BAB 7

761 36 1
                                    

Happy reading....
Jangan lupa vote dan komen nya zeyeng..

*****

Ku kira ayah adalah cinta pertama anak perempuan nya, nyatanya orang pertama yang memberiku banyak luka fisik maupun batin adalah orang yang ku sebut dengan ayah, bahkan untuk memanggil nya ayah pun rasanya tidak pantas ku sematkan untuknya.

*****


Seorang gadis terduduk di lantai dengan seragam sekolah nya sudah tak berbentuk, wajah Serta tubuh gadis itu di penuhi lebam dan juga beberapa bagian yang mengeluarkan darah segar.

Belum sempat Gadis itu berdiri, pria paruh baya yang ada di depan nya kembali menarik paksa tubuh Alena dengan kasar hingga membungkuk. Tak sampai disitu Rangga membawa sebuah gesper dan mulai mancambuk punggung Alena dengan kencang,

Ctas..
Ctas..
Ctas..

Suara gesper dan punggung yang beradu cukup keras, Alena hanya bisa meringis, jujur saja ia mulai merasakan sekujur tubuhnya terasa remuk dan mati rasa namun tak ada sedikitpun air mata yang keluar.


Bugh!
Bugh!
Krek!

Rangga kembali memberikan pukulan dan menginjak tangan kanan Alena, tidak ada raut iba sedikitpun yang tercetak di wajah Rangga, yang ada hanyalah raut penuh kebencian dan murka.

Alvano yang sedari tadi menyaksikan bagaimana Alena di siksa seolah tak mau membantu, namun dalam hatinya ia merasakan desiran aneh, seperti rasa iba? Alvano menggeleng, bagaimana mungkin ia merasa iba?

"Kenapa saya harus mempunyai anak seorang PEMBUNUH?" teriak murka Rangga,

Seolah belum merasakan kepuasan, Rangga menginjak tangan kanan Alena dan menekan nya, tamparan keras kembali Rangga layangkan pada pipi Alena yang kini sudah banyak lebam serta darah segar dari setiap sudut bibirnya.

Plak!

Ini sudah tak asing baginya ini hal yang sudah biasa, alena memegang pipi kirinya dengan menggunakan tangan kiri, ia menatap nanar tangan kanan yang sekarang sudah banyak mengeluarkan darah segar jangan lupakan setiap bagian tubuhnya yang menimbulkan luka memar dan darah segar yang terus menetes. Sakit?  Alena seolah sudah mati rasa. Tidak ada raut sedih dan ringisan yang terdengar hanya ada wajah datarnya yang tampak seolah tidak terjadi apapun saat ini.

"GARA-GARA KAMU ISTRI SAYA MENINGGAL, SEMUA KARNA KAMU ANAK SIALAN!"

Makian dan bentakan itu terus Rangga lontarkan pada Alena hingga kupingnya terasa berdengung, Alena memegang kedua telinganya dengungan yang terjadi setiap Rangga melontarkan kata-kata yang menyakitkan itu, sesak? Bukan rasa sakit yang ia rasakan namun rasa sesak di dadanya yang ia rasakan.

"KENAPA TIDAK KAMU SAJA YANG SAAT ITU MATI? KENAPA HARUS ISTRI KU KENAPA!"

Rangga telah dikuasai oleh kabut amarah, bahkan Rangga tak segan untuk menghancurkan mental anak perempuannya, anak yang sedari lahir ia sayang-sayang hingga semuanya menghilang setelah kejadian beberapa tahun silam yang merenggut nyawa istri tercintanya, dan menjadikan Alena sebagai pelakunya.

Kini tidak ada kata-kata lembut sang ayah untuk nya, hanya ada makian serta pukulan yang setiap hari Alena dapatkan.

"Pergi kamu dari hadapan saya anak sialan, dan jangan pernah menginjakkan kaki mu kembali ke rumah ini. karna mulai hari ini, kamu bukan lah anak saya!" Titah mutlak Rangga yang mengusir Alena setelah semua nafsunya ia keluarkan untuk menyiksa Alena.

ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang