BAB 16: Rapat Besar Wastu Santorini

145 12 0
                                    

Di ruang rapat wastu yang begitu megah, para penghuni wastu telah berkumpul memenuhi panggilan Raja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang rapat wastu yang begitu megah, para penghuni wastu telah berkumpul memenuhi panggilan Raja. Termasuk sosok penting yang hampir tidak pernah muncul dalam perkumpulan apa pun, sang adik berambut hijau yang mengenakan kostum penyihir--Roh Agung Ursami juga turut hadir dalam rapat ini.

Mereka semua termasuk Ursami duduk rapi, mengelilingi meja rapat yang melingkar besar dan memanjang lebar. Dikelilingi para gadis muda berseragam pelayan, mereka semua turut hadir dan berdiri, mengelilingi meja rapat yang dihormati.

"Senang sekali bisa melihatmu hadir di sini hari ini, Roh Agung Ursami. Sayangnya, apakah Roh Agung Ursama tidak bisa ikut menemani pembicaraan kita?" Dia yang menanyakan itu adalah sosok pemimpin bagi kerajaan, Raja Santo ke-13.

Bahkan sosoknya yang dihormati pun masih harus bicara dengan etika ketika bertemu Roh Agung Ursami. Karena bagaimanapun, Ursami adalah salah satu dari sekian kecil sosok tersohor yang ada di dunia ini. Terlepas dari penampilannya yang mungkin menggemaskan di mata beberapa orang, kenyataan tentang dirinya adalah hal besar.

"Keberadaan Ursami sudah lebih dari cukup untuk meninjau pembicaraan ini, kurasa. Lagi pula, Kakakku sebenarnya kurang ahli dalam hal memberi saran dan pandangan, faktanya. Biarlah Kakakku tetap menjaga keadaan wastu seperti biasanya, biarkan dia tetap tinggal di Ruang Ramu. Kurasa itu lebih baik adanya."

"Baiklah kalau begitu, aku berterima kasih karena kau sudah bersedia hadir bersama kami. Terlepas dari itu, aku mengumpulkan kalian semua di sini adalah untuk membicarakan hal penting," lanjut Raja mengumumkan topiknya sambil memangku dagu di atas punggung tangan.

Menanggapinya, dia yang mengajukan tanya adalah seorang laki-laki tua yang dipenuhi uban. "Jikalau saya boleh bertanya, hal penting apakah yang akan Yang Mulia bicarakan?" tanya sesosok laki-laki tua yang dikenal dengan nama Vincent.

Raja Santo kemudian menjawab, "Kultus Liberal. Mereka sepertinya juga terlibat dengan Kaum Pembangkang." Jawaban Raja yang dihiasi keseriusan sukses besar dalam membuat semuanya menelan ludah, melirik tajam, juga pasang telinga dalam-dalam.

"Ku-kultus Liberal? Ka-kau bercanda, ya?" gerutu Ursami kesal, melipat tangan mungilnya di dada.

Namun, pria tua dengan mahkota emas itu menggelengkan kepala. Dia kemudian segera tersenyum, seakan-akan kalimat pembukanya memang hanya berfungsi sebagai pembuka saja. "Untungnya, semua ini sepertinya sudah berjalan sesuai perhitunganku," kata Raja Santo.

"Pe-perhitungan? A-apa yang Tuan maksud?" Seorang pelayan berambut perak mendadak gelisah, dia sampai berdiri panik tatkala Raja menyambung kalimatnya. "Apakah tertangkapnya Nona Renata adalah kesengajaan yang Tuan rencanakan?"

"Kau tidak perlu gelisah seperti itu, Lalatina."

"Te-ternyata benar! Ke-kenapa Tu--"

"Tidak sopan jika kau membentak Tuan-kyu dalam pembicaraan penting seperti ini. Karena bagaimanapun, Tuan-kyu adalah Raja dan siapa pun tetap harus bersikap hormat padanya. Apalagi para pelayan seperti kita."

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang