"Hukum lalu lintas aja patuh, masa hukum Allah dilanggar?"Zahdan Adyatama Virendra
Waktu menunjukkan pukul 8.30 malam. Antrian tiket masuk di gerbang SMK Gema Mahardika terlihat mengular. Kala yang baru saja turun dari motor ayahnya itu segera melepas helm dan berpamitan dengan ayahnya. Ya, walaupun gadis itu masih kesal, tapi ia harus tetap menghormati orang tua, kan?
"Assalamu'alaikum..." Pamit Kala seraya mencium tangan ayahnya.
Tanpa basa-basi dan menunggu jawaban, gadis itu berlari sekencang yang ia bisa untuk masuk ke area dalam sekolahnya. Bersyukur Kala dapat tiket VIP, sehingga dengan mudah ia masuk tanpa harus antri."Kala!!" Teriak Ayana di depan UKS. Gadis itu tidak sendiri, ada Nala dan Gita juga disana.
Dengan sigap Kala menghentikan langkahnya. Nafasnya terdengar berat, untunglah lemag jantungnya bisa diajak kerja sama kali ini. Meskipun sesak, setidaknya tidak nyeri seperti biasanya.
"Belum masuk?" Tanya Kala menghampiri sahabat-sahabatnya itu.
"Ya kali kita ninggalin lo." Sahut Nala.
Pipi Kala memerah, baru kali ini ia memiliki sahabat yang siap menunggunya meskipun lama. Sejak malam itu, ia mengikrarkan janji untuk tidak akan secara sengaja melupakan persahabatan mereka.
"Utututuu, manis banget sih..." Ucap Kala untuk menggoda Nala.
"Dih, nggak jelas." Balas Nala kesal.
"Eh Kala, Kal!" Celetuk Gita seraya memutar paksa tubuh Kala membelakanginya.
Mampus.
Kala yang tidak siap hanya bisa pasrah. Gadis itu berputar arah 180 derajat, ia terperanjat saat mata cantiknya menangkap bayangan seorang pria dengan tas ransel dipunggungnya. Bahkan dari siluetnya saja Kala bisa mengenali pemilik bayangan itu. Senyumnya mengembang saat Arkhi melempar senyum ke arahnya.
"Cieeee..." Sorak ketiga sahabat Kala itu.
Dengan gerakan cepat, ketiga sahabat Kala mendorong pelan tubuh Kala, membuat gadis itu maju dan semakin dekat dengan Arkhi.
"Kak, titip sahabat gue ya, jangan diapa-apain." Titah Gita.
"Jangan disakitin, awas ya kak!" Sahut Nala dengan wajah gemasnya.
"Gue percayain Kala sama lo, Kak. Kalau sampai lecet, lo berurusan sama kita bertiga." Ucap Ayana penuh penekanan.
"Udah udah. Kita duluan, bye..." Ucap Nala seraya menarik kedua sahabatnya.
Ketiga remaja itu sengaja memberi waktu dan kesempatan untuk Kala dan Arkhi menghabiskan waktu. Maklum, mereka bertiga adalah saksi hubungan Kala yang aneh. Semacam orang pacaran tapi tidak pernah jalan berdua, mendadak LDR padahal baru jadian, sampai Kala yang menerima Arkhi karena kasihan.
Suasana mendadak canggung saat langkah ketiga sahabat Kala semakin jauh. Kala dan Arkhi sama-sama tidak tau harus memulai pembicaraan darimana.
Arkhi menatap Kala hangat, "Masuk bareng?" Tawarnya.
Kala mengangguk malu-malu, "Boleh. BTW, kok Mas pulang?" Tanya Kala.

KAMU SEDANG MEMBACA
MEZZANINE
Teen FictionMas Ar, begitu panggilan kesayangan dari Kala. Namanya Arkhi Izzaddin Khaliq, laki-laki sederhana yang sedang berusaha menjaga hati dan memilih fokus pada pendidikan dan mimpinya. Tuntutan keluarga membuatnya menjadi laki-laki yang ambisius, cuek da...