Dapur
Di pagi hari ini, Sylla bergelut dengan bumbu bumbu dapur untuk menggantikan Bi Tami. Karena Serin mengeluh lapar, oleh karena itu dirinya berniat membuat makanan untuk keluarga wijaya sekalian. Sylla menyalahkan kompor, tiba tiba seorang dari belakang mengikatkan rambutnya. "Tu-tuan."
Edo tersenyum. "Kau memasak apa?"
"Saya memasak sop ayam. Sebelumnya saya minta maaf karena lancang memasak tanpa meminta izin anda terlebih dahulu karena Serin lapar."
"Tidak perlu minta maaf. Perlu bantuan?"
Sylla menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan."
Edo menganggukan kepalanya. "Oh ya, sekalian buatkan kopi untuk saya."
"Baik tuan." Sambil menunggu Sylla membuatkan kopi, Edo memilih duduk dimeja makan dengan pura pura memainkan ponsel nya agar tidak ketahuan memperhatikan Sylla.
Dret dret dret......
Sylla menoleh kebelakang, ponselnya yang berada dimeja makan bergetar. Sylla mematikan kompornya terlebih dahulu untuk mengangkat panggilan dari seseorang. "Halo?"
"Halo baby."
Gadis itu memutar bola matanya dengan malas.
"Ada apa, Do? Cepet aku lagi sibuk sekarang."
"Iya iya. Gue mau ngajak lo jalan nanti malam bisa gak?"
"Bisa."
"Oke baby. Jangan lupa nanti dandan yang cantik ya. Dadah muachhh."
Sylla terkekeh geli mendengar itu, kemudian ia mematikan ponselnya. Edo memasang ekspresi tidak suka kearah gadis itu. Diam diam dirinya menguping pembicaraan mereka, tapi dirinya tidak mendengar apa yang Sylla bahas dengan orang yang berada ditelfon.
Kemudian Sylla kembali menaruh ponselnya kembali seperti semula. Ketika Sylla sedang sibuk melanjutkan kegiatan nya, Edo buru buru mengambil ponsel gadis itu untuk melihat siapa orang yang menelfon Sylla tadi. Edo menggeram kesal, ketika melihat nama kontak yang sama yang ia lihat sewaktu dirinya menghapus riwayat panggilan. Lalu ada notif pesan masuk diatas.
Aldo
Jam 8 nanti gue kerumah lu. Jangan lupa dandan yang cantik oke.Edo mengumpat dalam hatinya karena ia merasa ada yang menyaingi nya.
"Bocah ini mengajakku bersaing ternyata, lihat saja nanti," gumam Edo tersenyum smirk. Lalu ia meletakan kembali ponsel tersebut seperti semula karena Sylla sepertinya sudah selesai.
***
Malam hari nya, Edo dengan memakai pakaian rapi dengan menyisir rambut nya didepan kaca. Ia berkali kali memandang wajah nya dicermin, apa dirinya sudah terlihat tampan atau belum.
"Daddy," panggil Serin sambil membawa boneka, Edo menoleh kebelakang.
"Ada apa? kenapa kamu belum tidur?" tanya Edo pada Serin.
"Selin gak bisa tidul. Daddy temenin Selin bobo ya?"
"Daddy gak bisa. Daddy harus keluar, kamu sementara ini tidur dirumah kakek kamu dulu ya?" Serin mengangguk semangat, sekian lama dirinya tidak menginap dirumah kakek neneknya.
Edo melihat jam di dinding menunjukkan akan pukul 8 malam. Edo menyambar kunci mobil nya lalu mengangkat tubuh Serin untuk membawanya.
"Daddy tumben kok hali ini ganteng banget? Mau kemana?" tanya Serin. Edo langsung besar kepala tapi putrinya itu mengatakan dirinya tumben terlihat tampan. Maksudnya apa apaan itu.
"Maksud kamu selama ini Daddy gak ganteng?"
"Enggak gitu Daddy. Daddy Selin kan tiap hali ganteng. Emang nya Daddy mau kemana?" tanya Serin sekali lagi.
"Daddy harus bertemu teman kerja Daddy. Makanya Daddy harus terlihat rapi," bohong Edo. Serin ber oh riya saja. Kemudian Edo membuka pintu mobil nya meletakan Serin dikursi depan dan dirinya langsung duduk ditempatnya. Lalu Edo menyalahkan mesin mobil nya untuk menjalankan mobilnya. Pak jamal langsung membukakan gerbang tersebut.
***
"Kita mau kemana sih, Do? Dari tadi gak sampai-sampai," tanya Sylla bosan karena dari tadi Aldo mengajaknya berputar putar tidak jelas.
