Ketakutan Serin

764 31 3
                                    

Sylla Pov

Sudah satu bulan aku bekerja sebagai guru privat Serin putri semata wayang Tuan Edo. Selama satu bulan ini, aku lihat Serin mulai ada perkembangan. Dengan penuh kesabaran aku mengajari gadis itu tentang matematika. Memang agak sulit mengajari anak kecil, tapi aku paham dengan pelan pelan penuh kesabaran gadis itu akan mengerti semua yang aku ajarkan kepada nya. Kata Tuan Edo ketika aku bekerja untuk pertama kalinya dia memintaku untuk menekankan pembelajaran Serin pada mapel matematika. Karena dia memberitahuku, nilai pada mapel matematika Serin benar benar hancur. Maka dari itu, aku berharap hari ini, hari dimana Serin akan menerima raport nya dengan nilai nilai yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Hari ini, aku dirumah. Aku tak lagi bekerja hari ini karena Tuan Edo meminta ku untuk cuti sementara waktu. Sungguh hari ini benar benar membosankan bagiku, karena aku dirumah sendirian tanpa ada seorang pun. Aku mencoba menyibukan diriku dengan kegiatan yang ringan seperti menyiram tanaman.

***

Author pov

Ditengah perjalanan pulang, seorang gadis kecil dengan balutan seragam merah putihnya sambil memegang sebuah raport ditangannya. Hari ini otak nya benar benar kacau, ia bingung apa yang harus ia lakukan dengan raport nya itu. Menyembunyikan dari Daddy nya? Tidak. Itu tidak mungkin. Percuma dirinya menyembunyikan raportnya itu, karena selepas pulang dari kerja, Edo akan menagih raport tersebut.

Sebenarnya hari ini Edo yang datang mengambil raport milik putri nya itu, tetapi karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ia tinggalkan dirinya tidak bisa datang ke sekolah, maka dari itu Edo meminta Pak Kasim yang menggantikan nya.

"Non Serin kenapa diam saja? Dari tadi bapak liat Non Serin diam aja? Kenapa, Non?" tanya Pak Kasim tengah menyetir mobil. Pak Kasim melihat Serin hanya terdiam murung dari spion dalam mobil. Biasanya Serin akan mengoceh bercerita tentang sekolah nya tapi hari ini gadis itu terdiam disepanjang jalan.

Serin mengangkat kepalanya lalu berkata, "Pak Sim Sim, Selin takut kalau Daddy malah, kalena Selin gak bisa pelingkat satu."

"Loh kenapa harus marah? Walaupun gak bisa peringkat satu setidaknya Non Serin dari peringkat 15 ke 10 itu aja udah buktiin bahwa Non Serin ada perubahan."

"Selin takut. Pak Sim Sim apa Daddy udah pulang?" tanya Serin.

"Bapak belum juga tau, Non."

"Pak. Selin gak mau pulang, kita pelgi aja ya. Selin takut sama Daddy," ajak nya.

Bertemu dengan Edo hari ini, tidak lah tepat bagi Serin. Setiap penerimaan raport hidup Serin seperti dihantui. Ia akan merasakan ketakutan pada hari itu, ia takut jika dirinya tidak bisa mendapatkan peringkat pertama karena peringkat pertama dipegang oleh Kenzo sepupu nya sendiri. Karena hal itulah, setiap pertemuan keluarga Edo dan Serin selalu direndahkan oleh ayah dari Edo, maka dari itu Edo terobsesi agar Serin bisa mengalahkan Kenzo dan membungkam orang yang menghina putri nya itu.

"Haduh Non. Bapak gak berani sama Tuan. Nanti Tuan marah gimana?"

"Antelin Selin ke lumah bapak ya? Selin pengen sama Kak Sylla. Selin gak mau kelumah," rengeknya.

Kasim tidak tau harus berbuat apa, menuruti Serin atau menolak nya? Jika dirinya menuruti gadis itu, bisa bisa Edo akan marah kepada nya, tetapi jika tidak Serin akan terkena amarah Edo juga. Kasim tidak tega jika Serin terkena amarah dari Edo.

"Tapi, Non---"

"Antelin Selin.... Selin gak mau kelumah!" Gadis menggelengakan kepala nya dengan kuat. Sekali tidak tetaplah tidak. Ia trauma jika ia pulang dengan peringkat tidak sesuai harapan Edo, Edo akan mengurung dirinya dikamar. Serin tidak akan dibiarkan keluar selama keesokan paginya.

"Bapak telfon Tuan dulu ya?"

