Satu bulan telah berlalu, dan hari yang menentukan telah tiba. Ujian nasional, sebuah momen yang akan menentukan masa depan banyak siswa, termasuk Amel. Langit hari itu tampak cerah, memberikan semangat bagi mereka yang akan berjuang dengan pengetahuan yang telah dipersiapkan selama ini.
Amel, dengan tas ranselnya, berjalan menuju sekolah dengan langkah penuh tekad. Tiba-tiba, sebuah mobil mewah hitam berhenti tepat di sampingnya. Kaca mobil turun, dan terlihatlah Dylan dengan senyum khasnya.
"Naiklah, Amel. Aku tidak ingin kamu terlambat," ucap Dylan, membuka pintu mobil untuknya.
Sebelum Amel sempat menjawab, deru mesin motor terdengar mendekat. Hans muncul dengan motornya yang gagah, menghentikan kendaraannya di sisi lain Amel.
"Ayo, Amel. Aku antar. Lebih cepat dengan motor di pagi hari," kata Hans, menawarkan helm kepada Amel.
Amel terkejut dengan pilihan yang tiba-tiba harus ia buat. Dia melirik Dylan, lalu Hans, merasakan ketegangan yang tercipta diantara mereka berdua. Kedua lelaki itu, yang selalu ada untuknya, kini berhadapan sebagai pilihan yang harus ia tentukan.
Dylan, dengan kelembutan yang selalu ia tunjukkan, berkata, "Amel, pilihlah yang terbaik untukmu."
Hans, dengan semangat yang tak pernah padam, menambahkan, "Tentu saja aku, kan?."
Dylan dan Hans saling beradu pandang, tatapan mereka seperti dua pedang yang bertabrakan di udara. Amel merasa ketegangan di antara mereka, dan dia tahu, momen ini bisa menentukan banyak hal.
Dylan, dengan matanya yang tajam dan senyum misterius, mencoba memahami apa yang ada di pikiran Amel. Dia selalu terlihat tenang, tetapi kali ini, ada ketidakpastian yang menyelimuti wajahnya. Apakah dia akan kehilangan Amel?
Hans, dengan mata berbinar-binar dan semangat yang tak terbendung, menatap Amel dengan penuh keyakinan. Dia selalu berani mengambil risiko, dan kali ini pun tidak berbeda. Apakah dia akan memenangkan hati Amel di hadapan Dylan?
Amel merasa terjepit di antara dua dunia. Di satu sisi, ada kemewahan dan misteri bersama Dylan. Di sisi lain, ada petualangan dan semangat bersama Hans. Dia ingin memilih yang terbaik, tetapi bagaimana caranya?
Tiba-tiba, Amel merasa lelah. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian dua lelaki ini. Dia ingin menentukan nasibnya sendiri. Dengan langkah mantap, dia berjalan menuju trotoar dan meninggalkan Dylan dan Hans yang masih saling menatap.
"Amel!" panggil Dylan, tapi Amel tidak menoleh. Dia terus berjalan, meninggalkan mobil mewah hitam dan motor Hans yang gagah di belakangnya.
Hans berusaha mengejar, tapi Amel menggeleng. "Terima kasih, Dylan. Terima kasih, Hans," katanya dengan suara lembut. "Tapi kali ini, aku akan memilih... berjalan kaki."
Amel melanjutkan langkahnya, meninggalkan dua lelaki itu dengan tatapan kebingungan. Di belakangnya, Dylan dan Hans masih berada di persimpangan jalan, tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Amel berjalan sendiri, langit cerah di atasnya. Dia tahu, tak peduli apa pun pilihannya, hari ini adalah awal dari kisah yang tak terlupakan. Dan mungkin, di ujung jalan, ada kejutan yang menunggunya.
Sesampainya di sekolah, Amel disambut oleh keramaian siswa yang berbicara tentang ujian nasional. Di tengah kerumunan, Rani, ketua OSIS, melangkah mendekat dengan senyum ramahnya.
"Amel, kamu terlihat segar sekali hari ini," sapa Rani, matanya berbinar-binar. "Tapi, kemana Hans? Aku terbiasa melihat kalian bersama."
Amel tersenyum, "Ah, mungkin dia terjebak macet. Kamu tahu kan, jalanan pagi ini pasti penuh dengan siswa yang terburu-buru ke sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Life
Romance[Status : Completed] Start : 23 Mei 2023 - 17 Juni 2024. Genre : Romance. [Sinopsis] Amel, seorang gadis periang yang kini kembali menjalani hidupnya sebagai siswi sekolahan setelah terbangun dari koma selama 5 tahun lamanya. Namun terdengar kabar b...