari ini, Pak Guru?~"

"Kalian, tolong bawa Pangeran kepada Vincent. Keadaannya kritis dan utamakan keselamatan Pangeran di atas nyawa kalian sendiri," perintah laki-laki serba hitam itu kepada bawahan yang mengikutinya.

Menuruti perintah, beberapa bawahan yang jumlahnya sekitar lima orang segera membopong Pangeran dan menjaganya dengan segenap jiwa. Meski ada banyak musuh atau anggota kultus dalam jalannya, membawa Pangeran sampai kepada Vincent adalah prioritas utama mereka untuk sekarang.

"Tidak akan kubiarkan kabur~." Memelesat maju, membawa belati pada kedua tangannya yang kotor, laki-laki lusuh itu mendapati si pengawal sedang menahan pengejarannya. Tidak mungkin untuk mendapatkan kembali Pangeran sebelum sosok berkacamata ini dirinya kalahkan.

"Ah~, begitu rupanya~. Scopus adalah namamu. Bekerja di Wastu Santo sebagai pengawal Pangeran, benar-benar pekerjaan yang merepotkan~."

"Jika Tuan bisa menebak nama saya tanpa bertanya atau perkenalan, maka Tuan yang saat ini sedang berada di hadapan saya adalah Uskup Agung Keserakahan. Apakah saya salah?"

"Tidak~, itu sama sekali tidak salah~. Aku jadi tersanjung karena diriku ternyata sangat terkenal di luaran sana~. Baiklah~, mari kita lihat. Apakah dirimu begitu kompeten untuk menjadi pengawal seorang Pangeran?~"

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang