Dret dret dret
Ponsel Sylla berdering. Matanya mencari kemana mana untuk mencari keberadaan ponselnya. Ia membuka bantal yang ada dikasur, ternyata ponselnya tertindihi. Dilayar ponselnya muncul nama 'Edo' dirinya tidak tau tombol mana yang khusus untuk mengangkat panggilan tersebut, karena baru pertama kali ia memilki ponsel, itupun dirinya membeli dari gaji yang Edo kasih. Dan Sylla membeli itu, karena Edo memaksanya. "Apakah kau tidak membeli untuk dirimu juga?" Kata Edo waktu Sylla hendak membeli ponsel buat adiknya. Gadis itu tidak begitu tertarik membeli ponsel untuk dirinya, tapi karena Edo memaksanya karena katanya ponsel itu penting, maka Sylla membelinya.
"Astaga, bagaimana ini? Ada dua tombol, aku harus pilih yang mana?" ucapnya kebingungan karena terdapat dua tombol hijau dan merah, ragu ragu dirinya menggeser ke atas tombol hijau. Akhir nya ada suara muncul dari ponselnya. Sylla bernafas lega.
"Halo? Sylla kau mendengar suara saya atau tidak?"
"I-iya, Tuan. Saya mendengarkan."
"Dengar ucapan saya baik baik, dan catat apa yang saya bicarakan."
"Sebentar, Tuan." Sylla langsung bergegas mencari kertas dan bolpoint.
"Sudah, Tuan," lapornya. Sylla mencatat apa yang dibicarakan Edo untuk dirinya masuk perkuliahan.
"Bawa itu semua besok. Saya akan mengantarmu kerumah teman saya. Pastikan semua sesuai yang saya katakan."
"Baik, Tuan."
"Baiklah saya tutup telfonnya."
Tut! Panggilan diputuskan oleh Edo.
***
Mobil mewah hitam milik Edo memasuki kediaman halaman rumah Fhang. Keamanan dari rumah itu begitu ketat, bahkan masuk kedalam rumah mereka harus menunjukan kartu identitasnya dan sebelum masuk, penjaga rumah Fhang menelfon tuannya terlebih dahulu untuk membuktikan bahwa mereka datang kerumah itu sesuai ucapan atau tidak.
"Baik, kalian boleh masuk." Penjaga itu mempersilakan mereka memasuki rumah Fhang.
Sylla dan Edo keluar dari mobil. Lagi lagi gadis itu takjub akan kemegahan rumah Fhang yang tak kalah besarnya dari rumah Edo. Sylla akui rumah Fhang bak seperti istana dengan dipenuhi lampu lampu yang indah dengan didepan nya terdapat kolam renang yang luas, dengan disetiap sudut rumah terdapat penjagaan yang begitu ketat. Dan bunyi burung burung berkicau menambah kesan kemegahan rumah Fhang.Ting tung
Pintu tersebut dibuka oleh 2 pelayan dari dalam. Lalu mempersilakan mereka berdua masuk.
"Apakabar lo, Do?" sapa Zaki Fhang. Pria keturunan Cina Indonesia itu pemilik Universitas yang akan Sylla tempati.
Edo dan Zaki mereka berdua saling berpelukan satu sama lain. "Gue baik baik aja. Lo gimana, udah lama kita gak ketemu."
"Tentu, gue baik baik aja. Ayo kalian silahkan duduk," ujar Zaki.
"Maid," panggil Zaki sedikit mengeraskan suaranya. Dua orang wanita langsung datang kehadapan Zaki dengan wajah tertunduk.
"Siap kan hidangan untuk tamu ku," ujar Zaki. Dua maid itu menganggukan kepalanya. Lalu mereka langsung pergi ke dapur untuk melaksanakan perintah dari majikannya.
"Tuan anda tidak perlu repot repot," ucap Sylla membuat Zaki tertawa dengan ucapan gadis belasan itu.
"Kau lucu sekali. Kalian tamu ku, sudah menjadi kebiasaan kami melakukan itu. Tenang saja, aku tidak merasa direpotkan," ujar Zaki sambil tersenyum tipis menambah kesan ketampanannya itu.
