Jika boleh aku ingin egois, egois untuk tetap bersama mu meskipun jalan yang kita lalui akan terasa sulit.
Karel Kaizhar Wijaya
Happy reading..
******
Pagi hari di kediaman Kaizhar, Karel sudah rapih dengan seragam SMA Candrawasih, rambutnya yang bergaya undercut ia biarkan sedikit berantakan namun meskipun begitu Karel semakin terlihat tampan, apalagi wahahnya yang seputih susu dan tahi lalat yang berada di samping hidung bagian atasnya semakin menambah pesona seorang pewaris Kaizhar group.
Saat Karel akan keluar dari kamar, pintu kamarnya telah di buka lebih dulu dari luar oleh Maya.
"Bang, boleh Mama masuk sebentar? Ada yang ingin Mama bicarain sama kamu." Ujar Maya di ambang pintu.
"Masuk aja Ma," setelah Karel mengizinkan Maya masuk, wanita paruh baya itu duduk di tepi ranjang dengan Karel yang duduk di samping Maya.
"Jadi gini, Mama keinget sama sahabat lama Mama yang udh 17 tahun gak pernah ketemu lagi. terakhir Mama ketemu dia pas dia lagi ngandung anak keduanya. Tapi tadi malam gatau kenapa Mama mimpi buruk tentang dia. Mama mimpiin dia meninggal Rel, terus ninggalin 2 anaknya." Ujar Maya menjelaskan, tatapan sendunya tercetak jelas di wajah cantiknya.
"Loh itu kan cuma mimpi Ma, gausah terlalu di pikirin dan di anggap serius." Jawab Karel.
Maya menatap mata anak pertamanya, "Mama tahu, tapi Mama pengen nyari dia. Mama kangen sama dia dan penasaran dia sekarang kaya gimana. Cuma kendalanya Mama gak tahu dimana dia sekarang." Maya menatap sendu wajah anak pertamanya, dapat Karel lihat ada rasa khawatir jika mimpi itu menjadi kenyataan.
"Yaudah abang coba buat bantu cari informasi tentang sahabat Mama, Mama gausah terlalu banyak pikiran, abang gak mau Mama sampai sakit gara-gara ini." Karel memegang tangan Maya menyalurkan ketenangan, agar Maya tidak perlu terlalu banyak memikirkan hal ini.
Maya mengangguk dan tersenyum, "Nama sahabat Mama Dinda az-Zahra, dia dulu tinggal di London tapi setelah menikah dengan suaminya Dinda pindah ke Indonesia. Kemungkinan Dinda sudah menjadi WNI sejak 22 tahun yang lalu." Maya mulai menjelaskan semuanya pada Karel,
"Temen Mama bule? Kok namanya Dinda?" Tanya Karel heran.
Maya terkekeh, benar juga pasti Karel akan mengira jika Dinda itu bule.
"Bukan, Dinda memang keturunan bule karna ibunya menikah dengan orang London." Jelas Maya membuat Karel paham.
"Rumit banget kisah keluarganya." Karel menggaruk tengkuknya, "Karel akan cari informasi bareng anak-anak Samudra. Mama sabar dulu ya, semoga ada titik terang tentang sahabat Mama." Karel mengelus punggung tangan Maya.
"Iya sayang, makasih ya. Semoga Mama dapet kabar baik dari kamu."
Din, semoga kita bisa ketemu lagi. Aku harap kamu saat ini masih sehat dan bahagia bersama keluargamu. Batin Maya.
*****
Di sekolah, kini jam pelajaran masih berlangsung. Mereka fokus dengan guru yang berada di depan tengah menjelaskan materi.
"Baik anak-anak, karna bel pulang sudah berbunyi saya akan mengakhiri pelajaran hari ini. Terima kasih." Ucap pak wiranto guru IPA yang kini sudah keluar dari kelas.
Seluruh murid membereskan alat tulisnya, dan berbondong-bondong keluar dari kelas untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Begitu juga dengan Alena, Kaizha dan Maurin mereka sibuk membereskan peralatan tulisnya kedalam tas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...