Act VII

12 4 0
                                    

Setelah pertemuan tak terduga mereka, Amel dan Nathalie semakin akrab. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi cerita, tawa, dan harapan satu sama lain. Mereka saling mendukung, menghibur, menghargai dan saling menyayangi.

Suatu hari, Nathalie mendapat kabar bahwa apartemennya yang lama akan dirobohkan untuk pembangunan proyek baru. Dia bingung harus mencari tempat tinggal yang baru. Dia tidak punya banyak uang untuk menyewa apartemen yang bagus. Dia tidak punya banyak teman untuk tinggal bersama.

Amel mengetahui masalah Nathalie. Dia merasa kasihan dan ingin membantu. Dia ingat bahwa ada kamar kosong di apartemennya yang tidak terpakai. Dia punya ide untuk menawarkan kamar itu kepada Nathalie.

"Mbak, saya punya usul. Bagaimana kalau Mbak tinggal di kamar sebelah saya? Kamar itu sudah lama kosong dan saya tidak keberatan kalau Mbak mau pakai." Amel berkata dengan ramah.

Nathalie terkejut mendengar usulan Amel. Dia merasa senang dan terharu. Dia merasa beruntung memiliki sahabat seperti Amel. Dia merasa bersyukur mendapat tawaran seperti itu.

"Amel, benarkah itu? Apakah kamu yakin tidak keberatan? Apakah kamu tidak takut saya akan merepotkan kamu?" Nathalie bertanya dengan ragu.

Amel menggeleng. Dia tersenyum. Dia menunjukkan keikhlasan dan ketulusannya.

"Tidak, Mbak. Saya yakin tidak keberatan. Saya tidak merasa itu akan merepotkan saya. Saya malah senang kalau Mbak mau tinggal di sini. Saya merasa lebih aman dan nyaman kalau Mbak ada di dekat saya." Amel berkata dengan jujur.

Nathalie tersentuh. Dia merasa bahagia dan lega. Dia merasa mendapat solusi dari masalahnya.

"Amel, terima kasih banyak. Kamu benar-benar sahabat yang baik. Kamu benar-benar seseorang yang peduli. Saya menerima tawaran kamu. Saya mau tinggal di kamar sebelah kamu." Nathalie berkata dengan gembira.

Amel dan Nathalie berpelukan. Mereka merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Mereka merasakan kebersamaan yang luar biasa. Mereka merasakan persahabatan yang luar biasa.

Kini mereka tinggal bersebelahan.

Hari itu, Nathalie mulai pindah ke kamar sebelah Amel. Dia membawa barang-barangnya yang tidak banyak. Dia merasa senang bisa tinggal dekat dengan sahabatnya.

Amel membantu Nathalie memindahkan barang-barangnya. Dia merasa bahagia bisa berbuat sesuatu untuk sahabatnya. Dia merasa tidak sabar ingin melihat kamar barunya.

Mereka berdua masuk ke kamar sebelah Amel. Kamar itu cukup luas dan bersih. Kamar itu memiliki jendela yang menghadap ke taman. Kamar itu terlihat nyaman dan menyenangkan.

Nathalie meletakkan barang-barangnya di lantai. Dia mulai mengatur dan menata barang-barangnya. Dia ingin membuat kamar itu menjadi rumah yang nyaman.

Amel melihat barang-barang Nathalie. Dia penasaran dengan barang-barang yang dibawa Nathalie. Dia ingin tahu lebih banyak tentang Nathalie.

Amel menemukan sebuah album foto di antara barang-barang Nathalie. Dia tertarik dengan album foto itu. Dia ingin melihat foto-foto Nathalie.

Amel membuka album foto itu. Dia melihat foto-foto Nathalie yang berbagai macam. Dia melihat foto-foto Nathalie kecil yang lucu, cantik, dan menggemaskan. Dia melihat foto-foto Nathalie bersama keluarga, teman, dan kolega. Dalam foto-foto itu terlihat Nathalie yang tersenyum, tertawa, dan bahagia.

