BAB 4: Pada Kehidupanku Yang Dulu

600 30 0
                                    

"Tidak ada waktu! Jika kita tidak melakukannya sekarang, maka aku akan--"

Kalimatnya terhenti, Renata merasakan semacam getaran luar biasa hebat di kepalanya. Hal itu membuatnya kesakitan sampai terkulai lemas di atas tubuh Pangeran. Bibirnya meringis kesakitan sementara wajahnya menampilkan ekspresi tersiksa. Membuat Arthur khawatir dan membaringkan Renata di sebelahnya.

"Rena? Rena! Apa yang terjadi padamu?"

Suara lembut laki-laki itu kian pudar dan melemah seiring menggelapnya dunia. Badannya mati rasa, punggungnya seperti melayang bersama kesadarannya yang ikut terangkat. Sekejap sebelum kesadarannya hilang, Renata terpikirkan sesuatu.

"Sialan, apakah aku tidak bisa menceritakan soal masa depan pada siapa pun?"

______________________________

Sosoknya yang terbaring lemah dengan cantiknya dibalut selimut, tak sadarkan diri sejak malam yang suasananya berlarut-larut. Di sisi ranjang tempat gadis itu tertidur adalah Pangeran Arthur yang tengah menunggu. Dia dengan penuh kekhawatiran menunggu Renata sadar, bahkan sampai memanggil bala bantuan untuk memeriksa keadaan istrinya itu.

"Kau yakin tidak ada sesuatu yang terjadi padanya?" tanya Pangeran Arthur pada gadis kecil di sebelahnya.

Gadis kecil yang rambutnya hijau itu nampak ketus, berdiri di samping laki-laki pirang dengan melipat tangan, seakan-akan dia adalah keberadaan yang memang dipaksa untuk datang.

Gadis kecil itu berkata, "Jika memang harus dijawab, sesuatu benar-benar terjadi padanya, kurasa. Terutama pada bau gadis ini yang tercium pekat di hidung Ursami, kurasa. Tidak hanya itu, sikap gadis ini juga menjadi aneh dan sangat menyebalkan, Ursami benci itu, ya."

"Menjadi aneh, ya? Apakah sesuatu terjadi padanya ketika aku pergi?"

"Satu-satunya hal dari gadis mesum ini yang membuat Ursami muak adala--"

Belum sempat kalimatnya diselesaikan, jemari Rena bergerak pelan. Matanya berusaha terbuka, melihat sekitar dan mendapati Pangeran Arthur di sisinya.

"Pangeran?"

"Kau sudah sadar, Rena?"

"Apa yang--"

Bibirnya mendadak berkedut, membeku tatkala Rena mengingat kejadian semalam yang terlarut-larut. Saat itu, ketika Rena ingin membicarakan soal dirinya yang kembali dari masa depan, kepalanya mendadak sakit seperti bergetar luar biasa dahsyat. Dia mengira kalau itu disebabkan oleh sesuatu yang menahan dirinya untuk bercerita. Ada rasa di mana gadis itu ingin memastikan, tetapi rasa sakit yang mengerikan membuat Rena mengurungkan niat.

"Rena, kau baik-baik saja?" Pangeran Arthur dengan baiknya bertanya, ekspresi laki-laki itu serius khawatir dengan keadaan istrinya.

"Aku ... aku ingin menanyakan sesuatu. Apakah boleh?"

"Apa itu?"

"Di dunia ini, apakah ada sihir yang mampu membuat seseorang untuk tutup mulut?"

Dahinya nampak berkerut, Rena berpikir keras meski dia adalah orang yang menyampaikan tanya. Ekspresinya jelas mengatakan bahwa gadis itu tengah berpikir berat, membuat Arthur merasa khawatir sekaligus prihatin.

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang