BAB 29: Spiritualis Roh Alam

199 11 0
                                    

Di pekarangan yang luas ketika langit sedang cerah-cerahnya, Renata dengan ekspresi serius tengah berhadapan kepada Aisha. Pelayan bertelinga kucing itu melipat tangannya di depan dada, nampak bangga dengan posisinya karena saat ini ....

"Satu hal yang diri-kyu inginkan selama prosesi kita berlangsung," tutur Aisha menyampaikan keinginannya secara frontal, memvisualisasikan jari telunjuknya dan mendengus bangga layaknya seorang pemenang.

Hal itu membuat Renata jengkel dan bertanya, "Apa yang kau inginkan?"

"Selama proses latihan, akyu ingin Nona Renata memanggil-kyu dengan sebutan 'Master'. Apakah keberatan?"

"Siapa peduli. Itu sama sekali bukan masalah. Aku bahkan tidak keberatan jika harus memanggilmu dengan honorifik kehormatan atau sejenisnya, Master," balas Renata ketus kepada sikap Aisha yang menjengkelkan.

Renata menyelipkan rambut hitamnya ke belakang telinga, kemudian mengatakan sesuatu yang serius kepada Aisha. "Aku pikir, aku tidak bisa terus mengharapkan pertolongan dari orang lain. Akan ada masanya ketika aku harus menyelesaikan masalahku sendiri. Tidak masalah meski aku bukan orang yang hebat atau kuat. Yang terpenting, aku ingin menjadi orang yang mampu membuat perlawanan," ungkapnya mantap sampai telapaknya mengepal keras.

"Yah, diri-kyu juga tidak mau kalau Nona Renata terus-terusan menyusahkan-kyu, sih. Pekerjaan-kyu sudah cukup melelahkan sebagai seorang pelayan. Jika ada orang yang harus direpotkan karena ulah Nona, maka itu adalah tugasnya Lalatina. Karena itu, akyu, Aisha yang imut dan juga kuat ini akan melatih Nona dengan keras!"

"Mohon bimbingannya, Master!"

_____________________

"Pertama-tama, hal yang akan diri-kyu ajarkan kepada Nona adalah Teknik Pengguna Roh. Sebelum memasuki sesi latihan, diri-kyu ingin mengetes afinitas Nona terhadap partikel-partikel Roh yang tersebar di alam," jelas Aisha dengan lagak bicaranya yang congkak, melangkah bolak-balik di depan Renata layaknya seorang guru veteran.

"Ba-bagaimana caranya, Master?" balas Renata bertanya.

Aisha kemudian menjawab, "Ini akan sedikit memusingkan, jadi tolong persiapkan dirimu, Nona." Gadis berambut cokelat itu menyentil dahi Renata dengan lembut. Tak lama setelahnya ....

"Carrol, tolong buatkan makan siang untuk semuanya."

"Baik, Baginda Ratu."

"Hei, kabar-kabarnya, Tuan Putri Renata sampai ke Watahabi tanpa kereta kuda dan pengawalan. Apakah dia ditelantarkan selama berada di Santorini?"

"Permisi, Nyonya Carrol. Bolehkah saya ikut membantu untuk menyiapkan makan siang?"

"Hebat! Ada banyak capung yang berhasil kita tangkap."

"Belakangan ini cuacanya terlalu panas."

"Tuan Saliver, kita kehabisan pupuk untuk kebun anggur."

Berbagai suara, berbagai pembicaraan, berbagai percakapan, semuanya terdengar menggema di kepala Rena. Membuat gadis itu pusing, kesakitan luar biasa sampai memegangi kepalanya dengan keras. "A-apa yang ter--"

"Seorang darah suci membawa iblis dosa ke wilayah ini? Apakah Tuan Putri itu masih waras?"

"Ibunda, di mana Kakak sekarang?"

"Kakakmu sedang berlatih di pekarangan."

"Saya harus memanggang ayamnya seperti ini?"

"Gawat, salah satu sayapnya putus. Apakah dia akan mati?"

[R18] 🔞 Aku Harus Segera Melahirkan Anak Pangeran Untuk Bertahan HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang