Happy reading...
*****
Seorang lelaki berlarian di sepanjang koridor bandara dengan menyeret kopernya, lelaki itu tak menyadari keberadaan seseorang di depan nya hingga dirinya tak sadar jika ia menabrak tubuh orang yang berada di depan dan membuat orang itu terjatuh.
Lelaki yang menabraknya menoleh dan mengulurkan tangan nya.
"Sorry, gue gak sengaja." Ujar lelaki itu seraya mengulurkan tangan nya untuk membantu gadis yang ia tabrak tadi.
Gadis itu bangkit tanpa menerima uluran tangan orang di depan nya, ia menoleh dan menatap tajam lelaki itu.
"Lo?" Kaget lelaki menyadari siapa yang ia tabrak tadi.
"Maaf gue ga sengaja, lo gapapa kan?" Tanya Elang, ya lelaki yang menabrak Alena adalah Elang. orang yang pernah membantu Alena pada malam dimana Alena di serang musuh nya.
"Gapapa, gue duluan ya Lang." Ucap Alena seraya pergi meninggalkan Elang.
"Oke, hati-hati." Ucap Elang dengan senyum tipis nya.
Alena segera berjalan memasuki toilet, setelah selesai ia kembali menghampiri Ezra yang kini sudah menunggu nya di parkiran.
Ezra akan mengantarkan Alena ke rumahnya, setelah itu ia harus kembali ke kantor untuk mengurus beberapa berkas. Padahal ia ingin bersantai di apartemennya namun berkas yang harus ia urus sangat penting.
Setelah beberapa menit, Ezra tiba di halaman rumah Alena.
"Bang, lo hati-hati di jalan nya, btw thanks udah nemenin gue." Ucap Alena saat Ezra akan melajukan mobil nya.
"Iya, udah sana lo masuk, diluar dingin gak baik buat kesehatan lo." Perintah Ezra, akhirnya Alena masuk ke dalam mansion.
Alena masuk kedalam dan segera mandi, niat nya ia akan ke rumah sakit untuk memeriksa tangannya yang sejak kemarin masih tidak dapat merasakan apapun. Tangannya bahkan terasa sulit untuk ia gerakkan.
Beberapa menit, ia sudah selesai dengn mandinya dan telah rapih menggunakan hoodie hitam serta celana jeans hitam.
Ia sudah memesan taksi online untuk mengantarkannya kerumah sakit, bukan tanpa alasan ia tak memakai motor atau mobilnya namun keadaan tangannya yang sedang tidak baik-baik saja membuat ia harus memakai taksi, takut jika tangannya kembali tidak bisa ia gerakkan.
Setelah 20 menit di perjalanan, akhirnya Alena sampai di depan lobby rumah sakit Muara Kasih. Dimana rumah sakit ini adalah tempat bekerja Lisa.
Alena berjalan menghampiri meja resepsionis, "Ada yang bisa kami bantu dek?" Sapa seorang resepsionis tersebut.
"Saya mau periksa tangan saya." Jawab Alena singkat.
"Apakah sebelumnya anda sudah membuat janji temu dengan dokter?" Resepsionis itu kembali bertanya,
"Belum."
"Baik, setelah saya cek nomor antrian ternyata sedang kosong. Anda bisa langsung ke ruangan dokter Lisa, ruangannya ada di ujung koridor."
"Terima kasih." Alena pergi dari sana dan berjalan menyusuri koridor rumah sakit untuk mencari ruangan dokter Lisa.
Setelah berjalan cukup dekat, akhirnya Alena menemukan ruangan bertuliskan dr. Lisa Sarasvati. Tanpa menunggu lama Alena mengetuk pintu.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk!" Interupsi dari dalam ruangan membuat Alena masuk, disana dokter Lisa tengah fokus pda laptopnya namun tak lama ia menoleh dan terkejut saat melihat keberadaan Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...