30. Sakit✓

3K 321 59
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.

Malam telah menutupi langit dengan selimut hitamnya, hanya suara detik jam dinding yang mengisi keheningan kamar Nabila saat ini. Matanya gadis itu terpejam, tampak tertidur nyenyak. Namun, Tiba-tiba raut wajahnya berubah kesakitan, ia merintih kecil merasakan rasa sakit yang tajam menusuk dadanya.

Sesak.

Setiap tarikan napas terasa seperti berlari di tengah badai. Nabila merubah posisi tidurnya yang semula telentang, menjadi meringkuk. Tangannya meremas apapun yang ia pegang sebagai alat pelampiasan. Setidaknya, sakit di dadanya sedikit mereda. Tapi Sayangnya, itu tidak mempan. Nyeri yang ia rasakan kian membesar, bahkan mulai menyebar hingga ke ujung-ujung jari. Setiap detak jantung terasa seperti gema yang keras memekakkan telinga.

Nabila menangis. Sungguh, ini benar-benar menyakitkan.

"Kak Salma.."

"Sakit.."

"Tolong..."

Gadis itu terisak dengan bulir-bulir keringat yang mulai bermunculan di dahinya.

Sementara di luar, Salma baru saja selesai mengerjakan tugas kuliahnya. Ia berjalan sambil menguap karena kantuk. Begitu melewati kamar Nabila, wanita itu berhenti. Ia menoleh dengan raut bingung. Telinganya yang salah dengar atau memang adiknya menangis?

"Nabila? Kamu belum tidur?" ujarnya sambil mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban. Akhirnya Salma memutar knop pintu tersebut dan masuk ke dalam.

Laptopnya ia letakkan di atas nakas, kemudian mendudukkan diri di tepi kasur samping Nabila berbaring meringkuk.

"Nab?" panggilnya khawatir. Tangannya ia letakkan di dahi Nabila, mengecek suhu tubuh adiknya yang ternyata sangat tinggi.

"Nab, bangun dulu yuk.." ujarnya. Jemarinya mengusap bulir keringat di dahi Nabila lembut. Lalu berpindah untuk mengusap air mata gadis itu.

"Kak Salma..sakit.." rintih Nabila masih dengan tangisannya.

"Iya, Kakak tau. Bangun dulu ya?" balas Salma. Nabila menggeleng, tangannya berpindah menggenggam jemari Salma erat.

"Takut...Jangan pergi...jangan tinggalin Nabila.."

Salma mengeryit, satu-satunya yang ia pikirkan adalah, adiknya bermimpi buruk.

"Kakak selalu di sini sama kamu, gak kemana-mana," ujar Salma lembut. Ia mengecup dahi Nabila sayang, semoga saja dengan ini adiknya tidak lagi ketakutan.

"Orang itu nyuruh Nabila pergi...orang itu mau kak Salma jauhin Nabila.. jangan benci Nabila, Nabila takut sendirian, Nabila gak mau kak Salma pergi..Nabila harus kemana kalau kak Salma gak terima Nabila lagi?" ucapan melantur Nabila membuat Salma tertegun. Ia mulai ragu adiknya bermimpi buruk. Ini jelas-jelas ada yang tidak beres. Apa adiknya di ancam tanpa sepengetahuan dirinya? Tapi siapa?

Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang