BAB 33: Tambang Bijih Sihir Watahabi

56 5 0
                                    

Di dalam kereta kuda yang begitu mewah, duduklah kakak beradik yang masing-masing dari mereka membawa sekotak manisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam kereta kuda yang begitu mewah, duduklah kakak beradik yang masing-masing dari mereka membawa sekotak manisan. Dua orang pelayan, yaitu Lalatina dan Saliver mengawal kereta tersebut dengan menunggangi kuda masing-masing. Bersama rombongan itu diikutkan 10 orang tentara berkuda sebagai bentuk formalitas.

"Kita akhirnya sampai," tutur sang Adik saat pipi mungilnya sedang menggembung akibat dipenuhi manisan. "Selamat datang di Wilayah Tambang Watahabi."

Saat Helena mengatakan itu, entah kenapa suasana perjalanan jadi terasa berbeda. Daerah tambang memang berada di dataran tinggi karena pusatnya di dekat sini. Selain itu, Renata merasakan aura panas akibat matahari sehingga dia mengeluarkan kipas lipatnya untuk menyejukkan diri. Perseus yang duduk di pangkuan Renata juga tampak merasa gerah.

"Benar-benar terlihat seperti wilayah pertambangan, ya," balas Renata terkesima. Melihat menara katrol raksasa yang tertancap di lubang-lubang raksasa, juga para pekerja yang mana kulit mereka terlihat terbakar, gelap.

"Jika ingin mencari Wurtzite maka kita akan mendatangi distrik timur. Kita akan turun langsung ke lapangan sehingga Kakanda dapat melihat proses penambangan secara langsung!" jelas Helena penuh semangat, sementara kedua tangannya sibuk mengoleskan tabir surya di wajah.

____________________

Diiringi oleh Lalatina dan Saliver, Renata menyusuri lubang raksasa dengan berjalan kaki. Lubang raksasa adalah jalur utama untuk mencapai kedalaman tambang dan menemukan sumber daya. Jalan setapak mereka yang lalui berbentuk spiral, mengulir menuju bawah sampai tiba di kedalaman tertentu.

Memimpin perjalanan mereka adalah seorang gadis berusia 12 tahun. Tak pernah terbayang, bagaimana anak sekecil 12 tahun dapat menguasai ilmu pertambangan sampai sejauh ini. Renata pun tak lagi heran jika Ayahanda sampai ingin mempercayakan soal tambang kepada Helena.

"Kita tiba di kedalaman 200 meter," ucap Helena sementara derap langkahnya terhenti sesaat. "Di sini seharusnya sudah ada bijih sihir yang kita cari, tetapi tingkat kemurniannya harus dipastikan dulu. Bawa Perseus ke sini, pinta Helena."

Menemukan seorang buruh tambang yang kebetulan lewat, Helena kemudian memanggilnya. "Kau yang di sana, kemari!" perintah Helena, membuat si laki-laki dengan topi bercahaya sihir itu mendekat. "Kakakku ingin mencari bijih sihir Wurtzite. Bawakan aku ke tempat sampel," lanjut gadis itu memerintah.

Mengikuti si pekerja, rombongan Helena memasuki lorong gua yang menjadi cabang dari lubang raksasa. Terlihat banyak sekali kristal yang bersinar-bersinar di sepanjang jalan, itulah bijih sihir yang sebenarnya mereka cari. Sayangnya, kristal yang bercahaya biru itu tidak boleh sembarangan diambil. Keliru dalam menambang akan meruntuhkan gua secara keseluruhan.

Beberapa bijih sihir sudah tersedia di hadapan mereka. Itu adalah jenis yang sama dengan massa yang berbeda. Mengangkat salah satunya untuk diamati, Helena kemudian berkata, "Bisakah Kakanda minta dia untuk mengalirkan sedikit daya sihir?"

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang