Mas Ar, begitu panggilan kesayangan dari Kala.
Namanya Arkhi Izzaddin Khaliq, laki-laki sederhana yang sedang berusaha menjaga hati dan memilih fokus pada pendidikan dan mimpinya. Tuntutan keluarga membuatnya menjadi laki-laki yang ambisius, cuek da...
"Mustahil cewek sama cowok bisa berteman tanpa melibatkan perasaan."
~Edmund Jeremy Sutanto
"Woy! Bengong mulu, kesambet entar."
Teguran Jeremy itu memecah lamunan Arkhi. Mata laki-laki itu tampak memerah, beberapa kali ia memejamkan mata dan memijit pangkal hidungnya. Sorot kelelahan tampak jelas dari kedua matanya.
"Ngerjain apa?" tanya Jeremy, penasaran.
"Interior." jawab Arkhi tanpa menoleh.
Jeremy berjalan mendekat. Laki-laki berjongkok disebelah kursi kerja Arkhi. Menatap penuh kagum pada hasil karya laki-laki itu, "Wih, udah tiga dimensi aja lo. Keren."
"Terimakasih."
"Kayaknya bukan AutoCAD, pakai aplikasi apa?" Jeremy yang cukup pemikirannya cukup kritis itu terus bertanya.
"Ini sketchup, mau coba?" tawar Arkhi, memberi makan rasa penasaran rekannya itu.
Jeremy menggeleng, "Nggak, kapan-kapan aja." Jawab Jeremy seraya bangkit dari jongkoknya. "Lo kalau ada apa-apa, cerita sama gue. Jangan bengong."
Jeremy menepuk pundak Arkhi, "Gue duluan." Pamitnya.
Beberapa detik Arkhi terpaku, matanya beralih menatap punggung Jeremy yang semakin jauh. Arkhi menipiskan bibirnya, menimang-nimang lagi keputusannya.
"Je!" Panggil Arkhi pada akhirnya.
Mendengar itu, Jeremy tersenyum puas. Laki-laki itu sudah bisa menebak bahwa Arkhi akan memanggilnya. Jeremy berbalik badan kemudian menyandarkan tubuhnya pada kusen ruang kerja Arkhi.
Jeremy memudarkan senyumnya, berusaha bersikap biasa saja di depan Arkhi, "Ada apa?"
Waktu menunjukkan pukul setengah satu siang, Arkhi masih duduk sendiri di pojok ruang kantin bernuansa putih dengan gaya moderncozy itu. Didepan laptop dan sepotong roti bakar coklat keju lengkap dengan sekotak susu coklat disampingnya, Arkhi masih fokus pada pengerjaan desain plumbing atau sistem penyediaan air bersih dan penyaluran air buangan di dalam bangunan. Sesekali laki-laki itu menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Jeremy yang sudah berjanji untuk ngobrol siang ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada ya orang makan siang pakai roti?" Seloroh Jeremy yang tiba-tiba sudah muncul di depan Arkhi. Laki-laki itu tidak habis pikir dengan Arkhi yang hampir setiap saat mengonsumsi roti dan susu. Apa ia tidak doyan mie instan seperti rekannya yang lain? Padahal nasi dan ayam geprek di food court perusahaan ini cukup menggoda.