"JANGAN! Ayo Pak SimSim kita kelumah bapak," ucapnya diselingi isakan tangis. Kasim bingung menuruti atau tidak. Tangisan Serin makin menjadi jadi, terpaksa ia menuruti putri majikannya itu.

Sesampainya dirumah Kasim yang tidak terlalu megah tapi jika dipandang terlihat sejuk. Karena disekeliling rumahnya, terdapat pohon pohon hijau yang membuat halaman rumah itu menjadi sejuk. "Ayo non mari," ucap Kasim sambil membukakan pintu untuk Serin. Serin meloncat dari dalam mobil lalu berlari kecil menuju kedalam rumah Kasim.

"Kak Sylla," panggilnya sedikit mengeraskan suaranya. Sylla mendengar suara tersebut, langsung mendatangi sumber suara itu.

"Serin, Bapak?" Sylla terkejut mendapati sang Ayah dan Serin berada dirumah sekarang ini.

"Loh kalian kok disini? Ada apa, Pak?" tanya Sylla penasaran. Serin langsung memeluk pinggang Sylla dengan erat. Sylla semakin bingung, ada apa dengan gadis kecil ini. Sylla menggerakan dagunya kepada bapaknya untuk bertanya ada dengan Serin. Kasim memberikan kode kepada Sylla dengan tangannya, bahwa dia akan menjelaskan nanti.  Sylla mengangguk paham. Lalu dirinya mengangkat tubuh Serin dan membawa nya kedalam kamarnya. Sylla membaringkan tubuh mungil gadis itu dikasur, dan dirinya duduk disebelah tubuh Serin.

Telapak tangannya mengusap usap rambut gadis itu hingga gadis itu tertidur. Kasim melihat itu dengan mengintip dari balik pintu ikut merasakan terharu. Dirinya tau, putri nya itu menyukai anak kecil jadi tak butuh waktu lama Sylla bisa akrab dengan anak kecil.

Tak butuh waktu lama Sylla menidurkan Serin. Dengan hati hati dirinya berdiri agar Serin tidak terbangun dari tidurnya. Lalu ia keluar dari kamarnya untuk menemui bapak nya diruang utama. "Non Serin udah tidur, Nak?" tanya Kasim.

"Udah, Pak," jawabnya sambil menaruh bokongnya dikursi.

"Bapak. Sylla buatkan kopi ya?" tawarnya.

"Tidak usah, Nak. Kopi buatanmu tadi masih ada," tolak Pak Kasim halus.

"Iya, Pak. Emm.... Serin kenapa ya, Pak?"

"Non Serin gak mau pulang. Bapak bingung tadi habis ngewakilin Tuan Edo ngambil raport, Non Serin gak mau pulang dia minta dianterin ke sini karena dia gak dapat peringkat satu," jelas Kasim membuat Sylla
mengernyitkan dahinya.

"Kok gitu, Pak?"

"Non Serin takut, Nak, sama Tuan Edo. Jika dia pulang, Tuan Edo akan memarahi Non Serin." Sylla sekarang paham dari penjelasan bapaknya itu. Entah kenapa Tuan Edo memaksakan kehendaknya pada putri nya yang malang itu. Apa penyebab semua itu? Sylla dibuat geleng geleng kepala karena itu.

Pak Kasim tiba tiba merasakan ponsel nya bergetar. Tubuhnya menegang seketika, karena dilayar ponselnya Edo melakukan panggilan kepadanya. Kasim memperlihatkan hal itu kepada Sylla, Sylla menyarankan agar Kasim menarik nafasnya dalam dalam. "Angkat saja, Pak. Bilang ke Tuan Edo, Bapak akan segera pulang." Kasim mengangguk.

"Ha-halo, Tuan?"

"Halo, Pak Kasim. Apa Bapak dan Serin masih disekolah?"

"Iya, Tuan. Kami akan pulang sebener lagi," bohongnya.

"Baiklah. Saya sudah menunggu kalian dirumah sekarang ini."

Kasim melotot tak percaya, "Baik Tuan. Saya akan pulang."

Panggilan diputus oleh Edo.

oOo

Maaf benget telat update, karena banyak banget tugas sekolah🙏
Terimakasih buat kalian yang udah vote dan komen :) sumpah walaupun vote nya gak sebesar cerita lain, aku aja udah seneng kalau ada yang baca+vote/komen cerita aku😭 huhuhu sekali lagi Terimakasih, sehat sehat selalu kalian❤
Yang belum vote/komen yok mulai sekarang bisa :)

See you guys

MAS EDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang