Act II

25 5 1
                                    

Setelah terbangun dari koma, Amel harus menghadapi kenyataan pahit bahwa dia tidak punya keluarga yang mencintainya. Dia hanya punya perawat yang merawatnya di rumah sakit sebagai teman dan keluarga. Namun, perawat itu tidak bisa selalu bersama Amel. Dia harus bekerja dan mengurus pasien lain. Dia juga tidak bisa membawa Amel ke rumahnya, karena dia tinggal di asrama perawat.

Amel merasa kesepian dan bingung. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dia tidak tahu harus pergi ke mana. Dia tidak tahu harus hidup bagaimana.

Suatu hari, perawat itu datang dengan kabar baik. Dia mengatakan bahwa ada seseorang yang bersedia menanggung semua biaya keperluan Amel, termasuk biaya perawatan, biaya sekolah, dan biaya hidup. Orang itu tidak mau menyebutkan namanya, tapi dia mengirimkan surat kepada Amel yang berisi ucapan selamat dan harapan agar Amel bisa hidup bahagia.

"Amel, saya tidak tahu siapa orang itu. Tapi dia sangat baik hati dan murah hati. Dia memberi Anda kesempatan untuk memilih sekolah dan tempat tinggal Anda sendiri. Dia juga memberi Anda uang saku yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda. Dia tidak meminta apa-apa dari Anda, kecuali agar Anda menjaga diri Anda dan belajar dengan rajin." perawat itu menjelaskan.

Amel merasa kagum dan penasaran dengan orang itu. Dia merasa ada harapan baru untuk dirinya. Dia merasa ada kebebasan baru untuk dirinya. Dia merasa ada pelindung baru untuk dirinya.

"Tapi, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda masih bisa menjenguk saya? Apakah Anda masih bisa menjadi teman saya? Apakah Anda masih bisa menjadi keluarga saya?" Amel bertanya dengan cemas.

Perawat itu mengangguk. "Tentu saja, Amel. Saya tidak akan pernah meninggalkan Anda. Saya akan selalu menjenguk Anda setiap kali saya punya waktu luang. Saya akan selalu menjadi teman Anda. Saya akan selalu menjadi keluarga Anda. Saya akan selalu mencintai Anda."

Amel tersenyum. Dia merasa lega mendengar jawaban itu. Dia merasa bahagia memiliki seseorang yang setia padanya. Dia merasa beruntung memiliki seseorang yang mencintainya.

"Terima kasih, perawat. Terima kasih telah membantu saya. Terima kasih telah memberi saya harapan. Terima kasih telah memberi saya keluarga." Amel berkata dengan tulus.

Perawat itu tersenyum. "Sama-sama, Amel. Saya senang bisa membantu Anda. Saya senang bisa memberi Anda harapan. Saya senang bisa memberi Anda keluarga."

Amel dan perawat itu berpelukan. Mereka merasakan rasa syukur yang mendalam. Mereka merasakan rasa cinta yang besar. Mereka merasakan rasa bahagia yang luar biasa.

Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Mereka tidak tahu siapa orang misterius itu. Mereka tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas semua yang telah Amel lalui selama ini. Mereka hanya tahu bahwa mereka akan selalu bersama. Mereka hanya tahu bahwa mereka akan selalu mendukung dan melindungi satu sama lain. Mereka hanya tahu bahwa mereka akan selalu mencintai dan menghargai satu sama lain. Mereka hanya tahu bahwa mereka akan selalu membuat hidup lebih baik.

Beberapa hari kemudian, Amel dibawa ke sekolah barunya oleh perawat itu. Dia memilih untuk bersekolah di SMA Negeri 1, sebuah sekolah menengah atas negeri yang terkenal dengan kualitas dan prestasinya. Sekolah itu memiliki fasilitas yang lengkap dan modern. Sekolah itu juga memiliki banyak siswa yang berasal dari berbagai latar belakang dan daerah. Sekolah itu memiliki suasana yang kompetitif dan dinamis.

Amel merasa tertantang dengan sekolah itu. Dia merasa ingin belajar lebih banyak dan mengembangkan potensi dirinya. Dia merasa ingin berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Dia merasa ingin bersaing dengan lebih banyak orang.

Amel juga mulai menarik perhatian banyak orang di sekolah itu. Dia memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang langsing. Dia memiliki kepribadian yang ceria dan ramah. Dia memiliki bakat yang luar biasa dan prestasi yang membanggakan. Dia menjadi idola bagi banyak siswa, terutama siswa laki-laki.

Amel tidak menyadari hal itu. Dia tidak peduli dengan popularitas atau penggemar. Dia hanya ingin menjalani hidupnya dengan bahagia dan bebas. Dia hanya ingin menikmati masa mudanya dengan penuh warna.

Amel juga mulai tinggal di sebuah apartemen mewah yang disediakan oleh orang misterius itu. Apartemen itu memiliki kamar yang luas dan nyaman. Apartemen itu juga memiliki fasilitas yang mewah dan canggih. Apartemen itu memiliki pemandangan yang indah dan menenangkan.

Amel merasa senang dan nyaman dengan tempat tinggalnya. Dia merasa seperti memiliki rumah sendiri. Dia merasa seperti memiliki privasi sendiri. Dia merasa seperti memiliki kehidupan sendiri.

Amel juga mulai menerima banyak hadiah dan surat dari orang misterius itu. Hadiah-hadiah itu berupa barang-barang yang Amel sukai atau butuhkan, seperti baju, sepatu, tas, buku, mainan, dan lain-lain. Surat-surat itu berisi kata-kata yang menyemangati dan menginspirasi Amel, seperti kutipan, puisi, cerita, dan lain-lain.

Amel merasa terharu dan penasaran dengan orang itu. Dia merasa seperti memiliki sahabat karib. Dia merasa seperti memiliki penggemar rahasia. Dia merasa seperti memiliki kekasih misterius.

Amel juga mulai merasakan perasaan yang aneh dan baru bagi dirinya. Dia merasa ingin tahu lebih banyak tentang orang itu. Dia merasa ingin bertemu dengan orang itu. Dia merasa ingin berterima kasih kepada orang itu. Dia merasa ingin mencintai orang itu.

Ini adalah perubahan dari kisah Amel. Ini adalah perubahan dari kisah mereka.

Forgotten LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang