23. Anggis mission✓

3.2K 313 30
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di parkiran Mall, Anggis melepaskan tangannya dari genggaman Rony sedikit kasar. Raut wajahnya kentara sekali jika ia sedang menahan amarah, tak bisa di pungkiri bahwa melihat wajah pria yang pernah memukulinya mampu membuatnya semarah ini. Rasanya ia mau berkata kasar sekarang juga!

"Lo gak perlu marah segitunya, gue gapapa," ujar Rony bermaksud menghibur.

"Kamu tau nggak sih, muka dia pas liat aku masih suka jalan bareng sama kamu gimana? Dia ngerendahin kita Rony! Dia seolah-olah bilang kalau dia itu udh berhasil buang sampah parasit di hidupnya!" ujar Anggis tak bersahabat.

"Ya terus mau gimana? Lo mau gua masuk lagi terus mukul dia di depan banyak orang? Kan gak mungkin. Dia juga udah gak pernah ganggu mama, jadi gak perlu di ladenin lagi," ucap Rony tenang.

Anggis yang masih di liputi rasa kesal mulai mengeluarkan dengusan jengkelnya.

"Terserah!" katanya singkat.

Rony menghela nafas, ini sebenarnya masalah siapa? Kenapa gadis ini jauh lebih marah daripada dirinya? Aneh sekali.

"Anggis, mau langsung pulang aja gak?" tanya Nabila yang baru saja datang bersama Paul.

"Aku pulang naik taksi aja, kalian bertiga duluan," ucap Anggis hampir seperti bergumam.

"Gak, lo pulang bareng kita, apa-apaan pulang naik taksi, ntar lo gak langsung pulang," sahut Rony tak setuju.

"Aku tetep pulang naik taksi," kekeh Anggis, setelah itu ia melangkah pergi menjauh dari mereka. Ia tidak bisa tinggal diam kali ini, jangan kira si tua Bangka itu bisa seenaknya mengusik sahabatnya. Terutama, tatapan matanya yang sempat melirik nabila—tunggu.

Anggis menghentikan langkahnya dengan wajah tegang. Kepalanya sontak menoleh ke belakang, melihat Nabila yang juga menatapnya.

Kenapa dia natap Nabila kayak tadi?

Aku baru sadar, selama ini aku gak sepenuhnya tau kehidupan Nabila gimana.

Apa om panca kenal sama Nabila?

Tapi kenal dimana?

Kalau dipikir-pikir lagi, muka mereka sedikit—ah enggak. Gak mungkin. Lo mikir apa sih Anggis, gak mungkin lah mereka ada hubungan darah. Nabila aja baru tau papa Rony hari ini kan? Mungkin cuma kebetulan mirip aja. Lupain, lupain.

Perihal luka [ Sudah Tersedia Di Shopee! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang