JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!
.
.
.
.
.
.
.
Seperti hari-hari sebelumnya, suasana di sekolah selalu ramai saat istirahat. Murid-murid saling bercengkerama menunggu bel masuk berbunyi. Mereka berlalu lalang di koridor, tertawa terbahak-bahak, saling melempar guyonan, bahkan saling mengejar satu sama lain.
Diantara banyaknya siswa di koridor, di sana juga ada Anggis, Paul, dan Rony, ketiganya baru saja kembali dari kantin, tapi tidak dengan Nabila. Gadis itu memisahkan diri. Ia memilih masuk ke dalam perpustakaan, duduk di tempat favoritnya, lalu membuka jendela untuk menikmati semilir angin yang menyapa wajahnya lembut.
Nabila tersenyum lirih, setidaknya dengan suasana sejuk ini, pikirannya sedikit teralihkan dan tidak sekalut sebelumnya. Tentang ucapan Paul kemarin ia belum membuat keputusan. Rasanya otaknya buntu, ia khawatir.
"Aku harus apa?" lirihnya.
Tok tok!
Nabila tersentak, ia menoleh menatap pelaku yang mengetuk meja tempatnya duduk. Seketika wajahnya berubah datar melihat sosok perempuan yang selalu menganggapnya rival.
"Ada apa?" tanya Nabila to the point.
"Boleh duduk?" tanya Jasmine balik. Nabila tentu tidak menjawab, ia hanya mengalihkan wajahnya ke arah luar jendela, menolak untuk menatap wajah Jasmine.
"Gue heran kenapa lo selalu menang selangkah di atas gue. Gue bingung harus dengan cara apa lagi supaya gue bisa geser posisi lo Nabila." Jasmine berkata terus terang tanpa peduli pendapat Nabila tentangnya sekarang ini.
"Semua hal yang gue mau selalu lo dapetin. Rangking, perhatian guru-guru, rasa segan semua adik kelas, bahkan perhatia Paul yang gue mau sejak awal MOS pun berhasil lo dapetin. Apa sih istimewanya lo?" katanya lagi.
"Boleh gue minta lo jangan egois? Kalau emang Lo gak berniat turun dari peringkat satu umum, tolong menghindar dari Paul, supaya gue bisa ambil alih perhatian dia yang semula berpusat ke lo. Setidaknya satu hal berharga dari kehidupan lo, berhasil gue ambil." ujar jasmine begitu percaya diri.
Nabila terkekeh geli, matanya menyorot Jasmine rendah. "Kamu—emang selalu suka merebut milik orang lain ya?" tanyanya sarkas. Ia tidak sadar bahwa baru saja mengklaim Paul miliknya.
"Masalah di hidup kamu itu cuma satu Jasmine. Kamh selalu merasa kurang, merasa paling terbelakang, merasa kalah dalam hal apapun meski sebenarnya kamu sudah menang. Apa kamu gak sadar kalau sifat kamu menunjukkan bahwa kamu terlalu berambisi hingga tanpa sadar beralih ke rasa obsesi? Kamu kurang bersyukur." ucap Nabila berhasil melukai harga diri Jasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]
Teen FictionTERBIT! [sudah tersedia di shopee] __ "Manusia itu seperti buku, ada yang menipu kita dengan covernya, ada juga yang mengejutkan kita dengan isinya." Ini kisah tentang Nabila, memiliki nama panjang Nabila Arutala Eunola. Gadis pendiam dengan trauma...