Hai, Ochi disini 👋
Siapa yang sayang Mas Arkhi?
Absen dulu!! ☺️
********
Malam telah tiba, diluar terdengar takbir berkumandang saling bersahutan antar masjid satu dengan masjid yang lain. Dijalanan, telah banyak anak-anak kecil yang beramai-ramai ikut menyambut hadirnya hari raya idul fitri. Riuh sekali.
Berbeda dengan Kala, gadis itu justru tengah sibuk berbincang dengan dirinya sendiri diatas balkon rumah ditemani secangkir teh chamomile favoritnya. Ada perasaan lega sekaligus sedih dalam benak gadis berjilbab hitam itu.
"Semoga tahun depan masih bisa bertemu bulan Ramadhan lagi." ucap Kala lirih.
Kala terdiam lagi, pikirannya menerawang jauh. Tentang berbagai kemungkinan yang akan ia hadapi kedepannya. Tentang keputusannya mengambil pendidikan di SMK Gema Mahardhika yang ia tahu akan sekeras apa.
Mata gadis itu memejam sembari menyentuh area dadanya yang terasa nyeri, "Kamu yang kuat, ya? Saya yakin kamu masih kuat, cerita kita masih panjang."
********
Langit biru dengan kabut tebal menghiasi suasana pagi ini. Matahari pun masih malu-malu untuk menampakkan diri. Semilir angin yang berpadu dengan embun membuat siapapun pasti bergidik kedinginan. Dengan jarak pandang hanya tiga meter ke depan, pagi itu Kala sudah bersiap untuk memulai hari pertamanya sekolah pasca libur lebaran.
Berbekal sebuah tas ransel yang penuh dengan buku dan alat tulis, gadis itu sudah rapi dengan seragamnya yang sedikit kebesaran. Seperti orangtua pada umumnya, orangtua Kala pun sengaja membelikan seragam dengan ukuran lebih besar supaya cukup untuk tiga tahun. Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana itu pun hanya bisa pasrah dengan kebiasaan orangtuanya itu.
Kala mengulurkan tangannya, "Bun, Kala berangkat sekolah dulu. Assalaamu'alaikum." pamit gadis berjilbab itu pada ibunya.
"Nggak pakai jaket, Nduk?" Tanya ibu Kala. Namanya Serena, biasa dipanggil Ibu Rena oleh teman-temannya, tapi Kala lebih suka memanggilnya Bunda.
"Nggak Bun, males. Lagian anak bunda ini kuat kok. Ya meskipun sakit dikit, tapi enggak apa-apa, aman." ucap Kala dengan senyum lebarnya.
"Hati-hati. Nggak usah kebut-kebutan."
"Siap, Bunda." Ucap Kala dengan sikap hormat dihadapan ibunya.
Kala segera melenggang dan mengendarai motornya perlahan. Sampai diujung jalan, barulah ia menyalakan lampu depan dan menarik gas lebih kencang, kira-kira 80km/jam. Cukup rendah dari biasanya. Kala tahu kapasitasnya, dengan cuaca berkabut seperti ini, akan sangat berbahaya jika ia memaksa menarik gas motornya lebih kencang lagi.
********
Didepan gerbang sekolah, Kala segera menurunkan kecepatan motornya. Ini hari pertama dia sekolah setelah Masa Orientasi Siswa, tentu saja ia tidak ingin membuat masalah.
"Selamat pagi, Pak." Sapanya pada Pak Qomar, beliau adalah satpam sekolah.
"Pagi." Jawab Pak Qomar singkat. Hal sederhana yang membuat gadis itu senang.
Kala segera meluncur menuju tempat parkir sembari tersenyum bangga karena belum ada satu pun siswa selain dirinya. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama.
Ditengah-tengah kebahagiaannya, Kala menangkap kehadiran seorang laki-laki yang tengah duduk di teras musholla dengan setumpuk buku dimejanya.
"Yah! Ada yang lebih pagi dari gue. Awas aja, besok gue datang ke sekolah lebih pagi. Masa iya gue kalah sama cowok. Parah ih!" Gadis itu sibuk menggerutu hingga ia hampir saja kehilangan kendali motornya. Sejak saat itu, motivasinya untuk lebih rajin semakin meningkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEZZANINE
Novela JuvenilMas Ar, begitu panggilan kesayangan dari Kala. Namanya Arkhi Izzaddin Khaliq, laki-laki sederhana yang sedang berusaha menjaga hati dan memilih fokus pada pendidikan dan mimpinya. Tuntutan keluarga membuatnya menjadi laki-laki yang ambisius, cuek da...