Haloo gais gimana kabar nya? Semoga baik dan sehat selalu yaa, oh iyaa author cuma mau ingetin jika di part ini ada adegan kekerasan yang tidak pantas untuk di tiru ya..
Happy reading...
🦋🦋🦋
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, suasana kelas pun sudah mulai sepi hanya menyisakan para inti Samudra, Alena, Maurin dan juga Kaizha yang masih sibuk memasukan alat tulisnya ke dalam tas.
Mereka memang sudah biasa pulang saat keadaan sekolah mulai sepi, selain enggan untuk berdesakan mereka juga malas menjadi pusat perhatian terlebih para inti Samudra yang selalu di tatap dengan tatapan memuja oleh para siswi SMA Candrawasih.
"Rel, motor gue gimana?" Tanya Alena pda Karel.
"Masih di cek, sekarang lo pulang bareng gue aja nanti soal motor lo biar anggota gue yang anterin ke rumah lo." Ucap Karel yang langsung membuat para inti menyindir ketuanya.
"Cih bilang aja lo pengen berduaan sama Alena, pake segala alesan." Sindir Zayyan yang mendapat tatapan tajam dari Karel.
"Gue pulang pake ojol aja." Jawab Alena seraya berdiri dari kursinya.
"Gue gak Terima penolakan!" Karel menggandeng tangan Alena dan membawanya keluar menuju parkiran sekolah yang sudah mulai sepi.
Sebenarnya Alena ingin menolak ajakan Karel karna tadi setelah ia turun dari rooftop, Rangga mengirimkannya pesan yang menyuruh nya untuk pulang ke rumah. Ia sudah menduga jika Gisel pasti sudah mengadu pada Rangga tentang kejadian hari ini, dan ia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi nanti.
Namun Karel malah mengajaknya untuk pulang bersama, tidak mungkin juga menyuruh Karel untuk mengantarkan nya kerumah Rangga, selain karna ia tak ingin orang-orang tahu tentang dirinya, Alena juga tidak ingin mereka mengetahui keadaan keluarganya.
Kini Alena dan Karel sudah sampai di parkiran, "Lo tunggu disini, gue ambil dulu motor." Ujar Karel yang di balas dengan deheman.
"Alena, lo belum pulang?" Tanya Kaizha yang saat ini baru tiba di parkiran bersama Maurin dan para inti Samudra.
Alena menggeleng tak lama Karel berhenti di samping Alena, "Naik!" Alena menurut, ia naik meskipun dalam hatinya sedikit terpaksa.
"Gue duluan," pamit Karel pada para inti, dan langsung melajukan motornya meninggalkan area sekolah.
"Gue liat mereka makin sini malah makin deket." Ucap Devano setelah kepergian Karel dan Alena.
"Emang kenapa? Lagian bagus dong kalo abang gue bisa deket sama Alena, itu artinya abang gue gak gay!" Timpal Kaizha enteng.
Mendengar ucapan Kaizha, sontak membuat para inti dan juga Maurin terbahak. Bisa-bisanya Kaizha berbicara seperti itu, hilang sudah wibawa Karel di depan mereka tapi untung saja Karel tidak ada di sini, jika Karel mendengar ucapan adiknya ini bisa di pastikan Karel akan marah dan merasa tidak mempunyai wibawa.
"Sialan, ketua kita di roasting adiknya sendiri." Sahut Zayyan yang masih tertawa ngakak.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA (a Secret) [ON GOING, REVISI]
Teen FictionALUR HASIL PEMIKIRAN SENDIRI, DI LARANG PLAGIAT!!! Follow dulu sebelum membaca. ini bukan hanya tentang rasa, namun juga tentang luka dan trauma yang di rasakan gadis bernama Alena. luka yang seakan tidak ada habisnya juga trauma nya terhadap hujan...