Amel merasa senang melihat foto-foto Nathalie. Dia merasa dekat dengan Nathalie. Dia merasa mengenal Nathalie.

Tiba-tiba, Amel melihat sebuah foto yang membuatnya terkejut dan membuatnya bingung. Dia melihat sebuah foto yang membuatnya penasaran.

Foto itu adalah foto Nathalie bersama seorang pria. Pria itu memiliki rambut hitam, mata coklat tajam, dan setelan jas hitam rapih. Pria itu terlihat tampan dan elegan. Itu terlihat familiar bagi Amel.

Foto itu menunjukkan Nathalie dan seorang pria sedang berpelukan. Mereka berdua tersenyum dan menatap kamera. Mereka berdua terlihat bahagia dan sangat dekat.

Amel merasakan sesuatu yang aneh di hatinya. Rasa penasaran dan iri. Amel ingin tahu siapa pria itu. Amel ingin tahu apa hubungan Nathalie dengan pria itu. Amel ingin tahu apa maksud dari foto itu.

Amel menatap foto itu dengan penuh tanya. Dia tidak menyadari bahwa Nathalie sudah berdiri di belakangnya. Dia tidak menyadari bahwa Nathalie tengah memerhatikan apa yang dia lihat.

Sontak Nathalie bereaksi dengan cepat. Dia merebut album foto itu dari tangan Amel. Dia menutup album foto itu dengan kuat. Dan menatap Amel dengan panik.

Nathalie tidak ingin Amel melihat foto itu. Nathalie tidak ingin Amel tahu tentang pria itu. Nathalie tidak ingin Amel bertanya tentang foto itu.

"Amel, maaf. Kamu tidak boleh melihat foto itu. Foto itu tidak penting. Foto itu tidak ada artinya." Nathalie berkata dengan gugup.

Amel tercengang. Dia merasa heran dan curiga.

"Foto itu tidak penting? Foto itu tidak ada artinya? Lalu, siapa pria itu? Apa hubunganmu dengan pria itu? Mengapa kamu berpelukan dengan pria itu?" Amel bertanya dengan tajam.

Nathalie terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Oh sudahlah, lupakan." ucap Amel menambahkan.

Amel tidak terlalu memikirkan siapa pria dalam foto Nathalie. Dia berpikir bahwa itu adalah masa lalu Nathalie yang tidak perlu dia tanyakan lagi. Dia hanya berpikir bahwa yang penting adalah dia dan Nathalie kembali bersama sekarang.

Amel bergegas kembali ke kamar apartemennya untuk beristirahat. Dia merasa lelah setelah membantu Nathalie memindahkan barang-barangnya. Dia merasa butuh tidur untuk mengembalikan energinya.

Amel masuk ke kamarnya. Dia melepas sepatu dan kaos kakinya lalu mengganti pakaian tidurnya. Amel kemudian berbaring di tempat tidurnya dan menarik selimutnya. Dia mulai memejamkan matanya.

Amel berusaha untuk tidur. Dia berusaha untuk melupakan segalanya. Dia berusaha untuk bermimpi indah.

Namun, Amel tidak bisa tidur. Amel tidak bisa melupakan segalanya. Amel tidak bisa bermimpi indah.

Amel masih memikirkan siapa pria dalam foto Nathalie. Amel masih penasaran tentang hubungan Nathalie dengan pria itu. Amel masih bingung dengan maksud foto itu.

Amel membuka matanya. Dia menatap langit-langit kamarnya. Dia menghela napas.

"Siapa pria itu? Apa hubungannya dengan Nathalie? Mengapa Nathalie berpelukan dengan pria itu?" Amel bergumam dalam hati.

Amel merasakan sesuatu yang mengganggu pikirannya. Amel merasakan rasa tidak tenang. Amel merasakan rasa tidak puas.

Amel ingin tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya. Amel ingin tahu kebenaran dari foto itu. Amel ingin tahu rahasia dari Nathalie. Amel terus memikirkan hal itu hingga ia akhirnya terlelap.

Forgotten LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang