"Jarak tidak akan menjauhkan perasaanku atas dirimu, kecuali kamu yang memilih untuk menjauh dari rasaku."
~Arkhi Izzaddin Khaliq
********
"Saya titip Kala, ya?"
Zahdan seketika tersedak ketika mendengar Arkhi mengucapkan kalimat itu. Setengah gelas teh yang tenggak hampir menyembur wajah Arkhi, untunglah ia bisa menahannya kuat-kuat. Mangkok bakso yang sudah kosong dan setengah sisa es teh yang berada tepat dihadapannya itu segera ia singkirkan ke sebelahnya. Dengan wajah serius, Zahdan menelangkupkan dua tangannya di atas meja.
"Maksud lo apaan?" Tanya Zahdan sedikit aneh dengan ungkapan Arkhi.
Arkhi terdiam sejenak, ada keraguan dalam batinnya untuk mengatakan hal ini, "Saya diterima prakerin di PT. Bagaskara Autocomp Indonesia."
Usai acara pelantikan tadi, Arkhi mengajak Zahdan ke kantin. Dengan alibi akan mentraktir, Arkhi berusaha keras agar Zahdan mau bicara dengannya. Sungguh, Arkhi juga tidak ingin jauh dari Kala, tapi kesempatan emas ini juga tidak boleh disia-siakan begitu saja. Diantara banyak siswa yang ingin masuk PT itu, Arkhi tergolong cerdas untuk bisa diterima dengan leluasa. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?
"Lo yakin nitipin Kala ke gue?" tanya Zahdan. Dari sorot matanya, ia terlihat tidak yakin bisa menjaga amanah dari sahabatnya itu.
"Dengan jarak lebih dari 300KM, rasanya tidak mungkin saya pulang setiap hari. Dan, saya percaya kamu bisa menjaga Kala untuk saya. Hanya tiga bulan, dan setiap bulan saya pasti pulang." Jawab Arkhi berusaha meyakinkan.
Zahdan menghembuskan nafasnya berat. Dengan gerakan cepat, laki-laki itu mendorong tubuhnya untuk bersandar di kursi, "Tapi Kala bukan barang Ar. Dia manusia, cewek, dan lo titipin ke gue? Kocak!"
"Siapa lagi yang bisa saya percaya? Hanya kamu, Dan." ungkap Arkhi penuh penegasan.
Zahdan meraup wajahnya frustasi, "Iya sih, lo kan nggak punya temen selain gue. Buku mulu sih lo! Pacaran aja sama buku!"
Tahu begini, Zahdan tidak akan mau diajak Arkhi ke kantin.
"Saya punya Kala, kenapa harus pacaran dengan buku? Kamu kan yang justru masih jomblo." Ketus Arkhi.
Zahdan memutar bola matanya malas, "Hm... Iya deh yang udah punya pacar. Jomblo sampai halalnya udah dilupain, nih?"
Arkhi mendadak bungkam saat mendengar pernyataan Zahdan. Ya, ia memang memilih jomblo dan menjaga hatinya selama ini. Tapi semua berubah sejak Kala hadir di kehidupannya. Padahal ia tidak mungkin membawa Kala dalam fase halal secepatnya. Ini salah, tapi ia tidak bisa mengelak saat perasaan itu hadir di benaknya.
"Saya... hanya butuh support system, tempat curhat, dan saya butuh sandaran saat lelah dengan buku-buku itu." Jawab Arkhi.
Kerutan tecetak jelas di kening Zahdan, matanya menyipit menelisik ekspresi Arkhi yang kelabakan, "Terus, peran Allah dalam hidup kamu apa?"
Pertanyaan menohok yang kembali terlontar dari bibir Zahdan membuat Arkhi kembali bungkam. Skor 2-0 untuk sekarang. Arkhi harus mengakui kekalahannya.
"Saya minta tolong jagakan Kala untuk saya. Saya harus segera pulang dan berkemas. Assalaamu'alaikum." Balas Arkhi segera beranjak meninggalkan Zahdan. Saat ini, perasaannya sangat sulit dijelaskan. Penyataan Zahdan berhasil memporak-porandakan hatinya.
"Wa'alaikumussalam..." Balas Zahdan dengan santainya.
********
Hubungan jarak jauh mungkin sangat sulit dilakukan, tapi bagaimana jika hubungan jarak jauh dibumbui dengan kurangnya komunikasi dan ketidakstabilan emosi remaja belasan tahun? Mungkin beberapa dari mereka akan memilih untuk menyudahi salah satunya, entah hubungan atau kepentingannya. Meskipun jarak bukan menjadi alasan seseorang untuk berhenti mencintai kekasihnya, tapi kurangnya komunikasi dan pemahaman selalu menjadi momok bagi setiap pasangan jarak jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEZZANINE
Teen FictionMas Ar, begitu panggilan kesayangan dari Kala. Namanya Arkhi Izzaddin Khaliq, laki-laki sederhana yang sedang berusaha menjaga hati dan memilih fokus pada pendidikan dan mimpinya. Tuntutan keluarga membuatnya menjadi laki-laki yang ambisius, cuek da...