Bab 23: Hal Hebat Apa yang Bisa Dilakukan Dengan Meniru?

70 6 0
                                    

Maaf ngilang selama beberapa Senin. Aku tuh kmrn sibuk UAS + LAPRAK BESAR T_T. Aku ganti, skrg langsung update double yaa 💕 jangan lupa vote dan jejaknya 😄❤

___________________________

Seorang penyembuh tua sedang terduduk fokus di tengah-tengah sekumpulan orang yang terluka. Matanya terpejam, tangannya saling menempelkan telapak, di sekelilingnya yang tengah bermeditasi adalah belasan orang yang luka-luka.

Semua luka itu tertutup dengan sendirinya, semua darah itu mengering dengan ajaibnya. Teknik si pria tua dengan ajaib dapat menyembuhkan banyak orang di sekitarnya.

Tatkala dirinya tengah fokus menyembuhkan sekitar, datang beberapa orang yang membawa sosok terhormat berambut pirang. Salah satu dari mereka berkata, "Ku-kumohon, tolong sembuhkan Pangeran!"

Dibaringkannya sosok pirang itu bersama belasan prajurit yang terluka, terlihat bahwa luka bakar maupun luka sayat yang menghiasi tubuh kekarnya mulai membaik meski perlahan.

Kepada mereka yang membawa sosok Pangeran, datang seorang gadis pelayan berambut hitam. Pita merah menghiasi bagian belakang rambut gadis itu dengan cantiknya, tiada kata yang lebih tepat untuk menggambarkannya selain kesempurnaan.

"Kerja bagus karena telah membawa Pangeran sampai ke sini. Jika Pangeran berhasil diselamatkan, maka Scopus sedang menahan salah satu uskup, ya?" tanya gadis pelayan berpita merah yang baru datang.

Salah satu dari sekian prajurit segera menjawabnya. "Be-begitulah situasinya, Nona Airi."

"Jangan memanggilku dengan sebutan Nona begitu. Aku ini hanya seorang pelayan wastu dan tidak lebih unggul soal strata dibanding kalian. Selain itu, bagaimana jika kalian kembali dan membantu Scopus dalam pertarungan? Aku ingin saja membantunya, sih. Sayangnya ..., aku harus menjaga Tuan Vincent ketika dia sedang menyembuhkan Pangeran."

"Si-siap laksanakan!"

Memenuhi perintah yang lebih terasa seperti permintaan, prajurit yang barusan membawa Pangeran segera kembali menuju tempat di mana Scopus berada. Sementara gadis pelayan bernama Airi tetap di tempat, menjaga Vincent yang sedang fokus menyembuhkan semuanya.

"Ini mungkin pertama kalinya bagimu untuk terjun ke medan perang. Namun, sebagai pemilik wastu ini, aku percaya bahwa kau sudah bisa berdiri sejajar dengan Aisha atau mungkin Lalatina."

"Ti-tidak, Yang Mulia terlalu menilai tinggi saya. Saya masihlah harus ba--"

"Ini adalah penilaianku dan perintahku. Kau ingin menentangnya?"

Airi mengingat percakapan itu dengan sekilas, pemicu mutlak yang membuatnya berada di sini saat ini. Dia usap pita merah di kepalanya, kemudian membatin tulus dalam hati kecilnya. "Aku tidak akan mengecewakan Yang Mulia."

Tatkala Airi merasa bahwa suasananya sudah dirasa terkendali, telinga gadis itu menangkap suara tak dikenal dari berbagai sisi. Waspada, dirinya memasang mode sigap dan siap sedia akan pertarungan. Bergema, suara kehancuran memenuhi reruntuhan markas sehingga Airi menjadi waspada.

"Walah ... rupanya sumber benih pahlawan sedang berada di sini. Untung saja diriku masih bisa menemukannya. Habisnya ..., bisa bahaya juga jika kami sampai kehilangan benih pahlawan ...."

Suara tak dikenal, Airi mendengar suara wanita yang kedengarannya lembut dan menggoda. Dia melihat sekitar dengan saksama, tetapi tidak mendapati siapa pun yang datang mendekat. Tak lama setelah dirinya mengamati sekitar, terlempar lima kepala manusia yang menggelinding bisu ke arahnya. Kepala-kepala tanpa badan itu menggelinding sedemikian rupa, mendatangi Airi dari arah bawah dengan ngerinya. Merekalah prajurit-prajurit pemberani yang sebelumnya telah membawa Pangeran sampai ke tempat ini.

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang