PEMILIK SUARA MERDU

203 25 13
                                    

Halo everyone!!!

Apa kabar?

Siapa yang kangen mas Arkhi?

Baca pelan-pelan aja ya, jangan lupa mainkan imajinasimu.

Happy reading ✨

********

Liar angin membelai rambut Arkhi dengan lembut. Suara lagu ayat-ayat cinta dari Rossa ikut mengiringi keheningan sore itu. Di belakang bangku kecil di serambi musholla, Arkhi masih saja sibuk dengan laptopnya.

Tugas sekolah seolah tidak pernah ada hentinya. Dan lucunya, semua tugas itu harus selesai sebelum prakerin bulan depan. Maket, AutoCAD, RAB dan presentasi, semua menuntut untuk diselesaikan dengan segera sebelum prakerin.

"Bismillah, pasti bisa!" Monolognya, menyemangati diri. Arkhi sudah duduk sekiranya satu setengah jam disana.

"Ar, istirahat dulu, lah. Nanti dilanjutin di rumah kan bisa?" Sahut Zahdan dari kejauhan.

Arkhi menoleh sekilas, "Sebentar lagi," balas Arkhi lembut.

"Waktunya sholat ashar, adzan gih! Lo kan bakal menjabat jadi kabag keagamaan setelah periode ini. Jadi ini bakal jadi tanggung jawab lo juga nanti." Titah Zahdan begitu kesal pada sahabatnya itu.

"Biasanya siapa yang adzan?" Tanya Arkhi, pura-pura lupa.

"Ya, elo sih." Zahdan tersenyum canggung sembari menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Sekarang jam berapa?" Saking fokusnya, Arkhi tidak menyadari jika waktu sudah semakin sore.

"Jam empat. Noh, masjid dekat sekolah sudah adzan. Gue tau lo ambis parah, tapi jangan gini juga. Gak inget waktu, kesehatan dilupain. Paling nggak, kesehatan lo tuh pikirin juga, lah." Jawab Zahdan dengan ekspresi memberengut sebal dan menggebu-gebu.

Arkhi segera menutup laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas. Bersahabat dengan Zahdan selama setahun belakangan ini membuat Arkhi hafal dengan mimik wajah sahabatnya itu. Jika sudah begini, tandanya Zahdan sudah tidak bisa dibantah lagi.

"Iya, ketua OSIS badal. Saya adzan sekarang." Ledek Arkhi disertai senyum yang merekah sempurna.

Zahdan terkejut mendengar ucapan Arkhi,  "Sialan lu! Pengen marah tapi bener."

Keduanya tertawa bersama, tidak ada yang bisa membuat Arkhi tertawa selepas ini. Hanya Zahdan, satu-satunya sahabat yang sabar dengan sikap keras kepala dan ambisiusnya Arkhi.

 Hanya Zahdan, satu-satunya sahabat yang sabar dengan sikap keras kepala dan ambisiusnya Arkhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MAKET RUMAH SEDERHANA

********


Dikelas broadcasting, pelajaran telah selesai. Hanya saja, tugas desain sampul skenario membuat Kala harus tinggal dikelas. Menjadi siswa broadcasting tanpa laptop, membuat Kala harus bekerja lebih keras dengan tugas-tugasnya. Desain, skenario, iklan, semuanya wajib laptop, kan?

MEZZANINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang