27. Mencari informasi masa lalu✓

2.9K 320 42
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

Nabila menghela nafas, kini ia sudah berdiri di ambang pintu rumahnya dengan perasaan gugup. Nyeri di dadanya belum sepenuhnya menghilang, beberapa kali gadis itu meringis kesakitan karenanya.

Tapi, ia tidak boleh membuat semua orang di dalam khawatir, ia harus tetap terlihat baik-baik saja. Dan menjelaskan kesalahpahaman yang mungkin terjadi karena ulahnya.

Lagi-lagi Nabila menghela nafas, sebelum akhirnya ia membuka pintu dengan seulas senyum yang merekah seolah tidak pernah mengalami kejadian buruk.

"Nah, dateng juga bocahnya. Duduk sini," salma berkacak pinggang menatap adiknya galak. Tentu saja itu hanya bercanda. Tidak mungkin Salma benar-benar memarahi adiknya.

Nabila cengengesan, namun tetap menurut untuk duduk di sofa samping Paul.

"Loh, ada Rangga?" ujarnya basa-basi.

"Jangan ngalihin pembicaraan ya kamu. Coba jelasin sekarang," sahut Anggis.

"Aku gak bisa ceritain semuanya, karena ini termasuk privasi Jasmine. Lagipula itu masalah dia sama keluarganya, aku gak mungkin nyebarin hal itu. Ada hal yang emang gak boleh di konsumsi publik kan?" alibi Nabila. Gadis itu memang pintar dalam hal mengelak.

"Bener juga. Terus kenapa bohong? Kan bisa aja kamu ngomong jujur, mau ketemu Jasmine gitu. Pake alasan jemput aku lagi. Si Paul sampe khawatir gitu," ucap Anggis menunjuk Paul yang diam saja dari sedari ia datang.

"Itu karena aku ngerasa, kalau jujur, mereka gak bakalan izinin. Atau nggak mereka bakalan minta ikut, lagipula aku gak kenapa-napa juga kan? Sekarang ini Jasmine gak punya alasan untuk nyakitin aku, dia mau berubah. Makanya karena gak mau masalah kita makin panjang, dan terus saling benci, aku berusaha untuk nyelesaiin sendiri. Maaf karena udah bohong dan bikin kalian khawatir, aku gak bermaksud," jelas Nabila panjang lebar.

"Yaudahlah, gak usah di bahas lagi. Nabilanya juga gapapa. Btw, itu dahi lo ungu kenapa?" celetuk Rony menunjuk dahi Nabila.

Paul ikut melirik, menatap gadis itu bertanya.

"Kepentok pas mau masuk mobil," jawab Nabila bohong. Sesaat ia kaget karena ternyata tendangan orang itu juga melukai dahinya.

"Yakin?" tanya Paul ragu.

"Yakin. Tadi aku buru-buru masuk mobil, terus kepentok deh," jawab Nabila lancar.

Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang