Keesokan harinya di pagi yang cerah, Amel terbangun dari tidurnya dengan penampilan yang berantakan. Matanya mengucek sejenak, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, Amel merasa apa yang dialaminya hanyalah sebatas mimpi.
Amel beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menuju dapur untuk meneguk segelas air di pagi hari. Sesampainya di dapur, Amel dikejutkan dengan kehadiran Hans yang hanya mengenakan handuk. Sontak, Amel berteriak dan menutup matanya.
"Hans! Apa yang kamu lakukan?!"
"Oh? Aku sedang menyiapkan sarapan untukmu selepas aku mandi, Amel. Dan ngomong-ngomong, selamat pagi Amel," ucap Hans dengan senyumnya.
"Pergilah pakai bajumu dulu!"
Hans bergegas untuk berpakaian, sementara Amel sibuk menyiapkan sarapan. Setelah Hans kembali dengan pakaian yang rapi, suasana di dapur menjadi lebih hangat. Amel, masih dengan pipi merah, mencoba menyembunyikan rasa malunya dengan sibuk mengaduk panci di atas kompor. Hans, yang menyadari keadaan Amel, memutuskan untuk membantu dengan menyiapkan meja makan.
"Kamu tahu, Amel," kata Hans sambil menata piring, "momen kemarin malam itu sangat berarti bagiku."
Amel menoleh, matanya bertemu dengan pandangan Hans yang tulus. "Bagiku juga, Hans," jawabnya, suaranya lembut.
Mereka menikmati sarapan dalam keheningan yang nyaman, sesekali saling bertukar senyuman.
Hans dan Amel memutuskan untuk menghabiskan hari itu dengan berjalan-jalan di kota. Mereka berdua menikmati keindahan taman kota yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang sedang mekar, berbagi gelak tawa sambil memberi makan burung-burung yang berterbangan di sekitar mereka. Di sebuah kafe kecil, mereka duduk di teras luar, menyeruput kopi sambil mengamati orang-orang yang lalu lalang.
"Kamu tahu, Amel," ujar Hans, "aku merasa sangat beruntung bisa berada di sini bersamamu."
Amel tersenyum, matanya berbinar. "Aku juga, Hans. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku bisa merasa sebahagia ini."
Mereka berdua menikmati momen kebersamaan itu, merasa bahwa setiap detik yang mereka habiskan bersama adalah berharga. Ketika hari mulai gelap, mereka berjalan pulang sambil bergandengan tangan, berjanji akan membuat lebih banyak kenangan indah bersama di masa depan.
Sesampainya di apartemennya, Amel yang hendak membuka kunci pintunya seketika disudutkan oleh Hans dari belakang. Tatapan mereka bertemu, dekat dan penuh ketegangan. Perlakuan tiba-tiba ini membuat jantung Amel berdebar kencang.
"Maafkan aku, Amel. Aku selalu ingin melakukan ini padamu setiap waktunya," ucap Hans dengan suara lembut layaknya berbisik.
Namun, sebelum Hans bisa mencium Amel, terdengar derit pintu terbuka. Mereka menoleh dan mendapati Nathalie keluar dari pintu tersebut, diikuti oleh Dylan dari dalam. Amel sontak mendorong Hans menjauh darinya dan beralih menatap Nathalie dan Dylan bergantian.
"Mbak? Tunggu... Dylan?"
Amel kebingungan. Bagaimana bisa Dylan berada di kamar Nathalie?
"Amel... S-saya bisa jelaskan..." Nathalie tergagap.
Namun, sebelum Nathalie melanjutkan ucapannya, Dylan memotong dengan menyapa Amel dan Hans bergantian.
"Senang bisa bertemu denganmu lagi, Amel. Dan saya tidak menyangka bisa bertemu denganmu lagi, Hans."
Hans hanya menatap tajam pada Dylan, tangannya terkepal. Terlihat jelas bahwa Hans membenci Dylan. Di sisi lain, Dylan tetap tenang, tersenyum, dan mengalihkan pandangannya hanya pada Amel.
"Mbak, tolong jelaskan bagaimana bisa kalian berada di satu ruangan yang sama dengan Dylan?" tanya Amel.
Nathalie menghela napas sejenak sebelum mulai berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgotten Life
Romance[Status : Completed] Start : 23 Mei 2023 - 17 Juni 2024. Genre : Romance. [Sinopsis] Amel, seorang gadis periang yang kini kembali menjalani hidupnya sebagai siswi sekolahan setelah terbangun dari koma selama 5 tahun lamanya. Namun terdengar kabar b...