Edo melihat interaksi diantara mereka lalu memberikan tatapan tidak suka. Dirinya merasa terabaikan sekarang ini. Lihat lah, bagaimana gadis itu berbicara dengan Zaki dengan melemparkan senyum manisnya. Begitu pula dengan Zaki. Pria itu tertawa karena ulah gadis itu bercerita tentang pekerja dirumah Zak berkepala botak yang tak sengaja ia lihat tadi menyapu halaman sambil marah marah karena burung burung membuat halaman yang sudah dibersihkan kotor kembali.
"Awas kau burung, akan aku jadikan kamu bergedel," ucap Sylla sambil menirukan suara pekerja tadi. Gadis itu kembali tertawa terpikal pikal sampai sudut matanya berair.
"Ekhem," Edo berdehem karena kesal melihat mereka saling bercanda. Sylla seketika langsung berhenti tertawa.
"Kenapa, Do?" tanya Zaki. Edo melirik gadis disampingnya itu dengan lirikan kesalnya. Tentu saja Edo kesal dengan Sylla. Bagaimana gadis itu bisa bercanda tawa dengan seorang yang baru dia kenal, sedangkan Edo, Edo lebih dulu mengenal gadis itu tapi gadis itu tidak pernah mengajaknya bersenda gurau.
"Gak tau tiba tiba tengorokan gue sakit. Entah kenapa gue tiba tiba kaya gini, padahal gue gak terlalu banyak omong," sindir Edo kepada Sylla. Sylla hanya menundukan kepala nya.
"Bentar gue ambilin air." Ketika Zaki hendak berdiri, tiba tiba 2 maid datang dengan membawa makanan dan minuman.
"Minum dulu, Do. Biar tenggorokan lo mendingan," ujarnya sambil mengulurkan tangannya untuk memberi minuman tersebut.
"Gak perlu. Tenggorokan gue udah mendingan. Lebih baik lo kasih ke orang yang lebih membutuhkan, karena terlalu banyak bicara yang tidak penting orang itu jauh lebih membutuhkan." Sylla tau sindiran itu untuk siapa, Sylla merasa tidak enak pada Edo karena terlalu banyak bicara dengan Zaki. Seharusnya dia menjaga etikanya, tidak terlalu banyak bicara.
"Hahahaha lo bisa aja. Mendingan kalian makan dulu. Oh ya, mana berkasnya, Do? Biar asisten gue yang urus."
Sylla langsung memberikan map coklat yang berisi berkas berkas penting. Zaki menerima map tersebut, lalu menelfon asisten nya.
"Asistenku bilang, kau bisa masuk kampus setelah dua hari dalam pengurusan berkasmu," ucap Zaki.
"Baik, Pak."
Selepas bertamu dari rumah Fhang, Sylla dengan tergesa gesa menyusul Edo karena Edo berjalan dengan cepat.
"Tuan. Tungguin saya." Edo tidak menggubris teriakan gadis itu, dia tetap berjalan lurus dimana mobilnya berada.
"Apa Tuan Edo marah kepadaku?" batinnya.
"Tuan Edo." teriak Sylla, lalu dirinya mengambil ancang ancang untuk berlari menyusul Edo. Gadis itu berlari kencang dimana Edo akan membuka pintu mobil. Edo membalikan tubuhnya sehingga Sylla menabrak tubuh kekar Edo.
"Auhh," ringisnya sambil mengusap usap keningnya akibat menabrak dada bidang Edo. Edo terkekeh pelan melihat Sylla meringis kesakitan. Dengan cepat Edo mengubah ekspresinya menjadi datar ketika Sylla akan mendongakan kepalanya.
"Ma-maaf," ucap Sylla dengan wajah sedih.
"Cepat masuk kedalam mobil, saya ada rapat dikantor hari ini." Sylla mengangguk cepat dan dirinya langsung masuk kedalam mobil tersebut agar Edo tidak semakin marah kepadanya.
OoO
Part ini masih netral guys, belum ada konfliknya. Cerita ini masih tergolong banyak kekurangan. Dan tidak sebagus cerita cerita lainnya. Dengan adanya vote & komen itu buat aku semngat untuk buat cerita semenarik mungkin walaupun mood terkadang naik turun wkwkwkwk 😅
Dan aku ucapkan makasih makasih yang udah senantiasa vote/komen❤
See you later guys......
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS EDO
RandomTak kusangka umurku yang hampir menginjak berkepala 4, bisa bisanya aku jatuh cinta kepada seorang gadis yang dimana gadis itu adalah guru privat putri ku. 🔞