"Bentar lagi juga sampai, enjoy aja dulu sambil nikmati sepoi sepoi angin," balas Aldo diakhiri dengan kekehannya. Sylla mendengus kesal, karena merasakan pantat nya ini sungguh panas.
Sedangkan dibelakang mereka, seseorang membuntuti dua sejoli itu dengan mobilnya. Pemilik mobil itu menggeram kesal, karena Aldo mengendarai motornya seperti mak mak hamil.
"Sialan lama sekali bocah itu," kesal Edo memukul setir mobil. Edo memberi jarak agar tidak dicurigai 2 sejoli itu dengan mengendarai mobil nya dengan pelan pelan. Dirinya tidak terbiasa mengendari mobil nya seperti ini, karena hari hari nya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.
Edo berkali kali mengumpat tidak sabaran. Jika bukan karena gadis itu, Edo tidak akan melakukan ini. Dirinya ingin tau apa yang mereka akan lakukan.
Butuh beberapa menit, akhirnya mereka sampai ditujuan. Sylla dan Aldo turun dari motor nya. "Ayo," ajak Aldo sambil menggandeng tangan Sylla. Sylla dengan sadar langsung melepaskan genggaman tangan Aldo dengan halus. Untungnya Aldo paham, sehingga dia tidak memasukan kehati.
Didalam mobil Edo melihat momen itu tersenyum puas. Lalu dirinya memakirkan mobil nya.
"Ayo Sylla, lo kenapa ngelamun aja," ucap Aldo.
"Ini pasti makanannya mahal, Do. Mendingan kita makan dipinggir jalan lebih murah dan banyak pastinya." Melihat tempat itu, membuat Sylla tidak enak. Karena kata tetetangga nya,
"Eh iya ayo." Kemudian mereka masuk kedalam resto. Lalu disusul Edo dengan memasuki tempat itu dengan menggunakan masker dan kacamata.
"Duduk sini aja," ujar Aldo sambil menarik kursi untuk Sylla.
"Makasih," ujar Sylla.
"Sama sama," balas Aldo kemudia ia duduk berhadapan dengan Sylla. Lalu Aldo memberi kode kepada pelayan resto untuk menghampiri nya.
"Iya Tuan mau pesan apa?" tanya pelayan itu dengan sopan. Aldo membuka menu makanan,
"Saya pesan King Prawn and oloi sama Rompope," ujar Aldo kemudian pelayan itu mencatat pesanan tersebut.
"Lalu kakak nya?" tanya pelayan itu pada Sylla yang masih kebingungan harus pesan apa karena didalam daftar menu itu tidak ada yang termasuk kategori murah dapat banyak. Semua terlihat mahal dimatanya.
"Saya gak pesan kak hehehe," ucap Sylla sambil tersenyum.
"Loh kok gak pesan sih," saut Aldo. "Mahal." Sylla memberi kode ke cowo itu dengan menggerakan mulut nya tapi tidak bersuara.
Aldo menepuk jidat nya sendiri, baru kali ini dirinya bertemu cewe seperti Sylla. Biasanya teman cewe cewe nya lebih suka ke restoran hanya untuk update igs. "Samain aja mbak pesanan dia," kata Aldo kepada pelayan itu. Lalu pelayan itu pergi.
"Do aku gak usah, kamu aja yang makan."
"Udah diem aja lo. Gue ajak lo keluar makan berarti gue yang bayarin." Kemudian Sylla terdiam dengan menundukan kepalanya sedikit, Aldo malah terkekeh melihat Sylla seperti anak kecil yang habis kena omelan. Sangat menggemaskan batin Aldo.
"Tuan, anda mau pesan apa?" tanya pelayan itu pada Edo.
"Ah Ice Teh aja," jawab Edo.
Sylla membalikan tubuh nya sepertinya ia mengenali suara itu. Apa mungkin Tuan Edo ada disini? Ah pasti hanya suara orang yang mirip. "Kenapa?" tanya Aldo, Sylla menggelengkan kepala.
oOo
Akhir nya update lagi guys😭 maaf banget, kalau nulis moodnya kadang naik turun, jadi ya gini hehehe.Buat kalian yang udah vote&komen makasih banyak semoga kalian sehat selalu❤ yang belum, sekarang yok bisa vote dan komen, karena itu gratissss......😄
See you.......
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS EDO
RandomTak kusangka umurku yang hampir menginjak berkepala 4, bisa bisanya aku jatuh cinta kepada seorang gadis yang dimana gadis itu adalah guru privat putri ku. 🔞