Kenzo is the best

177 7 0
                                    

Mobil bmw i8 milik Edo dengan warna hitam berjalan memasuki area kampus. Semua mata tertuju, tak heran banyak mahasiswa menjerit kagum begitu Edo dan mobilnya masuk ke area parkiran. Begitu Edo keluar dari mobilnya, dirinya semakin menjadi pusat perhatian.

Edo berjalan dengan tegap, dengan memakai kaca mata hitam yang bertengger dihidungnya semakin menambah pesonanya. Baik dari area parkiran hingga menuju ke koridor kampus, disepanjang jalan mahasiswa terus memperhatikannya.

Sesampainya di depan pintu ruangan khusus milik Zaki, Edo langsung mengetok pintu tersebut. Setelah mendengar jawaban dari dalam, Edo langsung membuka pintu tersebut.

Ia melihat Zaki duduk dikursi kerja besarnya dengan laptop diatas meja kerja yang tak kalah besarnya.

"Wihh mas bro, apa kabar," tanya Zaki basa basi.

"Gue baik. Gue mau minta tolong sama lo."

"Duduk dulu, Do," ucap Zaki menyuruh Edo duduk dikursi terlebih dahulu.

"Sorry ya, Do, mejanya berantakan. Ada apa, Do?"

"Gue mau minta tolong, lo suruh seseorang umumin Sylla buat dateng ke sini. Gue tadi coba telfon dia, tapi dia gak ngangkat sama sekali," ujar Edo malah Zaki melemparkan senyuman pada nya.

"Lo kenapa senyum senyum gitu, Ha?"

"Bau bau Serin mau dapet mak baru nih," Zaki menggodanya, Edo langsung melemparkan kertas yang ada didepannya.

"Anjir banget lo. Untung lo temen gue, kalau enggak udah gue---"

"Gak usah banyak bacot, cepet suruh umumin," ucap Edo to the point.

"Iya iya." Lalu Zaki membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang. Setelah itu terdengar suara menggema menyebut nama Sylla Kedokteran Spesialis Bedah 10B diseluruh penjuru ruangan yang ada dikampus.

Setelah menunggu beberapa menit kemudian, seseorang mengetuk pintu.

"Masuk," ujar Zaki.

Pintu terbuka, Sylla sudah berdiri diambang pintu dan melangkah masuk.

"Tuan Edo ada disini?" ujar Sylla. Edo bangkit dari kursinya. "Apa masih ada kelas hari ini?" tanya Edo.

"Kelas sudah selesai, Tuan. Kenapa?"

"Ikut saya." Edo manarik tangan Sylla keluar untuk mengikuti nya. Sylla terlihat bingung. Gadis itu juga terlihat tidak nyaman karena mereka menjadi pusat perhatian selama mereka berjalan dikoridor kampus. Namun seseorang melihat mereka dengan tatapan tidak suka. Orang itu mengepalkan tangannya.

***

"Dia yang mulai duluan, Bu!"

"Lo itu yang mulai duluan. Kalau lo gak dorong Serin, gue gak bakalan ngelakuin hal sama ke lo."

"Halah banci!"

"Lo itu yang banci!"

"STOP!!! Kalau kalian gak bisa saling memaafkan, ibu terpaksa akan manggil orang tua kalian untuk datang kesini!" ucap Bu Sindy guru yang bertugas di ruangan BK. Kenzo dan Zion langsung terdiam dengan menundukan kepala mereka.

"Kalau kalian gak mau saling memaafkan ibu terpaksa memanggil orang tua kalian!" ancam Bu Sindy sembari mengangkat ponselnya bersiap untuk memanggil orang tua mereka.

"BU JANGAN!" ucap mereka barengan.

"Bu Sindy yang cantik, pintar, baik, suka menabung jangan ya, Bu, nanti ibu saya marah marah gimana? Kalau marah suaranya kaya corong," ucap Zion sambil membayangkan ibu nya sedang marah. Zion bergidik ngeri membayangkan itu.

"Saya tidak peduli. Kalian berdua mau saling minta maaf atau tidak? Jika tidak ibu akan--"

"Iya bu iya. Ibu bisa lihat ini, kami udah saling jabat tangan kok bu hehehe," ucap Zion menarik paksa tangan Kenzo agar mau berjabat tangan dengan dirinya. Sedangkan Kenzo memutar bola matanya dengan malas.

"Berjabat tangan doang? Ngomong minta maaf nya mana?"

"Gue minta maaf," ucap Zion dengan berat hati mengucapkan itu, tapi demi menjaga kupingnya agar tetap waras dari amukan ibu nya dirinya rela.

Kenzo membalas ucapan Zion dengan malas juga, "Gue juga minta maaf."

"Nah gitu dong ibu jadi seneng lihat nya. Yaudah kalau gitu kalian berdua boleh kembali ke kelas kalian masing masing. Inget jangan berantem lagi," ujar Bu Sindy lalu diangguki Kenzo dan Zion. Kedua bocah itu lalu berpamitan keluar dari ruangan tersebut.

"Apa lo liat-liat?!" ucap Zion ketus. Sedangkan Kenzo hanya tersenyum smirk.

"Dasar bocah gendeng. Rasanya pengen gue hih aja lo," gerutu Zion sambil menatap sinis Kenzo.

"KENZO......," seseorang gadis tiba tiba berlari sambil berteriak dengan diikuti seorang gadis dibelakang nya siapa lagi kalau bukan Serin dan Melati. Kedua bocah itu menghampiri Kenzo dan Zion.

"Kamu gak dihukum kan sama Bu Sindy?" tanya Serin merasa tidak enak. Baru kali ini Serin merasa tidak enak dengan sepupu nya itu. Karena dirinya, Kenzo harus menghadap Bu Sindy.

Ketika Kenzo hendak menjawab tapi Zion langsung menyela ucapan Kenzo, "Dihukum kenapa? Lo mau gantiin, ha?!"

"Kenzo, Selin minta maaf. Gala gala Selin kamu di hukum," ujar Serin sambil menundukan kepala nya.

"Lo pergi dari sini atau tangan gue--" belum sempat Kenzo menyelesaikan perkataan nya, namun Zion memotong ucapan Kenzo. "Gue cabut. Dasar cengeng." Zion langsung pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Udah jangan nangis, aku gak bakalan dihukum," ujar Kenzo sambil tersenyum manis.

"Benelan?" Kenzo menganggukan kepala nya.

"Yeyyyyyy Selin seneng tau. Akhilnya Selin lega, tadi Selin kawatil banget Ken bakalan dihukum," ucap Serin memasang wajah lega membuat Kenzo gemas hingga mengacak acak rambut sepupunya itu.

"Udah ayo kita balik," ajak Kenzo. Serin menganggukan kepala nya lalu menggandeng lengan Kenzo sambil berjalan, sedangkan Melati dibelakang melihat mereka ketika sedang akur hanya tersenyum tipis.

***
Akhirnya sekian lama aku baru update wkwkwkwk. Maaf guys baru update, soalnya aku nulis ini harus ngumpulin mood dulu ><
Jangan lupa follow akun ig khusus lapak fiksi aku @_istoriya_r
Jangan lupa vote and komen guysss....

See you......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang