13. Langit dan Tanah✓

3K 279 18
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.


Bulan bersinar terang malam ini, bintang-bintang pun ikut mengelilinginya seolah-olah tengah berlomba siapa yang paling terang. Nabila tengah duduk di teras rumahnya ditemani oleh Paul yang duduk di sebelahnya. Ia sebenarnya sudah menyuruhnya pulang, bahkan ia sempat menolak untuk diantar pulang, namun pria itu keras kepala, hingga akhirnya ia memilih untuk diam membiarkannya melakukan apapun yang ia mau.

Nabila mendongak menatap rembulan yang bersinar terang di atas sana. Senyumnya terbit, "bulannya cantik." Katanya pelan.

Paul menoleh, alih-alih ikut menatap bulan, Paul lebih suka menatap Nabila yang tersenyum disampingnya.

"Bulan beruntung ya, di setiap kesempatan, meski bintang terkadang hilang entah kemana, pasti di beberapa waktu ada satu planet yang nemenin. Kayak sekarang," ujar Nabila. Tangannya ia angkat seolah-olah ingin memegang dua benda langit tersebut.

"Menurut kamu, itu planet apa?" tanya Paul sekedar basa-basi. Awalnya ia kira Nabila tidak akan meresponnya, tapi ternyata ia salah, kini gadis itu menoleh dengan senyum tipis, bahkan suara tawa kecilnya dapat ia dengar.

"Jupiter.." jawabnya.

"Kenapa Jupiter?" tanya Paul lagi.

"Feeling. Mereka indah, tapi sayangnya beda," gumam Nabila pelan.

"Satunya planet, satunya satelit." Lanjutnya kemudian tertawa ringan.

Paul tidak mengerti, menurutnya dari ucapan barusan, tidak ada yang lucu, tapi kenapa gadis itu tertawa? Ia begitu penasaran, sebenarnya apa yang ada di pikirkannya?

"Mau denger kisah bulan sama venus gak?" Tanya Paul menawarkan. Nabila menoleh, lalu mengangguk ringan.

"Apa kamu tahu? Dulu bulan cinta mati banget sama venus. Tapi sayangnya, cinta itu harus bertepuk sebelah tangan, karena Venus dan Mars saling mencintai. Bulan lupa, kalau dirinya dan Venus itu beda, dia satelit sementara Venus planet, mana bisa bersanding?. Jika di bandingkan dengan mars, jelas bulan kalah telak. Mars dan Venus itu sama, bisa bersatu. Sementara dirinya gak mungkin."

Paul menoleh sejenak menatap Nabila yang
Tidak berekspresi apapun. Gadis itu sepertinya melamun.

"Bulan lupa masih ada matahari. Mereka sepasang." sahutnya tiba-tiba.

Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang