Happy reading..
🦋🦋🦋🦋🦋
"SIAPA LO?!" Pekik Alena, saat lelaki itu akan kembali mendekat
Tak menunggu waktu lama lelaki itu langsung membuka helm fullfacenya, dan tanpa sadar Alena menampar pipi lelaki itu tanpa melihat kearah wajah yang berada di depannya.
"Awwsshh.." lelaki itu meringis menahan perih di pipinya, karna tamparan Alena yang begitu keras.
Mendengar ringisan yang tak asing di pendengarannya, Alena menoleh dan betapa terkejutnya ia ketika menemukan Karel berada di hadapannya tengah memegang pipinya.
"Loh? Kai..? Jadi kamu?" Ucap Alena terbata,
Karel mengangguk dan memeluk kekasihnya, "maaf ya sayang udah bikin kamu takut." Sesal Karel karna membuat Alena takut serta mengikutinya sedari tadi.
Alena berdecak, "ccck, kenapa sih? Gak lucu!" Alena melepaskan pelukan Karel dan pergi menaiki motornya.
"Sayang maaf, aku tadi pagi gak sengaja liat kamu pergi. Yaudah aku ikutin sampe kamu ketemu bang Ezra." Ucap Karel menjelaskan.
"Tapi kenapa gak samperin aja? Kenapa malah ngikutin aku kaya musuh? Untung aja aku gak tendang milik kamu"
Seketika Karel langsung memegangi area sensitifnya, "Jngan gitu sayang, ini tuh masa depan kita nanti."
"Terus kenapa sampe bohong segala bilangnya mama pengen ketemu? Mana alesannya klasik lagi!"
"Itu beneran mama nyuruh aku buat jemput kamu sayang, tapi kamu juga ngapain sama bang Ezra kaya lagi ngin-" belum sempat melanjutkan perkataannya, mulut Karel sudah lebih dulu di bekap oleh Alena.
"Dirumah aja, nanti aku jelasin." Ucap Alena seraya melepaskan bekapannya pada mulut Karel.
Karel mengangguk setuju, keduanya menaiki sepeda motor nya dan melajukannya kearah rumah Alena.
🦋🦋🦋🦋
"Lo gak balik apa? Gue mau berangkat ini!" Ucap Jevano dari arah tangga,
"Iya ini mau balik tenang, oh iya untuk berkas itu!" Tunjuk Ezra pada berkas yang saat ini Jevano pegang, "Katanya pak Abian lagi keluar kota."
"Lah anjir, terus?"
"Ya lo gak usah jadi ke rumahnya pak Abian, orang kaga ada siapa-siapa." Ezra menyengir tanpa dosa.
Jevano menerka semua ucapan Ezra, setelah sadar akhirnya Jevano terkekeh sinis membuat bulu kuduk Ezra meremang.
"lo ke-kenapa anjir Jo?" Tanya gugup Ezra,
"EZRA BANGSAT!!" teriak Jevano, Ezra yang mendengar teriakan Jevano seketika berlari kencang keluar dari rumah Jevan.
"Hahaha, maaf jo tapi ini di luar kendali gue!" Kata Ezra sambil terus berlari menghindari amukan Jevan.
"Punya temen spek Dajjal, untung bos!" Gumam Jevano Pelan.
"YAUDAH YA GUE PULANG DULU JO, SELAMAT BERISTIRAHAT!" teriak Ezra dari depan.
Sorry Jo, tapi gue sama Alena bener² curiga sama lo, tapi semoga kecurigaan itu gak bener jo. Kalo sampe terjadi gue gak tau harus kaya gimana. Batin Ezra.
Kini Ezra mulai melajukan mobilnya untuk kembali ke apartemennya, namun sebelum itu ia akan mampir kerumah Alena terlebih dulu.
Beberapa menit berkendara, akhirnya Ezra sampai dan turun dari mobil dengan 2 kantong kresek yang berada di genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...