Jangan lupa follow dan vote yaa..
Happy reading...******
Di sebuah rumah yang terbilang cukup mewah, tepat nya markas SAMUDRA geng, terdapat beberapa anggota yang masih setia berada di sana.
"Kira-kira Karel pergi kemana ya?" Zayyan memulai pembicaraan, karna semenjak Karel pergi meninggalkan markas suasana di dalamnya mulai sepi.
"Tadi sih gue denger dia kek marah-marah pas di telpon orang." Raka menimpali.
"Apa iya ada musuh ngajak balapan?" Sahut Putra tapi jika seperti itu, kenapa anggotanya tidak di ajak.
"Mana mungkin, kita udah lama ga adu bacot sama musuh!" Ucapan Gala membuat mereka yang ada disana menganggukkan kepalanya.
"Lo semua pada kepo bener dah sama urusan orang!"
"Gak kepo ga nyaho!" Seruan Zayyan membuat mereka semua terbahak kecuali Alga yang hanya diam memperhatikan mereka.
Alga adalah orang yang dingin dan juga datar sama seperti Karel, namun terkadang ia akan bersuara jika gabut saja.
"Bacot!" Ucap Alga dengan melangkahkan kaki jenjang nya keluar markas.
"Eh tapi ini GPS dari ponselnya lagi ada di deket sini," sahut Devano yang sejak tadi memeriksa ponselnya.
"Lah anjir itu dia ngapain ada disana dah, apa perlu kita susul aja siapa tau dia lgi di serang musuh?" usul Zayyan, namun Devano menolak.
"Ga perlu lah, lagian kalopun ada musuh dia pasti hubungin kita. Terlebih Karel lebih jago berantem di banding kita." ujar Devano yang di benarkan oleh semuanya.
Di lain tempat, tepatnya di mansion Alena. karel baru saja membuka pintu kamar Alena dengan sedikit lebar.
Matanya menelisik sekitar kamar, netra hitam legam milik Karel terfokus pada Alena.
Karel berjalan ke arah ranjang, namun seketika tubuhnya menegang mata nya membulat saat pandangan nya jatuh pada wajah Alena yang terdapat banyak luka lebam, tangan kanan nya pun di perban pada bagian ke 5 jari tangan nya.
Sebenarnya apa yang telah terjadi padanya? Apakah ini alasan gadis itu tidak bersekolah hari ini? Pikirnya.
Karel mendekat, ia duduk pada sisi ranjang di samping Alena. Matanya menatap Alena yang sekarang terbaring lemah, dapat ia lihat jika luka ini masih baru.
Di usap nya pelan pipi Alena yang memerah dan sudut bibirnya sobek, ini bekas tamparan kuat pikirnya.
Alena terusik dalam tidurnya, karna Karel terus mengusap lembut pipi gadis nya.
"Bang?" Suara serak khas orang bangun tidur mengalihkan atensi Karel, Alena bersuara namun matanya masih terpejam.
Tak lama mata Alena mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk melalui celah netranya, Alena terkesiap saat mendapati Karel yang berada di depan nya dan juga tangan yang menyentuh pipinya, ia tepis tangan Karel begitu saja dan terbangun dengan posisi selimut ia tarik.
Ahh! Mungkin ia hanya sedang bermimpi, namun Alena dapat merasakan elusan lembut pada pipinya yang terasa nyata, ia menutup matanya karna elusan nya yang menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...