Mungkin kata maaf saja tidak akan cukup untuk menyembuhkan luka mu, namun hanya itu yang bisa kuberikan agar lukamu tidak semakin melebar.
Alvano rafka El-malik
Happy reading..
🦋🦋🦋🦋🦋
Seseorang menepuk pelan bahu Alena, membuat Alena Seketika menoleh kebelakang. Alena memutar bola matanya malas saat mengetahui siapa orang yang menepuk bahunya.
"Kenapa?" Tanya Alena pada lelaki yang umurnya sudah memasuki usia 25 tahun.Lelaki itu tersenyum hangat, "syukurlah Abang ketemu kamu disini Alena." Lelaki itu memegang tangan Alena dan kembali berucap, "Abang kangen kamu Len," lirih lelaki itu,
Alena menghempaskan tangan milik alvano yang memegang tangan nya. Ya, lelaki itu adalah Alvano, ketika sedang berkeliling mencari barang di mall yang sama dengan Alena beserta teman-temannya, Alvano melewati area Timezone dan melihat Alena bersama dengan teman-temannya sedang bermain.
Maurin, Kinara dan Kaizha yang melihat Alena tengah berbincang dengan seorang lelaki yang tidak mereka kenal, akhirnya menghampiri Alena
"Kenapa Len?" Tanya Kaizha yang sudah berada di samping Alena.
Alvano yang melihat beberapa gadis seusia Alena pun tersenyum hangat, "kenalin, saya Alvano Abang alena." Alvano menyodorkan tangan kanannya pada Kaizha, namun belum sempat kaizha menjabatnya, Kinara sudah lebih dulu menyela.
"Hai kak, aku Kinara. Sahabatnya Alena, sekaligus calon kakak iparnya." Ucap Kinara dengan menyelipkan anak rambut pada belakang telinganya.
Alena, Maurin dan kaizha kompak memutar bola matanya jengah.
"Congor lo!" Maurin melepaskan jabatan tangan Alvano dan Kinara.
Alvano mengangguk, ia beralih menatap Maurin dan Kaizha yang belum memperkenalkan diri mereka.
Maurin dan kaizha yang mengerti segera memperkenalkan diri mereka masing-masing, Alvano yang mendengar ucapan para sahabat Alena pun tersenyum hangat. Ia senang karna sekarang Alena mempunyai sahabat. sejak dulu, jangan pun sahabat, sekedar teman biasa pun Alena tak punya.
Malas berseteru dengan Alvano, Alena segera pergi dari sana. namun belum sempat melangkah, sebelah tanganya di cekal oleh Alvano.
"Boleh Abang bicara berdua sama kamu?" Ujar Alvano pelan, ia bukan takut pada Alena. Hanya saja ia takut jika Alena tak mau menuruti permintaannya.Alena berfikir, namun tak lama iya menyetujuinya. "Kalian mau nunggu atau mau pulang?" Tanya Alena pada ketiga sahabatnya, ia tak ingin membuat mereka menunggu.
"Kita tunggu lo di cafe depan aja deh" jawab Maurin, seraya menunjuk sebuah cafe yang masih berada di kawasan mall.
Alena mengangguk, tak lama Alena mengikuti langkah Alvano yang membawanya ke sebuah restoran yang berada di mall ini.
Sebelum duduk, Alvano mendorong kursi untuk Alena duduki. Namun siapa sangka, bukanya mendudukkan dirinya di kursi yang sudah Alvano siapkan, Alena malah duduk di kursi lain. Hal itu membuat Alvano tersenyum miris, tak lama alvano duduk di kursi depan Alena.
"Mau makan apa?" Tanya Alvano saat pelayan restoran memberikan buku menu,
"Nasi goreng sama lemon tea." Singkat Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...