34. luka membiru✓

2.6K 305 58
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.

Sedari tadi, Nabila tidak mengucapkan apapun. Tatapannya kosong, seolah tidak punya semangat hidup. Wajah gadis itu benar-benar suram, tak ada lagi senyum manis yang selalu ia tunjukkan pada mereka. Salma menahan tangis, mental adiknya benar-benar hancur, dan ia menyesal karena tidak bisa melakukan apa-apa.

"Dek..makan dulu yuk. Dari tadi kamu belum makan loh" ujar Salma tidak di tanggapi.

Nabila tetap duduk di depan jendela kamarnya, menatap kosong jalanan sana.

"Nabila, liat kakak. Semuanya akan baik-baik aja. Kakak gak berubah, kamu tetap adik kesayangan kakak," ujar Salma lembut.

"Mau kamu anak kandung papa atau bukan, itu gak akan mengubah kalau kamu tetap adik kakak, kita lahir dari rahim ibu yang sama. Cukup itu yang perlu kamu ingat. Bisa kan?" lanjut Salma membujuk.

Nabila tetap diam. Namun air matanya berjatuhan.

"Kamu bisa ungkapin semua yang kamu pendam selama ini. Kakak udah tau, kamu gak perlu takut lagi. Lampiaskan semua kesakitan kamu ke kakak." Bisik Salma pelan. Ia siap jika Nabila akan memukul atau melemparinya apapun. Ia tidak akan melawan, ia akan menganggap itu hukuman untuknya.

"Aku menyedihkan ya?.." lirih Nabila. Penglihatannya memburam karena air mata.

"Nggak. Kamu gak menyedihkan sama sekali. Kamu adik yang hebat. Kamu hebat Nabila.." ucap menanggapi.

"Kakak tau, sejak kecil orang-orang gak pernah manggil nama aku. Mereka selalu bilang, 'adik salma'. Kehadiran aku selalu jauh di bawah kakak. Kalau kak Salma nangis, semua orang langsung kumpul untuk nenangin kak Salma. Sementara aku? Sembunyi dalam lemari, dan nangis sendirian disana.

"Kakak bilang mama, papa lebih sayang aku dari pada kakak. Tapi apa kakak tau, dibalik perhatian mereka, ad kalimat-kalimat kasar yang seharusnya gak di dengar oleh anak kecil. Bodoh, gak berguna, aib, gak seharusnya lahir, anak haram. Apa kakak pernah dengar semua itu dari mulut mereka?" Nabila tertawa pedih seiring air matanya yang turun semakin deras.

"Enggak..karena kak Salma anak mereka satu-satunya." Lanjut Nabila.

"Dek.."

"Waktu kecil, aku selalu bertanya-tanya, kenapa cuma kak Salma, kenapa mereka cuma sebut nama kak Salma, dan semuanya terjawab setelah mama bilang kalau kelahiran aku kesalahan fatal. Aku bukan anak papa Alan, tapi anak pacar mama.

Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang