Happy reading..
******
Pagi telah tiba, Alena sudah siap dengan seragam dan celana jeansnya. Ia melangkahkan kakinya keluar kamar dan menuruni anak tangga. Baru saja sampai di meja makan terlihat Rangga dan juga Alvano sedang menikmati sarapannya namun ia melihat sosok Medusa juga di sana. Ahh, itu Gisela, manusia setengah Medusa julukan yang Alena berikan untuk gisel.
Gisela memang sering berada di rumah papa nya, karna ibunya yang telah meninggal 1 tahun lalu dan papa nya sekarang berada di luar negri tengah mengurus perusahaan yang ada disana. itulah sebab nya Gisel sering berada disini hanya untuk sekedar mampir bahkan menginap.
Papa nya memang lebih menyayangi Gisel di bandingkan dengan dirinya, namun Alena tidak pernah mempedulikan hal itu toh sangat cocok jika jelmaan Medusa akur dengan manusia setengah setan seperti papanya, Eh.
"Pagi Alena.. Mau berangkat sekolah kan? Bareng aku aja ya?" Sapa Gisel saat melihat Alena yang tengah memperhatikan nya sedari tadi.
Alena sudah sangat mengenal tabiat Gisel, dari dulu Gisel tak pernah menyukai nya. Ia hanya akan bersikap baik padanya saat ada Rangga dan juga Alvano.
"Cihh jalang!" Alena berdecak seraya melengos begitu saja, namun pergerakan kakinya terhenti saat mendengar ucapan Alvano.
"lo biasa aja dong, Gisel tuh punya niat baik dan lo malah kaya gitu. bukannya lo yang jalang disini?" Sindiran pedas Alvano membuat Alena kembali menoleh padanya.
"Lo belain dia? Yang adik lo tuh gue apa dia? " tanya Alena sebelum berlalu meninggalkan meja makan, malas sekali rasanya berdebat dengan mereka semua.
Di meja makan terlihat Gisel yang memasang wajah sendunya. "Udah gapapa ka, aku udah biasa ko kaya gini. Kemeren aja Alena jatuhin makanan aku pas jam istirahat," Fitnah Gisel yang membuat rahang Alvano dan juga Rangga mengeras.
"Keterlaluan anak sialan itu, beraninya dia mengganggu mu, Biar om yang akan memberinya pelajaran. kamu tidak usah khawatir sayang." bujuk Rangga yang d angguki Gisel.
Ahh senang sekali rasanya membuat Alena begitu di benci. Ini belum seberapa Alena, liat aja nanti akan gue buat lo makin di benci! Batin nya menyeringai.
Kembali pada Alena yang saat ini telah berada di luar gerbang, hari ini ia akan berangkat menggunakan ojek online namun belum sempat Alena memesan ojol, terlihat mobil sport hitam terparkir di depan rumah nya. Siapa lagi jika bukan Ezra.
Alena hanya memutar bola mata nya malas, namun tak urung ia masuk kedalam mobil Ezra.
"Ngapa lo cengar-cengir?" Ketus Alena pada Ezra yang saat ini tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
"Maaf Len, gue kemarin ga angkat telpon lo, Gue kemarin sibuk banget ngurus perusahaan mana harus meeting lagi." Sesal Ezra yang memang sejak kemarin di sibukkan dengan segala urusannya di kantor.
"Yaudah gapapa, cepetan jalan lama lo!"
Ezra langsung menjalankan mobilnya ke arah SMA CANDRAWASIH, di sepanjang perjalanan tidak ada obrolan antara keduanya sesekali Alena memandangi jalanan ibu kota yang mulai macet.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, kini Ezra memberhentikan mobilnya di depan gerbang SMA Cendrawasih. Alena segera melepaskan seatbelt dan membuka pintu mobil, namun ucapan Ezra mengurungkan niat Alena yang akan keluar.
"Nih buat lo sarapan." ucap Ezra seraya memberikan paper bag berisi sandwich dan beberapa kotak susu coklat.
Alena memandang wajah Ezra, "tumben lo."
"Sebagai ganti karna gue gak angkat telepon lo, sekali lagi maaf ya adek Abang." ujar Ezra seraya mengelus surai panjang Alena.
Alena mengangguk dan tersenyum tipis, "Thanks bang, gue masuk dulu.." Ucap Alena dengan menyalimi tangan Ezra. Meskipun sifat Alena seperti tadi, Namun ia tak akan melupakan sopan santun pada orang yang lebih tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...