22. Papa Rony✓

3.3K 307 28
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—

Nabila mengangkat alisnya bingung, tumben sekali Salma tidak menjawab telponnya. Apa mungkin sibuk ya?

"Gimana Nab? Kak Salma ngizinin?" tanya Anggis menghampiri.

Nabila menoleh sebentar, lalu menggelengkan kepalanya. "Hpnya gak aktif. Mungkin kak Salma sibuk di kampus." katanya.

"Yaudah chat aja, nanti juga di baca." usul Anggis.

"Kita langsung ke Timezone? Gak ganti baju dulu?" tanya Nabila setelah menyimpan hpnya di dalam tas.

"Kalau pulang, takutnya lama. Jadi kita langsung pergi aja." ucap Anggis. Nabila hanya mengangguk mengerti.

"Rony sama Paul lama banget sih, ngapain coba di toilet," keluh Anggis sembari mengipas wajahnya yang memanas akibat matahari.

"Kita neduh dulu deh, muka kamu merah banget." ajak Nabila. Ia menarik Anggis untuk duduk di bangku bawah pohon samping parkiran.

Ting!

Anggis menunduk menatap ponselnya. Ia kira itu chat dari Rony, ternyata bukan.

"Rony?" tanya Nabila diri respon gelengan singkat.

"Bukan." Jawab Anggis tenang. Belum satu menit, bunyi notif kembali terdengar dari ponsel gadis itu, layaknya spam. Nabila menoleh bingung, wajah Anggis tidak terlihat bersahabat. Apa ada masalah?

"Kenapa gak di bales? Siapa tau penting." tegur Nabila.

"Enggak kok. Gak penting," ujar Anggis meyakinkan. Ia belum siap untuk berinteraksi kembali dengan kakaknya. Ia masih butuh waktu.

"Emang itu siapa?" tanya Nabila penasaran. Bukan bermaksud kepo, ia hanya ingin membantu.

"Kakak aku." Jawab Anggis jujur. Kepalanya menunduk, menggenggam erat ponsel yang ada di tangannya.

"Ada kaitannya sama mata bengkak kamu waktu di apartemen Rony? Kamu abis berantem sama keluarga kamu?" tanya Nabila tepat sasaran.

Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang