Kebahagian Edo

427 23 2
                                    

Tok tok tok

"Masuk," jawab Edo dari dalam. Lalu pintu dibuka oleh seorang wanita dengan membawa sebuah berkas.

"Ada perlu apa?" tanya Edo pada sekretaris nya .

"Ini pak. Ada berkas yang perlu bapak tanda tangani," ujar Reta sambil memberikan berkas tersebut.

"Tinggal kan saja, nanti saya akan menandatangani."

"Baik, Pak. Saya permisi dulu," kata Reta sambil menundukan kepalanya.

"Hemm," balas Edo singkat, kemudian Reta keluar dari ruang kerja Edo. Edo memijat pangkal hidungnya. Kepala nya terasa sesak sedari tadi, banyak sekali yang ia pikiran. Khususnya gadis itu. Edo membuka ponselnya, dia melihat Sylla membagikan story nya di whatsapp. Edo membukanya dislide pertama Sylla membagikan pose wajah nya dengan senyum manisnya. Sudut bibir Edo terangkat melihat itu.

"Manis," kata Edo. Dirinya langsung mengambil foto tersebut, lalu dislide kedua Sylla membagikan video bersama Aqilah lalu tiba tiba muncul seorang pemuda laki laki dalam video itu sedang menjahili Sylla dengan caption 'Si jail😡' Rahang Edo langsung mengeras dengan tangan mengepal.

Edo tau pemuda itu, karena sudah dua kali ia bertemu pemuda sialan itu mengantar Sylla. Siapa lagi kalau bukan Aldo. Edo langsung membuang ponselnya ke sofa. "Sialan."

Pemuda itu benar benar membuat Edo terbakar api cemburu. Edo berfikir Sylla harus menjadi miliknya secepatnya, jika tidak pemuda sialan bernama Aldo itu akan mengambil Sylla dari nya. Tapi bagaimana caranya Edo tidak tau caranya pemuda jaman sekarang melakukan pdkt karena Edo tidak lagi muda, dirinya hampir berkepala 4.

Ponsel Edo tiba tiba berdering dengan keras. Edo menggeram, bunyi ponsel membuat emosinya semakin bertambah. Terpaksa dirinya berdiri untuk mengangkat panggilan tersebut. "Ada apa cepat katakan!" ucap Edo tanpa melihat dengan siapa dirinya berbicara.

"Beginikah caramu berbicara dengan ayah hemm?"

Edo menarik nafasnya lalu menghela nafasnya dengan kasar. Dia tahu pemilik suara ini, dirinya juga tidak menyesal berbicara dengan nada kurang sopan.

"Cepat katakan. Aku tidak punya banyak waktu berbicara dengan mu," balas Edo.

Disisi lain, Deka ayah dari Edo menghela nafasnya dengan pasrah menerima kebencian dari anaknya sendiri. Deka tau putranya itu masih belum bisa menerima pernikahan kedua nya. Pernikahan keduanya membuat Edo marah dengan nya. Karena Edo berfikir, Deka melupakan Ratna ibu kandung Edo sekaligus istri pertama nya yang telah meninggal. Sebenarnya tidak, Deka masih mencintai Ratna tapi disisi lain, Deka butuh pendamping dimasa tuanya.

"Ayah mengundangmu dan putri mu untuk makan malam nanti. Ayah berharap kau bisa datang."

"Aku dan Serin tidak bisa datang. Kami punya acara sendiri," bohongnya padahal Edo tidak memiliki kegiatan apa apa nanti malam.

"Baiklah tidak apa apa. Padahal ayah berharap kau bisa datang, karena ibumu memasak makanan kesukaanmu."

"Dia bukan ibuku! Ibuku Ratna Sri Dwi bukan Kurnia Lestari! Ingat itu, Tuan Deka Gutama," tegas Edo langsung menutup panggil tersebut.

***

Sang surya mulai terbenam, langit langit mulai menunjukan akan kegelapannya. Karena waktu sudah menunjukan pukul 17.23

"Daddy sama kak Sylla kok belum pulang ya? Selin gak sabal nunjukin nilai ulangan Selin," ucap Serin dihati nya sudah menggebu gebu ingin menunjukan hasil nilai ulangannya.

Entah sudah berapa lama gadis itu menunggu di ruang tamu dengan ditemani Bi Tami.

"Sabar ya, Non Serin. Pasti mereka lagi dijalan," jawab Bi Tami karena Edo sudah memberitahu Bi Tami bahwa Sylla akan pulang bersamanya. Edo memang sengaja memberitahu Bi Tami agar Bi Tami menyampaikan hal itu kepada Kasim berhubung karena Kasim tidak bisa dihubungi makanya Edo memberitahu ke Bi Tami supaya Kasim tidak cemas jika Sylla pulang telat.

"Huh Selin gak sabal," ucap Serin tidak sabaran. Bi Tami mendengar itu terkekeh. Dirinya ikut bahagia karena Serin mendapatkan nilai yang sempurna.

"Daddy Kak Sylla," teriak Serin langsung berdiri dan berlari ketika mendapati 2 orang yang telah ia tunggu tunggu sudah memunculkan batang hidungnya.

"Serin jangan berlari seperti tadi nanti kau bisa jatuh," ucap Edo posesif.

"Hehehe iya, Dad," jawab Serin sambil tersenyum menampakan deretan gigi putihnya.

"Kalian beldua lama banget. Selin nungguin dali tadi tau. Iyakan, Bi?" ujar Serin sambil melihat ke arah Bi Tami. Bi Tami hanya menganggukan kepalanya dari kejauhan.

"Kalian kemana aja sih," tanya Serin penasaran. Edo meneguk ludahnya, dirinya memang sengaja pulang telat karena dirinya mengajak Sylla makan diluar untuk bisa bersama dengan gadis itu lebih lama.

"Ahh kita tidak kemana mana," kata Edo, Sylla langsung menatap Edo cengo.

"Yang benel?" tanya Serin tidak percaya.

"Iya. Sudahlah lupakan, ada apa Serin?" tanya Edo.

Serin langsung tersenyum senyum, dengan tangan nya menyembunyikan kertas dibalik badannya. "Selin punya hadiah buat kalian."

"Hadiah apa?" tanya Sylla.

"Tutup mata dulu," suruhnya. Sylla menutup matanya lalu disusul Edo dengan menutup matanya setengah.

"Daddy tutup matanya, gak boleh ngintip!" kesal nya. Edo menghela nafasnya lalu menutup matanya sesuai perintah.

"Jeng jeng jeng." Serin memperlihatkan kertas itu kepada mereka. Sylla mengambil kertas itu matanya yang semula menyipit kini berubah melebar.

"100?" Serin menganggukan kepala nya. Sylla langsung melompat kegirangan dan mengajak Serin dan Edo berputar dengan bergandengan tangan. Mereka berdua mengikuti gerakan Sylla. Dari raut wajah Edo yang pasrah mengikuti gadis itu membuat Bi Tami tertawa. Karena baru kali ini ada seseorang yang berani membuat majikannya itu patuh melakukan perintah nya melakukan hal hal yang konyol.

"Selamat Serin." Sylla memberikan pelukan selamat kepada gadis kecil itu.

"Telimakasih Kak Sylla."

"Ada apa?" tanya Edo kebingungan.

"Tuan lihat ini Tuan. Serin dapat nilai matematika 100." Edo langsung mengambil kertas itu dan betapa terkejut dirinya melihat hasil belajar putri nya selama ini. Edo beralih menatap Serin dan langsung meraih tubuh mungil putri nya itu.

"Daddy geli ihh." Edo memenuhi pipi Serin dengan ciuman. Mata Bi Tami berkaca kaca melihat itu. Karena rasanya kebahagiaan dirumah Wijaya perlahan lahan mulai muncul. Semoga itu terjadi.

"Kau ingin apa? Daddy akan mengabulkan permintaan mu apa saja."

"Serius?" Edo menggangguk.

"Serin ingin Kak Sylla menjadi mommy Serin." Perkataan dari mulut Serin membuat Sylla nyaris terkena serangan jantung. Begitupula dengan Edo, bagaimana bisa putri nya itu sefrekuensi dengan dirinya. Tapi itu ada untungnya juga buat dirinya, setidaknya dirinya tidak perlu susah susah membujuk Serin untuk menerima Sylla sebagai ibu sambung nya nanti karena Edo takut putrinya itu termakan oleh film film ibu tiriku yang jahat.

  oOo
Terimakasih yang udah vote cerita aku :) semoga kalian sehat sehat selalu❤ yang belum vote/komen mulai sekarang bisa yuk vote doang gpp itu aja aku udah seneng😄 Sekali lagi Terimakasih guys.......

See you...............


MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang